Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

54 Fakta yang Mengungkapkan Bagaimana Bakar Diri di Lapangan Tiananmen Direkayasa untuk Tujuan Propaganda Bagian 1

11 Des. 2015

Tayangan gerak lambat dari program TV Sentral Tiongkok (CCTV) menunjukkan bahwa salah satu perempuan, Liu Chunling—yang menurut versi Kantor Berita Xinhua (corong resmi Partai Komunis Tiongkok) meninggal karena luka bakar—sesungguhnya karena menerima pukulan keras di dahinya, yang terlihat seperti sebuah balok metal, yang digunakan oleh seorang pria dengan mantel militer. Perempuan ini terlihat langsung roboh dan dapat dipastikan tewas seketika akibat pukulan tersebut. Pria yang mengenakan mantel militer sangat jelas terlihat tidak berupaya menyelamatkan Liu Chunling. Siapakah dia? Kenapa ia membunuh Liu Chunling?

1. Liu Chunling Meninggal Akibat Pukulan di Kepala, Bukan Karena Bakar Diri



Terkait benda yang sepertinya melayang dari belakang kepala Liu, beberapa berkata bahwa itu sebuah senjata mematikan, beberapa berkata bahwa itu adalah rambut Liu, dan beberapa lainnya berkata bahwa itu adalah pakaian Liu. Tapi semua analisa mempunyai kesamaan, benda itu tidak berasal dari gas yang disemprotkan alat pemadam api yang digunakan saat itu; faktanya benda itu terhempas ke udara ke arah polisi yang memegang alat pemadam api. Ini mengindikasikan bahwa benda itu tidak keluar dari pemadam api, tapi adalah beberapa potongan benda yang terlempar ke luar dari kepala Liu setelah ia menerima pukulan. Kita dapat melihat benda itu tampaknya bengkok ketika terlempar di udara menunjukkan betapa kerasnya pukulan pada tengkorak kepala Liu dan bagaimana kerasnya pukulan si penyerang. Kita bahkan bisa melihat tangan kiri Liu secara refleks berupaya memegang kepalanya, tepat di mana ia dipukul, ketika ia roboh.

2. Tidak Mungkin Liu Chunling Terbakar Hingga Tewas Seperti Apa yang Diklaim

Dalam adegan di mana Liu Chunling dipukul hingga tewas, kita bisa melihat rambutnya terbakar. Ini berarti jangka waktu ketika ia terbakar sangatlah singkat – tidak mungkin lebih dari beberapa detik. Namun para polisi mulai memadamkan api dari awal timbulnya api. Jika petugas berupaya memadamkan api sedemikian cepat, Liu tidak mungkin tewas karena api, karena petugas pasti telah berhasil memadamkan api sebelum cedera parah terjadi.

3. Artikel Washington Post Memaparkan bahwa Liu Chunling Tidak Berlatih Falun Gong

Pada 4 Februari 2001, harian Washington Post menerbitkan sebuah headline laporan investigasi berjudul: “Api Manusia Menyalakan Misteri Tiongkok – Motif bagi Bakar Diri di Muka Umum untuk Mengintensifkan Pemusnahan Falun Gong.” Artikel ini menyebutkan beberapa fakta termasuk hal berikut:

* Liu Chunling bukanlah warga asli Kaifeng dan mencari nafkah sebagi pendamping tamu di klub malam;

* Liu Chunling kerap memukul ibu dan putri kecilnya;

* Tidak seorangpun pernah melihat Liu berlatih Falun Gong.

Klik di sini untuk membaca laporan.

4. Botol Sprite Plastik, Seharusnya Terisi Bensin, Tidak Terbakar Api

Salah seorang pelaku, Wang Jindong, menggunakan sebuah botol Sprite plastik berwarna hijau yang berisi bensin untuk menyiramkan bensin ke tubuhnya untuk membakar diri. Dalam liputan video, botol Sprite terlihat berada di antara kaki Wang. Sebuah botol plastik terisi bensin seharusnya merupakan benda pertama yang akan meleleh, tapi ternyata tetap utuh di antara kakinya.


