Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

54 Fakta yang Mengungkapkan Bagaimana Bakar Diri di Lapangan Tiananmen Direkayasa untuk Tujuan Propaganda Bagian 3

13 Des. 2015

21. Korban Terbakar Terbalut Kain Kasa, Reporter Tidak Mengenakan Pakaian Pelindung

Prosedur standar medis mendikte bahwa pasien dengan area luka bakar yang luas di kulitnya harus ditempatkan di ruang isolasi dan steril, karena area luka bakar harus dipaparkan ke udara. Ini untuk menghindari infeksi dan membuat perawat lebih mudah memberikan obat dan membersihkan luka. Dokter dan staf yang merawat pasien diminta untuk memakai masker dan pakaian steril ketika masuk ke dalam ruangan.

Namun, ketika kita mencermati video rekaman Televisi Sentral Tiongkok (CCTV), kita melihat bahwa pasien berada dalam ruang terbuka. Kita juga melihat pasien dibalut dengan kain kasa yang tebal dan perawat tidak mengenakan masker. Reporter juga tidak mengenakan masker, sarung tangan, atau pakaian steril lainnya. Kenapa seorang pasien dengan kondisi yang begitu kritis dengan luka bakar serius bisa diperlakukan begitu saja?


Perawatan normal untuk pasien luka bakar: Dokter dan perawat mengenakan pakaian pelindung dan masker, sementara korban luka bakar dipaparkan ke udara dalam sebuah ruangan steril untuk menghindari infeksi


Laporan CCTV, “Peristiwa Bakar Diri di Lapangan Tiananmen” menunjukkan bahwa korban luka bakar dibalut dengan kain kasa. Reporter tidak mengenakan pakaian pelindung atau masker, dan terlihat mewawancarai korban tanpa peduli akan potensi menyebarkan infeksi


22. Ambulans Membutuhkan 2 Jam untuk Perjalanan yang Hanya Memerlukan Waktu 20 Menit

Menurut laporan Kantor Berita Xinhua pada 30 Januari 2001, pukul 14:41 pada 23 Januari 2001, di sisi timur laut Monumen Pahlawan, Wang Jindong adalah yang pertama membakar diri: “Kurang dari semenit kemudian, beberapa polisi membawa 4 alat pemadam api dan dengan cepat memadamkan api di tubuh pria ini.

Mereka kemudian menggunakan mobil polisi yang tengah patroli bergegas membawanya ke rumah sakit untuk perawatan darurat.“ Menurut laporan ini, beberapa menit kemudian, di sisi utara Monumen Pahlawan, 4 perempuan yang posisinya saling berdekatan juga menyalakan api pada tubuh mereka yang telah dilumuri bensin.

Polisi hanya membutuhkan waktu satu setengah menit untuk memadamkan api. “Kurang dari tujuh menit setelah peristiwa ini terjadi, tiga ambulans dari Pusat Medis Darurat Beijing tiba di lokasi dan membawa orang-orang yang terluka ke unit luka bakar terbaik di Beijing, Rumah Sakit Jishuitan, untuk perawatan darurat.“ Menurut Kantor Berita Xinhua, insiden bakar diri terjadi pada pukul 14:41.

Tambahkan 7 menit untuk memadamkan api dan 20 menit jarak tempuh normal dari Lapangan Tiananmen ke Rumah Sakit Jishuitan (ambulans seharusnya membutuhkan waktu lebih sedikit untuk perjalanan ini), para pelaku bakar diri seharusnya tiba di Rumah Sakit Jishuitan tidak lebih dari pukul 15:30. Tapi beberapa staf medis di Rumah Sakit Jishuitan telah mengkonfirmasi bahwa para pelaku bakar diri belum tiba di rumah sakit hingga sekitar pukul 17:00. Antara pukul 15:00 hingga 17:00, ada jeda 2 jam. Laporan Kantor Berita Xinhua tidak dapat menjelaskan di mana orang-orang itu berada pada periode tersebut. Apa yang sebenarnya terjadi saat itu? Mengapa ambulans membutuhkan 2 jam untuk menempuh perjalanan yang hanya memerlukan waktu 20 menit?

