(Minghui.org)
Sehari sebelum jadwal pembebasannya dari kamp kerja paksa pada
tahun 2002, Gu Jing, seorang wanita yang berusia menjelang 60 tahun
dipenjara karena keyakinannya pada Falun Gong, diberi suntikan
beracun mungkin dimaksudkan untuk membunuhnya. Pihak berwenang kamp
sangat yakin terhadap akibatnya sehingga mereka melaporkan
"kematian" sebelum waktunya ke kantor polisi setempat segera
setelah itu.
Putri Gu benar-benar bingung pada
hari berikutnya, ketika ia menerima kunjungan dari seorang teman
yang datang untuk menghibur karena ibunya "meninggal." Teman ini
telah mengetahui beberapa informasi orang dalam dari seorang
kerabat yang bekerja di departemen kepolisian, dan keliru berpikir
bahwa ibunya memang meninggal karena suntikan. Ini adalah kejutan
untuk putri Gu, yang belum dihubungi oleh kantor polisi.
Meskipun Gu selamat dari suntikan yang berpotensi mematikan, ia
masih menderita komplikasi hingga 12 tahun kemudian. Dia harus
hidup dengan sakit kepala, tekanan darah tinggi dan perasaan yang
tiba-tiba berat di kepalanya.
Ditangkap dan Disiksa
Gu dari Taian, Provinsi Shandong. Dia pergi ke Beijing pada Bulan
Oktober 1999 memohon hak untuk berlatih Falun Gong, tetapi dia
ditangkap segera setelah ia tiba. Dia ditahan di Kantor Polisi
Yingsheng selama belasan hari, diikuti dengan ditahan di Pusat
Pendatang Taian dan Pusat Penahanan Taian.
Pada Bulan Maret 2000, Gu dibawa ke Provinsi Shandong, Kamp Kerja
Wanita Kedua dalam jangka waktu dua tahun. Dia dilarang tidur dan
disiksa secara mental selama dia di sana. Tekanan darahnya segera
mencapai di atas 280. Dia merasa pusing dan kadang-kadang bingung.
Dia juga menderita batuk hebat dan kadang-kadang muntah darah.
Karena gejala Gu yang mengkhawatirkan, para tahanan khawatir
kemungkinan penyakit menular dan meminta agar dia
dipindahkan.
Potensi Suntikan Mematikan dan Efek Jangka
Panjang
Pihak berwenang kamp kerja paksa akhirnya memutuskan untuk
menempatkan Gu dengan alasan kesehatan bersama praktisi Falun Gong
lain, Liu Chunxiang. Hanya satu hari sebelum dia dibebaskan, Han
Xing, seorang pemimpin tim penjaga, membawa kedua praktisi Falun
Gong ke rumah sakit kamp kerja paksa dan memaksa memberi mereka
suntikan.
Gu segera merasa dirinya mengalami pengetatan jantung dan rasa
sakit yang mengerikan di perutnya. Sulit baginya untuk bernapas.
Dia terus muntah dan menderita diare.
Beberapa hari kemudian, para penjaga kamp kerja paksa membawa Gu ke
Kantor Polisi Yingsheng di Taian sekitar pukul 21:00 tanpa
memberitahu siapa pun. Seorang polisi yang sedang bertugas
memberitahukan keluarganya dan ia kemudian dibawa pulang.
Gu terus berlatih Falun Gong di rumah. Meskipun ia berhasil
bertahan akibat suntikan, dia masih menderita efek sampingnya
selama lebih dari satu dekade kemudian.
Chinese version click here
English
version click here