5. Wang Mengenakan Pakaian Tebal, Topeng Asbes, Rambut Sepenuhnya Utuh

Pengamatan lebih cermat memaparkan bagaimana rambut Wang masih relatif utuh, dengan sebuah garis lurus pada kepalanya. Rambut terbakar dengan cepat dan seharusnya menjadi benda pertama yang terbakar. Pakaiannya tebal, seperti untuk melindungi dirinya dari api. Ia juga terlihat memakai topeng asbes (perhatikan posisi rambutnya). Semua orang seharusnya memerhatikan bahwa kulit seseorang akan melepuh dalam beberapa detik ketika air mendidih mengenainya, dan mengakibatkan luka bakar yang sangat menyakitkan; tapi kulit Wang seperti tidak terluka akibat api ini. Selanjutnya, ketika bensin terbakar, suhu bisa mencapai 750 derajat Fahrenheit (sekitar 389 derajat Celcius). Tapi telinga, rambut dan kulit kepada Wang tetap utuh setelah peristiwa ini.

Rambut manusia sangat mudah terbakar, terbakar sangat cepat. Faktanya rambut akan terbakar secara menyeluruh hanya dalam hitungan detik jika tidak dipadamkan dengan cepat. Namun, dalam video dugaan bakar diri, terlihat rambut Wang Jindong tidak rusak dari api sama sekali, sementara wajahnya terlihat terbakar hingga berwarna abu-abu. Sumber yang memproduksi video ini ingin orang-orang percaya bahwa api telah membakar wajahnya, tetapi bagian tubuh yang paling mudah terbakar, rambut malah tetap utuh. Menurut laporan, polisi memadamkan api kurang dari semenit. Tidaklah mungkin  rambutnya dapat terhindar dari cedera sedikitpun dalam kobaran api bensin intensitas sedemikian tinggi. Pemeriksaan saksama dari video ini menunjukkan bahwa rambutnya sangat rapi dan seperti tercetak yang tidaklah mungkin jika ia terbakar. Selanjutnya, alis di wajah Jindong juga bahkan tidak terbakar! Bukti ini menandakan bahwa Wang Jindong tidak mungkin telah membakar dirinya sendiri. Ia mungkin telah menggunakan make-up untuk membuat wajahnya terlihat seperti habis terbakar. Atau, Wang Jindong menggunakan bahan bakar khusus, seperti yang digunakan dalam film atau theater, yang membuatnya dapat menghindari cedera fisik tapi menyajikan sebuah pertunjukan nyala api bagi liputan video.

6. Polisi Menunggu Isyarat untuk Menutupi Korban dengan Selimut Pemadam

Dalam film TV Sentral Tiongkok (CCTV), kita melihat seorang polisi menunggu di belakang Wang ketika ia duduk di Lapangan Tiananmen. Hanya setelah Wang Jindong meneriakkan beberapa slogan, polisi menutupinya dengan selimut pemadam api—seperti menunggu aba-aba. Jika ini benar-benar menyangkut hidup atau mati, seseorang pasti akan langsung menutupinya dengan segera.


7. Wang Bisa Berbicara Meskipun Api Bensin Membakar Tubuhnya

Pita suara Wang tidak cedera meskipun berada dalam suhu yang benar-benar sangat tinggi dari api bensin yang terbakar. Ketika seseorang bernapas dengan udara yang begitu panas, pasti akan mengakibatkan cedera pada lidah, pita suara, dan bahkan batang tenggorokan. Untuk seorang pria yang tubuhnya terbakar, suaranya masih baik-baik saja—ia bahkan berteriak dengan lantang dan jelas.

8. Tubuh Wang Jindong Tidak Pernah Terlihat Terbakar

Meskipun Xinhua mengklaim bahwa Wang terbalut oleh api yang membara dan asap, rekaman CCTV tidak pernah memperlihatkan dirinya tengah terbakar atau mengepulkan asap. Lebih lanjut, kekeliruan ini diperparah oleh fakta bahwa selimut pemadam api tidak memadamkan apa pun.

9. Tidak Ada Kata-Kata Wang Jindong atau Posisi Meditasinya yang Mirip Falun Gong

Pejabat Pemerintah berkata bahwa Wang Jindong adalah praktisi Falun Gong, dan ia bertanggung jawab mengoordinasi insiden bakar diri. Kata-kata yang diteriakkan Wang jika dialihbahasakan: “Dafa universal ini adalah sesuatu yang semua orang harus lewati...”

