(Minghui.org)
Begitu Huang Junliang dan keluarganya masuk ke dalam mobil mereka
pada 8 Juli, petugas dari Kantor 610 Kota Chibi, Departemen
Keamanan Domestik, dan kantor polisi, yang telah menunggu,
menyergap mereka.
Anak Huang, seorang mahasiswa,
didorong ke tanah dan diborgol. Mereka juga mendorong istri Huang,
yang jatuh kepalanya membentur tanah dan terpotong telinganya.
Huang ditangkap dan dibawa ke Pusat Cuci Otak Wuhan.
Huang Junliang, yang berusia 50-an, berasal dari Kota Chibi. Dia
telah ditangkap lebih dari sekali sejak penganiayaan dimulai pada
tahun 1999. Ia dipukuli dan disiksa di pusat penahanan.
Detil Penangkapan
Ketika keluarga Huang keluar seperti biasa pukul 8 pagi pada
tanggal 8 Juli, mereka tidak menyangka agen Kantor 610 Kota Chibi
telah menunggu mereka. Istri dan Anaknya sangat takut.
Perintah pertama petugas menyuruh Huang dan anaknya untuk keluar
dari mobil. Pemuda itu tahu dia tidak melakukan sesuatu yang salah,
jadi dia menolak keluar. Polisi kemudian menyeretnya keluar dari
mobil.
Saat ia mencoba melawan, petugas memborgolnya dan mendorongnya ke
tanah. Dalam perlawanan itu mereka merobek bajunya, menginjak
punggungnya, dan berusaha menyeretnya ke kendaraan polisi mereka.
Pada saat itu para tetangga berkumpul dan mengecam apa yang mereka
lakukan, sehingga polisi membebaskan putra Huang.
Ketika istri Huang mencoba untuk membantu anaknya, mereka
mendorongnya. Kepalanya membentur tanah, dan telinga kanannya robek
terpotong satu inci. Darah berceceran di lantai.
Seorang tetangga menghampiri dan bertanya, "Ada apa ini? Apakah
Anda menangkap orang-orang ini?" Tetangga lain datang dan berusaha
untuk menghentikan mereka: "Dia menderita migrain. Jika Anda
meretakkan tulang tengkoraknya, bagaimana Anda akan
mempertanggungjawabkannya?" Polisi menanggapi dengan berteriak pada
mereka: "Ini bukan urusan kalian, pergi urus urusan kalian
sendiri!"
Polisi Menangkap Huang dan membawanya ke Pusat Cuci Otak
Wuhan
Sebelumnya Telah Ditahan Dan Dipukul Beberapa
Kali
Pada Maret 2000, Huang dan praktisi lainnya pergi ke Beijing untuk
mengajukan permohonan hak berlatih Falun Gong kepada pemerintah.
Ketika mereka sampai di Distrik Xianning, polisi menangkap dan
menahan mereka di Pusat Penahanan Chibi.
Mereka ditelanjangi dan disiram dengan air dingin. Mereka tidak
berhenti sampai praktisi kehilangan kesadaran. Mereka mengatakan
bahwa ini adalah cara “menyapa” mereka bagi pendatang baru.
Para praktisi dibariskan di dinding. Para penjaga kemudian menyuruh
tahanan yang berbadan besar dan kuat untuk memukul mereka di dada,
dan kemudian menyuruh praktisi berbalik, sehingga narapidana bisa
memukul punggung mereka. Mereka memukul dada praktisi tujuh kali
dan punggung mereka delapan kali.
Kepala narapidana mengikuti perintah penjaga. Jika seorang praktisi
tertangkap melakukan latihan, mereka memukulinya untuk waktu yang
lama. Praktisi harus menghadap ke tembok, berdiri sedekat mungkin
dengan dinding dengan tangan lurus, dan berlutut. Kemudian para
tahanan menendang kakinya. Huang merasa sangat sakit hingga ia
mulai berkeringat. Ketika dia tidak tahan lagi dan bergerak,
narapidana memukulinya sampai ia pingsan.
Pada akhir Oktober 2000 ketika Huang Junliang sedang membagikan
brosur Dafa dan mengklarifikasi fakta, ia dimasukkan ke dalam kamp
kerja paksa. Karena ia tidak bekerja sama di ruang interogasi,
penjaga Ye Jun menutup pintu, ia dan penjaga lain Cai Jinping
mendudukannya di kursi. Mereka memegang bahunya, lalu menumbuk dada
Huang dengan lutut mereka. Huang masih tidak mau bekerja sama,
sehingga para penjaga mulai menendang bagian belakang leher dan
telinganya. Dia tidak bergerak atau tidak bicara apa pun.
Lelah dengan upaya mereka, penjaga mengatakan, "Jika kamu tidak
mengatakan apa-apa, kami akan memukul kamu sampai mati. Itu adalah
perintah dari atas. Tidak peduli di mana kamu akan mencoba menuntut
kami, kamu tidak akan menang." Mereka memaksa dia untuk terus
berlutut di dinding dan menendang punggungnya sepanjang sore.
Ketika mulai ada pendarahan di mulut, Cai Jinping akhirnya
mengatakan kepada Ye Jun untuk berhenti dan menyuruh seseorang
membawa Huang ke sel.
Setelah dia kembali ke sel, Huang mengalami kesulitan bernapas. Dia
merasakan dadanya seolah-olah terbakar. Ketika ia membuka kancing
kemejanya, ia melihat bahwa seluruh dadanya bengkak. Hari
berikutnya, menjadi ungu gelap. Setelah memuntahkan darah selama 15
hari, akhirnya normal kembali.
Pada 1 Agustus 2009, ketika Huang dan praktisi lain menemani ibu
Zhong Shoubang dan adiknya ke Kamp Kerja Paksa Shayang untuk
mengunjungi Zhong, petugas polisi dari Kota Shayang
menangkapnya.
Huang ditahan di Kantor Polisi Shayang dan Pusat Penahanan Kota
Chibi. Ia mulai mogok makan dan dimakankan dengan paksa. Karena ia
berteriak "Falun Dafa baik!" mereka membelenggunya dan
memperlakukannya dengan lebih buruk lagi.
Chinese version click here
English
version click here