Parade panjang dan penuh warna menghiasi pantai Legian yang asri. Parade dipimpin oleh Marching Band Tian Guo diikuti spanduk keindahan Falun Dafa dan prinsip dasarnya ‘Sejati-Baik-Sabar’; disusul barisan bendera lambang Falun; kemudian spanduk yang menyerukan penghentian penganiayaan serta tuntutan hukum terhadap kejahatan Jiang Zemin mantan pemimpin partai komunis Tiongkok yang mengawali penindasan berdarah terhadap Falun Dafa pada Juli 1999. Prosesi parade diakhiri oleh barisan Genderang Pinggang dalam kostum kuning keemasan yang menarik perhatian pengunjung.
(Minghui.org)
Ratusan pengikut Falun Dafa di Indonesia pada Jumat sore, 25
September 2015 berkumpul di pantai Legian, Bali untuk menggelar
parade di sepanjang pantai Legian.
Suara bass drum serta lantunan alat musik tiup membuat para turis yang sedang tidur-tiduran berdiri dan mendekat, sambil mengabadikan momen dengan kamera, dan ponsel. Anak-anak dengan riang gembira menari mengikuti irama musik. Demikian pula ketika genderang pinggang lewat, beberapa anak mengikuti gerakan berjalan dan memukul genderang. Suasana riang gembira berlangsung sampai matahari terbenam.
Ketika membaca pesan-pesan “SOS – Hentikan Penganiayaan Falun Dafa di Tiongkok, Disiksa karena Keyakinannya, Dibunuh karena Organnya” dan “Hentikan Kejahatan Pengambilan Organ di Tiongkok” maupun “Ajukan Jiang Zemin ke Muka Pengadilan” – raut wajah para pengunjung berubah menjadi serius dan prihatin, banyak turis segera memotret pesan-pesan tersebut dengan smartphones mereka.
Beberapa relawan membagikan
brosur dan bunga lotus kertas kepada pengunjung. Anak-anak turis
mancanegara dan lokal sangat gembira mendapat hadiah bunga lotus
kertas. Banyak turis meminta brosur dan bunga lotus kertas dari
praktisi.
Ketua Himpunan Falun Dafa Indonesia dan koordinator lapangan
menjelaskan tujuan diadakan kegiatan ini.
[Gatot Machali, Ketua Himpunan Falun Dafa Indonesia]:
“Dengan adanya kegiatan ini, masyarakat luas, masyarakat Indonesia,
masyarakat dunia agar lebih paham lagi bahwa Falun Dafa ini
sungguh-sungguh baik tidak seperti berita miring yang disebarkan
dari Partai Komunis Tiongkok dan corong medianya."
[Wayan Manuh, Koordinator Lapangan]:
“Dalam pawai ini kami tidak hanya menampilkan keindahan Falun Dafa
tetapi juga menyingkap penindasan yang dilakukan oleh Partai
Komunis Tiongkok, di mana Jiang Zemin, mantan ketua Partai Komunis
Tiongkok dan dalang dari penindasan Falun Dafa ini supaya diajukan
ke hadapan hukum, untuk menghentikan penindasan terhadap Falun
Dafa.”
“Kita tidak ada unsur politik di sini, tidak ada unsur membenci
suatu negara, kami hanya mengungkap fakta bahwa kami berlatih
meditasi Falun Dafa yang berdasarkan Sejati Baik Sabar, hal yang
demikian baik ini masih ditindas di Tiongkok, jadi hanya
mengungkapkan fakta tersebut, para praktisi masih tengah dibunuh di
sana, kami sebagai manusia beradab wajib menyampaikan kepada
khalayak - jadi ini harus dihentikan, jadi tidak ada sisi
politiknya.”
“Dua tahun terakhir kami melakukan petisi untuk menghentikan
penindasan ini di seluruh dunia termasuk di Indonesia, kami telah
mengumpulkan jutaan tanda tangan untuk menghentikan penindasan ini.
Belakangan ini kami mengumpulkan dukungan publik bagi “pelaporan
kejahatan kemanusiaan yang dilakukan oleh Jiang Zemin” terhadap
orang-orang yang berlatih Falun Dafa, ini akan kami sampaikan ke
Mahkamah Agung di Tiongkok.”
Dalam kegiatan sore itu, tanda tangan yang terkumpul untuk
melaporkan kejahatan Jiang Zemin ke Mahkamah Agung Tiongkok
berjumlah lebih dari 500. Dukungan diperoleh dari turis mancanegara
dan lokal yang kebetulan berkunjung ke pantai Legian.
Manuh melanjutkan, “Tadi pagi kami melakukan serangkaian acara
formasi huruf yang memiliki makna kebersamaan kami sebagai pengikut
Dafa di Indonesia berkumpul bersama di Bali untuk memberi tahu
bahwa Falun Dafa ini baik kepada masyarakat, juga menginformasikan
kepada masyarakat bahwa Falun Dafa masih ditindas dan dianiaya oleh
Partai Komunis Tiongkok.”
Menjelang malam, acara diakhiri
dengan nyala lilin bersama dengan formasi huruf “Falun Dafa” untuk
menggugah hati orang-orang yang masih memiliki hati nurani membantu
menghentikan penindasan dan perampasan organ.
Dalam kegiatan ini, satgas pantai Legian membantu menjaga dan
mengamankan jalannya acara. Seorang relawan mengucapkan terima
kasih kepada koordinator satgas yang sudah membantu mengamankan
kegiatan sehingga berjalan dengan baik. Satgas berkata, ”Saya sudah
mengawasi dan menjaga setiap kegiatan Falun Dafa yang diadakan di
pantai Legian. Saya juga telah mengirimkan anggota yang berpakaian
preman untuk memantau. Saya tahu kegiatan ini sangat damai dan
tidak pernah membuat masalah.”