Setiap orang yang telah mempelajari Falun Gong mengetahui bahwa kalimat ini tidak mempunyai makna apa pun dalam Falun Gong. Meskipun demikian, kata-kata ini, dan pose duduk Wang Jindong diambil sebagai dasar bagi klaim Kantor Berita Xinhua bahwa para pelaku bakar diri adalah praktisi Falun Gong. Tidak ada fakta pendukung lainnya. Sesungguhnya, pose duduk Wang juga bukanlah karakteristik Falun Gong.

Falun Gong mensyaratkan praktisi untuk duduk bersila ganda ketika meditasi. Pose yang disebut lotus penuh. Pemula diperbolehkan untuk bersila tunggal, dengan hanya menyilangkan satu kaki, sampai mereka lebih fleksibel, mampu untuk bersila ganda. Seperti yang bisa kita lihat di video, pria yang diklaim Xinhua sebagai praktisi Falun Gong bahkan tidak duduk dengan pose sila tunggal. Media memberitakan bahwa Wang Jindong telah berlatih Falun Gong sejak tahun 1996. Bagi seseorang yang sudah berlatih selama beberapa tahun, bukankah aneh jika ia tidak bisa duduk dalam pose lotus penuh?

Wang juga gagal untuk membentuk pose tangan yang paling mendasar disebut “Jie Yin,” yang merupakan pose pertama dari semua latihan Falun Gong. Semua praktisi Falun Gong belajar untuk membentuk Jie Yin secara benar dengan menyentuhkan ujung kedua jempol. Kita bisa melihat bahwa Wang tidak memposisikan jempolnya secara benar.

Wang mencoba memberikan penjelasan pada wawancara dengan Xinhua pada April 2003: “Ketika saya menyalakan korek api, dengan segera api menyelubungi saya—saya tidak punya waktu untuk duduk dengan postur Dapan jadi saya duduk dengan postur sila tunggal.” Tetapi, kata “Dapan” bukanlah bagian dari Falun Gong, dan Wang tidak melakukan posisi sila tunggal pula di video CCTV.

Banyak orang telah memerhatikan bahwa Wang Jindong duduk persis seperti kebiasaan tentara Tiongkok. Sesungguhnya, menurut juru bicara Organisasi Dunia untuk Investigasi Penganiayaan Falun Gong (WOIPFG), sebuah sumber terpercaya dari Tiongkok mengungkapkan bahwa orang dalam rekaman video sebenarnya adalah seorang perwira Tentara Pembebasan Rakyat.

10. Bunuh Diri dan Pembunuhan adalah Dilarang Keras dalam Falun Gong

Ketika berita “bakar diri” muncul pada 23 Januari 2001, praktisi Falun Gong di seluruh dunia segera meragukannya, karena peristiwa ini melanggar prinsip dasar dari ajaran: Falun Gong secara tegas melarang pembunuhan dan bunuh diri.

Berikut adalah dua kutipan dari Guru Li Hongzhi. Yang pertama dari buku utama Falun Dafa, Zhuan Falun, yang diterbitkan tahun 1995. Yang kedua berasal dari ceramah Guru Li di Sydney tahun 1996, menjawab langsung pertanyaan praktisi tentang bunuh diri.

