(Minghui.org) Dalam surat terakhir yang dikirim ke
Senator AS Johnny Isakson, pejabat Departemen Luar Negeri AS
menulis bahwa departemen tetap sangat prihatin perlakuan pemerintah
Tiongkok terhadap praktisi Falun Gong.
Senator Isakson menulis kepada Departemen Luar Negeri pada 24
Agustus, tentang keselamatan adik warga Atlanta Liu Yuelong, Liu
Yueli. Ketika Liu menyerahkan kepada orang materi Falun Gong di
dekat stasiun kereta bawah tanah di Kota Guangzhou, Provinsi
Guangdong, polisi menangkap dan menahannya di Pusat Penahanan
Pertama Guangzhou.
Anggota keluarga Liu ditolak mengunjunginya. Mereka menduga dia
mungkin menghadapi penyiksaan berat dan pencucian otak.
Pada surat tertanggal 4 September, Julia Frifield, Asisten
Sekretaris Bidang Hukum, menulis, "Kami mengangkat penganiayaan
praktisi Falun Gong selama Dialog tingkat tinggi HAM AS-Tiongkok
tahun ini yang disimpulkan awal bulan ini."
Menurut surat itu, sejak tahun 1999 Menteri Luar Negeri telah
menandai Tiongkok sebagai "Negara dengan Perhatian Khusus" di bawah
Undang-Undang Kebebasan Berkeyakinan Internasional untuk
pelanggaran sangat parah kebebasan Berkeyakinan. "Perlakuan
pemerintah terhadap praktisi Falun Gong secara luas dilaporkan
dalam Laporan Tahunan Kebebasan Berkeyakinan Internasional
Departemen Luar Negeri."
"Kami akan terus meningkatkan keprihatinan kami atas perlakuan umum
terhadap praktisi Falun Gong serta kasus-kasus individual, dan
menyerukan kepada pemerintah Tiongkok untuk menghormati hak asasi
manusia universal semua individu di Tiongkok sesuai dengan komitmen
hak asasi manusia internasional Tiongkok," tulis Frifield, "Amerika
Serikat sangat percaya bahwa perlindungan hak asasi
manusia-termasuk kebebasan berkeyakinan-sangat penting untuk
kemakmuran, keamanan, dan stabilitas Tiongkok."