23. Kamera Pemantau yang “Statis” Diarahkan untuk Merekam Peristiwa

Dari program CCTV, kita bisa melihat bagaimana kamera mengikuti gerak polisi di lokasi di mana api dimulai dan bahkan membesarkan dan mengecilkan gambar pada detil yang tepat ketika drama diperankan. Umumnya, kamera pemantau di Lapangan Tiananmen hanya mencakup wilayah yang sudah ditentukan/statis. Namun pada hari itu, kamera mengikuti gerak polisi di lokasi kejadian dan membesarkan gambarnya untuk fokus pada peristiwa itu. Sepertinya kamera tersebut telah disiapkan secara khusus untuk merekam bakar diri.

24. Sejumlah Besar Video Meliput Peristiwa ini

Pemirsa diperlihatkan banyak liputan bakar diri, diambil dari berbagai sudut, jarak jauh, jarak sedang, bahkan jarak dekat, dan foto-foto. Jika itu tidak dipersiapkan, bagaimana kejadian bisa diliput sedemikian menyeluruh?

Bahkan yang lebih aneh adalah: ketika hidup korban bakar diri Liu Siying (12 tahun) berada dalam bahaya, kita dapat melihat seseorang mengambil gambar dirinya dari jarak dekat dan merekam suaranya. Kita hanya bisa bertanya-tanya: apa yang menjadi prioritas di sini? – sedapat mungkin menyelamatkan seorang anak kecil, atau mengumpulkan “bukti” untuk digunakan di kemudian hari?

25: Kutipan Kata-Kata “Pelaku Bakar Diri” Bukanlah Falun Gong

1) Liu Siying dilaporkan oleh media Tiongkok telah berkata bahwa ibunya memintanya membakar diri untuk masuk ke dalam “Kerajaan Emas Surga” di beberapa berita, dan “Nirvana” dalam laporan yang lain. Tapi, istilah ini bukanlah bagian dari Falun Gong.

2) Seorang “pelaku bakar diri” lainnya (perempuan) kerap muncul di TV, mengklaim ia adalah seorang praktisi Falun Gong. Ia berkata bahwa ia melihat yang lain menyulut api, membuat asap hitam. Tapi ia merasa ketika “de” (kebajikan) terbakar seharusnya menghasilkan asap putih, karena “de” adalah subtansi putih. Hanya ketika membakar “karma “ ia akan menghasilkan asap hitam.

Tidak ada kata-kata di Falun Dafa yang mengatakan membakar “de” akan menghasilkan asap putih; ataupun membakar “karma” akan menghasilkan asap hitam. Istilah “de” (kebajikan) berhubungan dengan moralitas dan tidak pernah dikaitkan dengan pembakaran!

26. Berita Bakar Diri Disiarkan Langsung

Dalam kurun 2 jam setelah peristiwa, Xinhua langsung membuat pengumuman yang menyalahkan praktisi Falun Gong telah melakukan bakar diri. Segera setelah pengumuman, Fokus Wawancara program Televisi Sentral Tiongkok (CCTV), menyiarkan komentar dan membuat kesimpulan sepihak, lagi-lagi menyalahkan Falun Gong. Ini merupakan kontras mencolok bagaimana sebuah berita biasanya ditangani di Tiongkok, di mana laporan pejabat tingkat bawah diteruskan ke atasan mereka dan seterusnya hingga pejabat jenjang atas mengijinkan berita untuk disiarkan. Naskah dari berita-berita sensitif yang disiarkan oleh Kantor Berita Xinhua harus dikaji ulang dan disunting beberapa kali. Dalam kasus ini, berita disiarkan ke pemirsa dengan kecepatan yang tidak lazim sehingga membangkitkan kecurigaan orang-orang.

“Terkait waktu respon, jurnalis asing lainnya di Beijing menyatakan keterkejutannya bahwa Xinhua bisa menyiarkan berita pertama atas peristiwa ini hampir secara langsung dan dalam bahasa Inggris pula. Setiap warga Tiongkok mengetahui bahwa setiap berita dari Xinhua biasanya harus menjalani beberapa tahap persetujuan dari pejabat jenjang atas dan adalah ‘berita basi’ pada saat disiarkan. Lebih lanjut, media pemerintah tidak pernah merilis foto maupun video protes Falun Gong dalam 18 bulan penganiayaan kepada jurnalis asing, jadi mengapa sekarang dan tanpa keraguan dipublikasikan? Dan kenapa hanya dalam bahasa Inggris dan bukannya Mandarin?...”

