(Minghui.org)
Banyak artikel terbaru di situs Minghui membahas tentang proses
mengubah konsep. Ini merupakan sebuah topik yang penting bagi
praktisi Falun Dafa. Mengenai konsep, beberapa praktisi mungkin
menghubungkannya dengan penyakit, penyembuhan, atau pun kesehatan.
Namun, ini hanyalah sebagian kecil darinya. Konsep melibatkan
seluruh perspektif, yang berfungsi sebagai dasar bagi kita untuk
memberi reaksi terhadap dunia.
Pada suatu hari, saya berjalan ke
luar ruangan dan menengadahkan kepala ke langit biru. Segala
sesuatu di sekitar saya menjadi kabur. Saya seperti merasa sedang
berdiri di dalam sebuah kotak. Bangunan-bangunan, bunga, dan
hal-hal lain tampak seolah-olah dalam bentuk dua dimensi. Buddha,
Tao, dan dewa-dewa semuanya memenuhi langit. Mereka sedang
mengamati kita, bagaikan mengamati boneka-boneka dalam sebuah
kotak. Salah satu Dewa terkejut karena saya bisa melihat Beliau.
Beliau tersenyum, kemudian berpaling untuk berbicara dengan Dewa
yang lain. Segala hal yang mengelilingi saya di dunia ini terasa
tidak nyata, bagai ilusi.
Saya juga telah melihat manifestasi berbagai konflik di dimensi
lain. Konflik bukan disebabkan oleh pihak lain, melainkan oleh
karma kita sendiri. Karma seseorang mengganggu pihak lain. Jika
orang tersebut membalas, maka karmanya tidak akan lunas. Jika
seseorang berdebat atau membicarakan orang lain di belakang, ia
mungkin akhirnya mengumpulkan lebih banyak karma. Di masa yang akan
datang, hasilnya akan menjadi lebih buruk, dan konflik akan semakin
meningkat. Tapi mereka yang terlibat tidak tahu akan hal ini, dan
hanya mempermasalahkan benar atau salah di permukaan, yang membuat
konflik menjadi semakin rumit dan sulit untuk diselesaikan.
Pada masa awal kultivasi saya, meskipun tahu secara teori bahwa
kultivasi bisa mengubah hidup seseorang, saya tidak tahu bagaimana
prosesnya. Saya sekarang telah melihat bagaimana kehidupan
seseorang telah ditetapkan sejak awal. Ketika ia berusaha keras
untuk mengubahnya, nasibnya hanya akan menjadi lebih buruk. Bahkan
jika ia berhasil membuat segalanya berjalan sesuai kehendaknya,
misalnya dengan menjadi semakin kaya, dia tidak akan bahagia,
masalah dan penyakit akan muncul.
Orang sekarang mengatakan "bersenang-senang dahulu bersakit-sakit
kemudian," yang sebenarnya bukanlah pernyataan yang benar. Saya
melihat orang-orang selalu menderita. Suatu hal yang kelihatan
sebagai "kehidupan yang baik" hanya lah apa yang orang lain lihat.
Orang-orang dengan "kehidupan yang baik" tidak punya jalan untuk
menarik diri mereka dari pergulatan dan penderitaan.
Namun praktisi memandang semua keuntungan duniawi dengan sangat
hambar. Jika seseorang mampu toleran terhadap orang lain dan tidak
lagi memandang hal-hal berdasarkan keuntungan pribadi yang tidak
seberapa, ia sedang melunasi karmanya. Jika seseorang dapat melihat
kekurangannya sendiri dalam berbagai konflik, dan mencurahkan usaha
keras untuk memperbaiki dirinya sendiri, dia tidak akan menyakiti
orang lain. Orang lain juga akan memperlakukannya dengan baik.
Mengikuti segala sesuatu secara wajar akan mengurangi kemungkinan
mengakumulasi lebih banyak karma, dan sebagai hasilnya hidupnya
bisa berubah.
Ketika konflik muncul, sering kali terlihat bahwa orang lain adalah
pihak yang salah. Tapi ketika saya menempatkan diri pada posisi
orang lain, saya melihat bagaimana saya sebenarnya telah menyakiti
mereka. Dulu, ketika orang lain tidak mendengarkan atau tidak
membantu saya, saya akan menjadi temperamental, dan bahkan
terkadang bereaksi secara berlebihan. Beberapa pikiran saya
sangatlah buruk. Orang lain mungkin benar-benar tak habis pikir
mengapa saya bisa memperlakukan mereka sedemikian buruk.
Saya menemukan masalah ini setelah saya berkultivasi sekian waktu.
Ketika merasa benar, saya akan menemukan alasan atas perilaku saya
yang berlebihan. Itu semua karena keuntungan pribadi saya telah
tersentuh. Saya terluka, jadi saya balik melukai orang lain. Saya
pikir saya melakukan segalanya dengan benar, tetapi gagal menyadari
betapa saya telah menyakiti orang lain. Sikap frustrasi saya
disebabkan oleh kepicikan saya sendiri dan sikap saya yang kurang
memikirkan orang lain.
Saya juga memiliki konsep yang kaku terhadap anggota keluarga saya.
Misalnya, ayah harus seperti ini, ibu harus seperti ini, anak-anak
harus seperti itu. Saya menjadi marah ketika anggota keluarga gagal
untuk memenuhi harapan saya. Ini sebenarnya adalah manifestasi dari
keegoisan saya. Harapan saya terhadap orang lain membuat kami semua
menderita. Ketika saya menempatkan diri dalam posisi mereka, saya
menyadari betapa sulitnya untuk memenuhi harapan saya.
Sebagai praktisi, kita bisa mengubah diri kita sendiri. Seiring
meningkatnya Xinxing kita, kita menjadi lebih jernih di
tengah-tengah konflik. Guru telah menghilangkan begitu banyak karma
bagi kita. Jika tidak, kita tidak akan memiliki peluang untuk
berhasil dalam berkultivasi dalam satu kehidupan.
Jika saya tidak berlatih Falun Dafa, mungkin saat ini saya telah
termanipulasi oleh kepribadian lama saya, menghabiskan sisa hidup
saya dalam keadaan frustrasi, dan akhirnya menyakiti banyak orang.
Seorang praktisi dapat melihat melampaui tampilan di permukaan, dan
merasakan sukacita dari kebebasan fundamental kehidupan.
Sharing saya kelihatannya sedikit tidak fokus, tapi saya pikir inti
pembicaraannya sangat penting. Saya menulis untuk menunjukkan bahwa
rekan-rekan praktisi haruslah mencari kekurangan diri sendiri
ketika merasa orang lain salah, dan tidak lagi menuruti keterikatan
pribadi.
Mohon tunjukkan segala sesuatu yang tidak sesuai.
Chinese version click here
English
version click here