Jika saya tidak bisa tidur sesuai kebiasaan, rasanya seperti disiksa. Ini membuat saya kesal, tetapi sepertinya saya tidak bisa menyingkirkan keterikatan ini.
Dalam tidur saya, suatu hari ada sebuah suara mengatakan bahwa saya sulit dihadapi dan tidak mau mendengarkan penjelasan. Saya kemudian teringat apa yang Guru katakan:
“Jika seseorang bersumpah bahwa dia harus berkultivasi lagi dalam kehidupan berikutnya seandainya dia gagal mencapai kesempurnaan pada kehidupan ini, akan membantu mewujudkan hal itu pada kehidupan berikutnya. Pada kehidupan berikutnya dia mungkin melanjutkan kultivasi pada aliran Fa yang sama dan itu yang menjadi penyebab untuk berkultivasi. Jika orang itu telah membuat sumpah, dia tidak akan di bawah kontrol jiwa-jiwa rendah di dunia-bawah setelah dia reinkarnasi. Gurunya akan menjaganya, mengikutinya, dan mengamati kehidupan reinkarnasinya. Dia akan reinkarnasi ke dalam sebuah keluarga yang memungkinkan dia berkultivasi. Kemudian, dia akan memiliki suatu kesempatan yang sama untuk berkultivasi lagi.” (“Ceramah Fa di Pulau Lantau” dari Zhuan Falun Volume II)
Saya menyadari bahwa saya bukan termasuk yang dijaga oleh dewa-dewa di dalam Tri Loka, bahkan jika saya tidak berhasil dalam berkultivasi.
Dewa yang bertanggung jawab atas ngantuk dan kelelahan adalah dewa yang berasal dari Tri Loka, jadi saya berkata, “Dengarkanlah, Dewa, saya adalah praktisi dan saya punya Guru. Tolong ingat ‘Falun Dafa baik! Sejati-Baik-Sabar baik!’ Kalian akan mendapat masa depan yang cerah. Kalian bisa membuat polisi tidur sehingga mereka tidak menganiaya praktisi Falun Gong. Sejak sekarang, saya yang memutuskan apakah saya akan tidur atau tidak. Kalian tidak bisa memaksa saya.”
Sekarang saya tidur setelah memancarkan pikiran lurus tengah malam, dan bangun jam 4:30 pagi untuk melakukan latihan, dan tidak lagi tidur siang. Saya bisa membaca ceramah Guru tanpa gangguan. Gembira rasanya menjadi rajin dalam kultivasi saya.