Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Sekali Lagi Mengubah Konsep Kita

8 Sep. 2014 |   Oleh praktisi dari Daerah Otonomi Xinjiang, Tiongkok


(Minghui.org) Banyak artikel terbaru di situs Minghui membahas tentang proses mengubah konsep. Ini merupakan sebuah topik yang penting bagi praktisi Falun Dafa. Mengenai konsep, beberapa praktisi mungkin menghubungkannya dengan penyakit, penyembuhan, atau pun kesehatan. Namun, ini hanyalah sebagian kecil darinya. Konsep melibatkan seluruh perspektif, yang berfungsi sebagai dasar bagi kita untuk memberi reaksi terhadap dunia.

Pada suatu hari, saya berjalan ke luar ruangan dan menengadahkan kepala ke langit biru. Segala sesuatu di sekitar saya menjadi kabur. Saya seperti merasa sedang berdiri di dalam sebuah kotak. Bangunan-bangunan, bunga, dan hal-hal lain tampak seolah-olah dalam bentuk dua dimensi. Buddha, Tao, dan dewa-dewa semuanya memenuhi langit. Mereka sedang mengamati kita, bagaikan mengamati boneka-boneka dalam sebuah kotak. Salah satu Dewa terkejut karena saya bisa melihat Beliau. Beliau tersenyum, kemudian berpaling untuk berbicara dengan Dewa yang lain. Segala hal yang mengelilingi saya di dunia ini terasa tidak nyata, bagai ilusi.

Saya juga telah melihat manifestasi berbagai konflik di dimensi lain. Konflik bukan disebabkan oleh pihak lain, melainkan oleh karma kita sendiri. Karma seseorang mengganggu pihak lain. Jika orang tersebut membalas, maka karmanya tidak akan lunas. Jika seseorang berdebat atau membicarakan orang lain di belakang, ia mungkin akhirnya mengumpulkan lebih banyak karma. Di masa yang akan datang, hasilnya akan menjadi lebih buruk, dan konflik akan semakin meningkat. Tapi mereka yang terlibat tidak tahu akan hal ini, dan hanya mempermasalahkan benar atau salah di permukaan, yang membuat konflik menjadi semakin rumit dan sulit untuk diselesaikan.

Pada masa awal kultivasi saya, meskipun tahu secara teori bahwa kultivasi bisa mengubah hidup seseorang, saya tidak tahu bagaimana prosesnya. Saya sekarang telah melihat bagaimana kehidupan seseorang telah ditetapkan sejak awal. Ketika ia berusaha keras untuk mengubahnya, nasibnya hanya akan menjadi lebih buruk. Bahkan jika ia berhasil membuat segalanya berjalan sesuai kehendaknya, misalnya dengan menjadi semakin kaya, dia tidak akan bahagia, masalah dan penyakit akan muncul.

Orang sekarang mengatakan "bersenang-senang dahulu bersakit-sakit kemudian," yang sebenarnya bukanlah pernyataan yang benar. Saya melihat orang-orang selalu menderita. Suatu hal yang kelihatan sebagai "kehidupan yang baik" hanya lah apa yang orang lain lihat. Orang-orang dengan "kehidupan yang baik" tidak punya jalan untuk menarik diri mereka dari pergulatan dan penderitaan.

Namun praktisi memandang semua keuntungan duniawi dengan sangat hambar. Jika seseorang mampu toleran terhadap orang lain dan tidak lagi memandang hal-hal berdasarkan keuntungan pribadi yang tidak seberapa, ia sedang melunasi karmanya. Jika seseorang dapat melihat kekurangannya sendiri dalam berbagai konflik, dan mencurahkan usaha keras untuk memperbaiki dirinya sendiri, dia tidak akan menyakiti orang lain. Orang lain juga akan memperlakukannya dengan baik. Mengikuti segala sesuatu secara wajar akan mengurangi kemungkinan mengakumulasi lebih banyak karma, dan sebagai hasilnya hidupnya bisa berubah.

Ketika konflik muncul, sering kali terlihat bahwa orang lain adalah pihak yang salah. Tapi ketika saya menempatkan diri pada posisi orang lain, saya melihat bagaimana saya sebenarnya telah menyakiti mereka. Dulu, ketika orang lain tidak mendengarkan atau tidak membantu saya, saya akan menjadi temperamental, dan bahkan terkadang bereaksi secara berlebihan. Beberapa pikiran saya sangatlah buruk. Orang lain mungkin benar-benar tak habis pikir mengapa saya bisa memperlakukan mereka sedemikian buruk.

Saya menemukan masalah ini setelah saya berkultivasi sekian waktu. Ketika merasa benar, saya akan menemukan alasan atas perilaku saya yang berlebihan. Itu semua karena keuntungan pribadi saya telah tersentuh. Saya terluka, jadi saya balik melukai orang lain. Saya pikir saya melakukan segalanya dengan benar, tetapi gagal menyadari betapa saya telah menyakiti orang lain. Sikap frustrasi saya disebabkan oleh kepicikan saya sendiri dan sikap saya yang kurang memikirkan orang lain.

Saya juga memiliki konsep yang kaku terhadap anggota keluarga saya. Misalnya, ayah harus seperti ini, ibu harus seperti ini, anak-anak harus seperti itu. Saya menjadi marah ketika anggota keluarga gagal untuk memenuhi harapan saya. Ini sebenarnya adalah manifestasi dari keegoisan saya. Harapan saya terhadap orang lain membuat kami semua menderita. Ketika saya menempatkan diri dalam posisi mereka, saya menyadari betapa sulitnya untuk memenuhi harapan saya.

Sebagai praktisi, kita bisa mengubah diri kita sendiri. Seiring meningkatnya Xinxing kita, kita menjadi lebih jernih di tengah-tengah konflik. Guru telah menghilangkan begitu banyak karma bagi kita. Jika tidak, kita tidak akan memiliki peluang untuk berhasil dalam berkultivasi dalam satu kehidupan.

Jika saya tidak berlatih Falun Dafa, mungkin saat ini saya telah termanipulasi oleh kepribadian lama saya, menghabiskan sisa hidup saya dalam keadaan frustrasi, dan akhirnya menyakiti banyak orang. Seorang praktisi dapat melihat melampaui tampilan di permukaan, dan merasakan sukacita dari kebebasan fundamental kehidupan.

Sharing saya kelihatannya sedikit tidak fokus, tapi saya pikir inti pembicaraannya sangat penting. Saya menulis untuk menunjukkan bahwa rekan-rekan praktisi haruslah mencari kekurangan diri sendiri ketika merasa orang lain salah, dan tidak lagi menuruti keterikatan pribadi.

Mohon tunjukkan segala sesuatu yang tidak sesuai.

Chinese version click here
English version click here