(Minghui.org) Setiap hari setelah sarapan saya berjalan menuju utara desa. Di sana ada sebuah jalan yang sangat sibuk dipenuhi oleh pedagang dari desa lain.
Saya membawa materi Falun Dafa ke para pedagang itu. Suatu hari saya menyapa sepasang suami istri penjual barang. Saya bertanya kepada mereka apakah mereka pernah mendengar tentang tren mengundurkan diri dari Partai Komunis Tiongkok. Ternyata mereka tidak pernah mendengarnya jadi saya menanyakan lagi apakah mereka pernah bergabung dengan Perintis Muda atau Liga Pemuda. Yang pria mengatakan bahwa ia adalah anggota partai. Saya memberitahukannya bahwa mundur dari partai bisa membawa keberuntungan baginya di masa depan.Ia menyela saya dan mengatakan bahwa ia tidak percaya, dan bahwa ada empat anggota partai di keluarganya dan semuanya orang-orang baik. Ia menyuruh saya untuk pergi karena ia tidak mau mendengarkan saya.
Saya menjadi kecil hati dan pulang ke rumah. Setelah makan siang, saat saya memikirkan tentang pembicaraan kami, saya jadi khawatir. Jika empat orang di keluarganya adalah anggota partai, maka menyelamatkan dia mungkin, sesungguhnya, berarti menyelamatkan mereka semua. Saya meraih materi saya dan kembali ke desa itu.
Ia sedang beristirahat di mobilnya. Sambil tersenyum saya mengatakan bahwa ia dan keluarganya semuanya adalah orang baik. Lalu saya mengatakan bahwa kita bertemu pasti karena kita punya takdir pertemuan dan mengatakan bahwa saya tidak akan memaafkan diri sendiri jika saya tidak berbagi kebenaran yang saya tahu dengannya. Wajahnya melunak, dan ia bisa merasakan bahwa saya tulus. Ia berkata ia akan mendengarkan.
Saya memberitahukan dia bahwa Falun Dafa adalah baik dan bahwa praktisi mendapat keberuntungan karena berlatih. Saya menambahkan bahwa Jiang Zemin yang memutuskan untuk menindas Falun Dafa, mementaskan peristiwa bakar diri di lapangan Tiananmen, dan lebih jauh lagi mengambil paksa organ tubuh praktisi yang masih hidup demi keuntungan. Saya memberitahukannya bahwa partai telah melakukan kejahatan yang tidak terampuni dan akan dihukum oleh surga, jadi sebagai anggota Partai, ia juga bisa ikut celaka.
Ia mendengarkan dan akhirnya setuju untuk keluar dengan nama samaran. Istrinya juga ikut keluar dari Perintis Muda. Pria itu akhirnya berkata, “Saya tahu kamu benar-benar baik terhadap saya-terima kasih.” Saya mengatakan kepadanya bahwa ia seharusnya berterima kasih kepada Guru saya. Ia mengangguk dan berkata, “Kalau begitu terima kasih guru kamu! Terima kasih guru kamu!”