“Masalah membunuh kehidupan adalah sangat sensitif, bagi praktisi Gong, kita juga menuntutnya dengan ketentuan agak ketat, praktisi Gong tidak boleh membunuh kehidupan. Baik dalam aliran Buddha, aliran Tao maupun metode Gong Qimen, juga tidak dibedakan aliran yang mana, faksi yang mana, asalkan Xiulian Fa ortodoks, semua memandangnya sangat absolut, semua tidak boleh membunuh kehidupan, hal ini adalah pasti. Karena konsekuensi membunuh kehidupan terlalu serius, kami harus berbicara dengan anda dengan lebih saksama. Membunuh kehidupan dalam agama Buddha primitif terutama adalah ditujukan pada membunuh manusia, ini yang paling serius. Kemudian setelah itu termasuk kehidupan yang besar, ternak yang besar atau kehidupan yang agak besar, semua dipandang sangat serius. Mengapa masalah membunuh kehidupan selalu dipandang begitu serius oleh komunitas Xiulian? Dahulu kala agama Buddha mengatakan, bila yang semestinya belum meninggal telah mati terbunuh akan jadi roh sebatang kara atau hantu liar. Dahulu dikatakan melakukan upacara pelimpahan jasa, artinya ditujukan kepada orang-orang semacam ini. Jika tidak dilimpahkan jasa, jiwa ini tidak akan mendapat makan dan minum, berada dalam keadaan yang sangat menderita, ini adalah ajaran yang diajarkan agama Buddha pada waktu yang lalu.” (Zhuan Falun, Masalah Membunuh Kehidupan”)

“Pengikut: Pertanyaan ketiga yaitu dalam buku disinggung tentang masalah membunuh kehidupan. Membunuh kehidupan adalah semacam karma dosa yang sangat besar, bila seseorang bunuh diri, apakah terhitung dosa atau tidak?

Shifu: Terhitung dosa. Masyarakat umat manusia sekarang ini sudah tidak baik, hal yang aneh dan ganjil macam apa pun semuanya telah muncul. Menyinggung tentang apa yang disebut eutanasia,  memberikan suntikan agar seseorang meninggal. Anda sekalian tahu, mengapa memberikan suntikan agar dia meninggal? Karena merasa dia menderita. Tetapi kami justru merasa, dia menderita adalah sedang menghapus karma, saat dia reinkarnasi pada siklus kehidupan mendatang, sekujur tubuh ringan, tidak ada karma, akan ada kebahagiaan besar yang menanti dia. Ketika dia dalam penderitaan sedang menghapus karma, tentu saja dia akan sangat menderita untuk melewatinya, anda membuat dia tidak menghapus karma dan membunuhnya, bukankah itu membunuh orang? Dia telah pergi dengan membawa karma, pada siklus kehidupan mendatang dia masih harus membayar karma. Coba anda katakan mana yang benar? Bunuh diri masih ada satu dosa. Karena jiwa manusia ada pengaturannya, anda merusak susunan dari keseluruhan rangkaian yang diatur oleh Dewa, melalui kewajiban yang anda tunaikan bagi masyarakat, antara manusia dengan manusia ada semacam hubungan yang berkaitan. Jika seseorang telah meninggal, maka susunan keseluruhan itu bukankah membuat pengaturan Dewa jadi kacau? Anda telah membuat kacau pengaturannya, Dia tentu tidak akan melepaskan anda, maka bunuh diri adalah berdosa.” (Ceramah Fa di Sydney, 1996)

1) Eutanasia – Tindakan yang disengaja untuk mengakhiri kehidupan orang atau pun hewan yang sakit berat / luka parah, dengan argument memberikan mereka kondisi kematian yang tenang dan mudah.

Jelaslah, tidak seorangpun praktisi Falun Dafa sejati akan melakukan hal-hal seperti bakar diri. Faktanya, orang yang melakukan rekayasa “bakar diri” ditemukan bukanlah praktisi, dan tidak ada data atau laporan yang telah diverifikasi bahwa praktisi Falun Gong membunuh atau melakukan bunuh diri sebelum atau setelah peristiwa ini.

Sebaliknya, praktisi Falun Gong diajarkan untuk bersabar dan memandang hambar masalah sehari-hari. Menimbang bahwa Tiongkok memiliki tingkat bunuh diri tertinggi di dunia. Sejumlah besar artikel berbagi pengalaman praktisi yang dikirimkan kepada situs web Minghui merefleksikan banyak individu yang telah kehilangan harapan hidup sebelum belajar Falun Gong. Setelah menjadi praktisi, mereka menemukan makna hidup baru dan menjadi optimis, serta mulai memandang penderitaan sebagai tantangan untuk diatasi. Ini adalah fenomena yang umum. Dengan puluhan juta orang berlatih di Tiongkok dan di seluruh dunia, Falun Gong sesungguhnya telah menyelamatkan banyak jiwa.

English version click here