Banyak penduduk lokal yang
menyatakan dukungan mereka pada upaya untuk membawa Jiang Zemin ke
pengadilan. Resha Motilal, analis keuangan berumur 28 tahun, merasa
ngeri dengan kebrutalan dari penindasan itu. “Tidak masuk akal,”
katanya. “Semua orang Singapura harus menandatangani petisi ini
untuk menyeret Jiang Zemin ke pengadilan dan untuk menghentikan
penganiayaan.”
Sukri Kadola, desainer interior berusia 43 tahun, sudah tahu
lumayan banyak tentang penganiayaan terhadap Falun Gong di
Tiongkok. Ia memuji perlawanan damai Falun Gong.
“Walaupun saya tidak berlatih Falun Gong, saya dukung sepenuhnya
pengumpulan tanda tangan dan kegiatan yang damai hari ini,” katanya
kepada seorang praktisi. “Kegiatan seperti ini dapat membantu
orang-orang memahami apa yang terjadi di Tiongkok, dan akan menarik
perhatian masyarakat internasional, yang akan memberi tekanan
kepada Tiongkok untuk menghentikan penindasan.”
Kadola menambahkan, “sekuat apa pun sebuah pemerintahan, tidak
boleh menyalahgunakan kekuatannya untuk melakukan apa pun yang ia
suka. Semua orang harus bertindak untuk menghentikan penganiayaan
ini.”
Setelah menandatangani petisi, Rakiv Uddin, seorang keturunan
Bengali berusia 32 tahun, kembali ke tempat kerjanya dan meminta
rekan kerjanya untuk menandatangani petisi juga. “Penyiksaan ini
membuat saya sangat sedih,” katanya. “Harus dihentikan segera. Saya
tidak mengerti mengapa orang-orang dianiaya karena keyakinan mereka
di Tiongkok. Semua orang harus mempunyai kebebasan
berkeyakinan.”
Beberapa pengunjung dari Prancis. Belanda, dan Kanada memberi tahu
praktisi bahwa mereka pernah melihat kegiatan yang serupa di negara
mereka. Mereka semua mengecam kejahatan Jiang Zemin terhadap
kemanusiaan dan menandatangani petisi.
Christy, seorang juru bicara organisasi hak asasi manusia Inggris,
percaya bahwa adalah sebuah hal yang memalukan karena penganiayaan
ini telah berlangsung begitu lama. Ia berkata ini adalah sebuah
kasus kekerasan dan penyiksaan terbesar namun “terbungkam” di
dunia.
Christy menyalahkan banyak media arus utama, yang telah bungkam
tentang penganiayaan terhadap Falun Gong karena tekanan politik dan
ekonomi dari pemerintah Tiongkok. “Mereka turut terlibat,” katanya.
“Media di seluruh dunia harus membantu menyelidiki pembunuhan
terhadap praktisi Falun Gong.”
Zheng, siswa Tionghoa, senang melihat peragaan latihan Falun Gong.
Ia berkata, “Sangatlah penting untuk orang-orang Tionghoa
mengetahui apa sesungguhnya Falun Gong itu.”
Di Tiongkok, sejumlah orang-orang di sekitar Zheng ditangkap karena
berlatih Falun Gong. Propaganda pemerintah menyebabkan ia takut
terhadap Falun Gong, tetapi ia ingin mengetahui kebenarannya. Zheng
berhasil menerobos blokade internet dan membaca banyak literatur
terbitan Falun Gong, termasuk
Zhuan Falun dan
9
Komentar Mengenai Partai Komunis.
Apa yang dia baca mengubah pendapatnya. “Saya senang mengetahui apa
yang sesungguhnya terjadi. Ajaran Falun Gong. Sejati-Baik-Sabar,
adalah luar biasa. Adalah sebuah latihan kultivasi yang lurus,”
kata Zheng.
Zheng senang menandatangani petisi. “Pengambilan organ terlalu
brutal,” katanya. “Jiang Zemin telah membunuh banyak orang. Dia
adalah teroris yang asli!”
Chinese version click here
English
version click here