“Ian Johnson dari The Wall Street Journal, seorang jurnalis paling berwawasan - mengikuti cerita ini, menyatakan kecurigaannya muncul atas kecepatan berita ini diliput, mengamati bahwa media pemerintah “melaporkan kematian [korban] dengan kecepatan yang tidak lazim, mengimplikasikan bahwa kematian terjadi lebih awal dari laporan atau media yang senantiasa demikian hati-hati telah mendapat persetujuan dari pejabat tingkat atas untuk segera menyiarkan laporan elektronik dan televisi. Berita lokal jam 7 malam, sebagai contoh, melaporkan sebuah berita film tentang kampung halaman Tan di Changde, sebuah kota kecil di Provinsi Hunan. Kebanyakan laporan dari berita malam diperiksa pada siang hari, maka berita hariannya jarang menyiarkan kejadian dari hari yang sama, apalagi peristiwa yang terjadi pada siang hari dan memerlukan siaran satelit dari wilayah negara yang masih terpencil.”

Api Kali Ini: Bakar Diri Penuh Kebohongan di Bejing? Oleh Danny Schechter

Meskipun pemerintah mengendalikan media untuk menyiarkan sebuah berita dalam kurun 2 jam, patut dicatat bahwa mereka memerlukan lebih dari seminggu untuk menyelesaikan produksi video dari peristiwa tersebut.

27. Berita-Berita Tiongkok Kontradiktif – Bagian 1

Menurut penelitian WOIPFG, 5 laporan berita berbeda yang dirilis selama kurun setahun - sepenuhnya memperlihatkan perbedaan terkait bagaimana dan kapan Wang Jindong serta keluarganya mulai berlatih Falun Gong. Beberapa laporan secara definitif menyatakan bahwa ia telah berlatih lebih dari setahun, sementara laporan lainnya menyatakan lebih awal bahkan mulai berlatih sejak 1996. Klik di sini untuk membaca laporan tersebut.

28. Berita-Berita Tiongkok Kontradiktif – Bagian 2

Dalam “Pernyataan Pribadi Wang Jindong atas Insiden Bakar Diri pada 23 Januari,” yang diterbitkan oleh Xinhua pada 7 April 2003, Wang Jindong mengenang,

“Sekitar pukul 2:30 siang... saya menyalakan pemantik api dan saya seketika diselubungi kobaran api. Saya tidak punya waktu untuk duduk (bersila ganda) jadi saya duduk dengan menyilangkan sebelah kaki (sila tunggal). Karena nyala api yang besar, udara membuat suara berisik. Saya kesulitan bernapas, tapi saya sangat jelas bahwa tujuan akhir akan segera terlaksana. Pada waktu itu, polisi mencoba memadamkan api dengan menyelimuti saya dengan sesuatu. Dua kali saya menolak mereka untuk memadamkan api di tubuh saya. Sesaat kemudian, seseorang menggunakan alat pemadam api dan apinya langsung padam. Saya sangat kecewa, berdiri dan berteriak, ‘Sejati, Baik dan Sabar [Zhen, Shan, Ren] adalah hukum alam semesta. Hukum yang setiap orang harus ikuti. Guru saya adalah pemimpin Buddha.”

Pada poin ini dalam artikel tersebut, Wang Jindong berkata bahwa ia “berdiri dan berteriak.” Lebih spesifik, ia berkata bahwa ia berdiri dan meneriakkan kata-kata tersebut setelah api dipadamkan.

Sebuah laporan Xinhua sebelumnya yang dipublikasikan pada 30 Januari 2001, menuliskan, “Setelah itu, api berkobar dari pria tersebut, membentuk asap hitam. Di tengah nyala api, pria itu dengan putus asa meneriakkan: ‘Maha hukum alam semesta ini adalah hukum yang setiap orang harus alami.”

Kedua laporan tersebut kontradiktif dalam deskripsi mereka tentang api dan kata-kata yang diteriakkan Wang. Tambahan lagi, kedua laporan bertentangan dengan rekaman video CCTV, di mana:

- Tidak ada api atau asap yang terlihat pada Wang, (lihat Fakta #8)
- Wang duduk di lantai ketika ia berteriak,
- Wang tidak meneriakkan apa yang ia nyatakan dalam “Pernyataan Pribadi,” (yang dua kalimat terakhirnya tidak dapat mewakili Falun Gong)
- Wang bahkan tidak melakukan sila tunggal.

29. Berita-Berita Tiongkok Kontradiktif – Bagian 3

Dalam “Pernyataan Pribadi Wang Jindong...,” Wang berkata bahwa kelompok menuangkan bensin ke botol minuman, kemudian:

“Liu Yunfang dan saya menggantung botol di leher kami dan melekatkan botol di bawah ketiak dengan selotip, kemudian kami mengenakan mantel wol kami, diikuti dengan jaket berlapis katun. Setelah itu, kami membawa pisau bermata tunggal dan sebuah pemantik api yang Hao Huijun telah beli sebelumnya.”

“Sekitar pukul 2:30 siang, saya menggunakan pisau tersebut yang telah saya siapkan di tangan dan mengoyak baju dan memotong botol, kemudian saya lemparkan pisau tersebut dan mengeluarkan pemantik api. Pada saat itu polisi sedang berjalan ke arah saya, dan ketika jarak mereka hanya tinggal 10 langkah dari saya, saya menyalakan pemantik api dan seketika saya diselubungi kobaran api.”

Menurut kesaksian Wang, bensin pada tubuhnya berasal dari botol yang digantungkan di lehernya dan dilekatkan di bawah ketiak dengan bantuan selotip. Botol tersebut dipotong dan bensin tumpah ke seluruh tubuhnya.

Tetapi, menurut artikel Xinhua pada 30 Januari:

“Pada pukul 2:41 siang, di timur laut Monumen Peringatan Pahlawan Rakyat, seorang pria usia 50-an, menghadap barat laut, duduk dengan postur ‘kaki bersila’ dan terus-menerus menuangkan cairan bensin ke seluruh tubuhnya dari sebuah botol plastik berwarna hijau. Setelahnya, kobaran api menyala dari tubuh pria tersebut, mengeluarkan asap hitam pekat...”

Artikel tersebut jelas-jelas menyatakan bahwa Wang Jindong “terus-menerus menuangkan cairan ke seluruh tubuhnya dari sebuah botol plastik berwarna hijau.” Kedua artikel melukiskan secara panjang lebar bagaimana -apa yang disebut- pelaku bakar diri mampu menuangkan bensin ke tubuh mereka. Keduanya mengarah pada fakta bahwa kelompok ini telah mencoba prosedur semacam ini beberapa kali. Untuk menekankan bahwa, sangatlah penting bagi pelaku bakar diri bagaimana bensin dituangkan ke tubuh mereka. Tetapi kedua laporan ini saling bertentangan satu sama lain terkait masalah teknis yang sangat penting (menggunakan pisau untuk membelah botol – kontra - menuangkan).

30. Berita-Berita Tiongkok Kontradiktif – Bagian 4

Dalam “Pernyataan Pribadi Wang Jindong...” Wang berkata bahwa setelah bakar diri, mobil polisi dilarikan dengan cepat ke Rumah Sakit Jishuitan. ”Di rumah sakit, saya terbaring di tempat tidur di sebuah ruang konsultasi darurat....”

Di artikel Berita Malam Beijing tertanggal 16 Februari 2001, dikatakan: “Xiao Yang, yang bisa berlari 100 meter dalam waktu 13 detik, dan rekan seregunya menggotong Wang Jindong, yang rambutnya telah terbakar seluruhnya, ke mobil polisi, kemudian mengemudi dengan cepat ke Pusat Darurat Kota Distrik Xuanwu dengan kecepatan penuh. Kemudian ia dipindahkan dari pusat darurat ke Rumah Sakit Jishuitan.”

- Artikel tersebut memberikan lokasi berbeda ke mana kendaraan polisi pergi (Rumah Sakit Jishuitan dan Pusat Darurat Xuanwu)
- Liputan video Televisi Sentral Tiongkok (CCTV) menunjukkan rambut Wang tidak “sepenuhnya terbakar” (lihat Fakta #5)
- Jika mobil polisi dikemudikan dengan “kecepatan penuh,” “cepat,” atau “kecepatan kilat” (karena kedua artikel konsisten pada poin ini), maka tidak akan dibutuhkan waktu 2 jam untuk tiba di rumah sakit (lihat Fakta #22)


English version click here