Setiap kali mereka memaksa saya selalu menggelengkan kepala.
“Kalian tidak perlu lagi membuang-buang waktu.” Saya katakan kepada mereka, “Tak peduli berapa kali kalian memaksa, saya akan tetap berlatih Falun Dafa.”
Saya sering menceritakan kepada mereka bagaimana dulu saya menemukan dan belajar Falun Dafa, dan bagaimana Dafa telah mengubah kehidupan saya.
Lolos dari Penderitaan Hidup
Semuanya dimulai dari ketika saya masih gadis kecil, pada suatu petang saya tiduran di ranjang. Saya melihat ada mata berwarna emas yang sangat besar —lebih besar dari rumah— yang menyilaukan. Lalu muncul suatu benda di hadapan mata itu. Berwarna emas dan bulat, dan berputar-putar di depan saya. Benda itu menjadi besar, dan membesar terus hingga sepertinya memenuhi langit dan bumi. Saya terkejut keheranan dan takut, lalu bersembunyi di bawah selimut. Namun masih tampak meski dengan mata tertutup.
Setelah itu saya dapat melihat orang-orang dan benda-benda di dimensi lain, baik pada siang maupun malam hari. Saya anggap setiap orang mengalami hal yang sama, maka saya tidak terlalu memikirkan hal itu
Setelah besar saya mengerti bahwa kebanyakan orang tidak bisa melihat dewa-dewa di dimensi lain seperti yang pernah saya alami. Saya berusaha mencari tahu mengapa, dengan melihat hampir semua buku di perpustakaan sekolah, di tempat kerja setelah tamat dari universitas. Tetapi tidak dapat menemukan jawaban apa pun, malah, buku-buku itu hanya membicarakan tentang ateisme.
Melihat segala sesuatu di dimensi lain tidak dapat membantu kehidupan saya. Seperti halnya orang lain sedikit demi sedikit saya mementingkan mengejar ketenaran, perolehan pribadi, dan lain-lain keterikatan yang timbul dari perasaan manusia. Ditambah lagi saya sering terganggu oleh penyakit, yang membuat pesimis tentang masa depan saya. Saya mendambakan hidup bahagia, dan tinggal di tempat yang saya rasakan aman. Tetapi segala hal tidak berjalan sesuai keinginan saya. Suami sering memaki-maki dan memukuli saya. Kakak ipar perempuan juga bersikap kasar, dan ibu mertua juga memandang rendah saya.
Setelah anak laki-laki saya lahir, dia maupun saya dalam keadaan tidak sehat. Kami harus sering ke dokter, sepanjang waktu harus berobat. Hal ini menyebabkan suami dan keluarganya memperlakukan saya lebih buruk lagi.
Suatu hari ketika anak saya berumur dua bulan, ayah mertua dan dua orang anak perempuannya datang ke rumah kami. Mereka memaki-maki dan memukuli saya, lalu mengambil bayi saya dan pergi, membiarkan kamar kami berantakan. Saya jatuh pingsan terlentang di lantai, mereka sedikit pun tidak menolong saya.
Begitu bangun saya menangis. Mengapa semua ini harus terjadi pada saya? Lama sekali saya menangis, namun tidak seorang pun menjawab tangisan saya.
Akhirnya kakak ipar perempuan mengantarkan pulang anak saya; anak itu sering sakit, dan mereka tidak ingin memeliharanya. Karena kedinginan lantaran cuaca berubah dengan tiba-tiba, anak saya menangis dan menimbulkan keributan setiap hari.
Karena khawatir anak saya menjadi cacat mental dan menderita berkepanjangan, suami merencanakan membuangnya. Saya tidak menyetujuinya, meski saya tidak tahu seberapa lama kesedihan ini akan berlangsung. Hidup sepertinya tidak ada harapan.
Suatu hari di tahun 1996, teman sekerja mengunjungi saya dan memberikan kepada saya sebuah buku Zhuan Falun. Lalu buku itu saya buka dan melihat foto Guru Li. Saya sepertinya pernah mengenalnya di suatu tempat sebelum ini. Kemudian saya melihat diagram Falun, yang saya kenali sebagai benda bulat yang pernah saya lihat ketika saya masih kecil.
Saya menangis, kali ini karena kegembiraan —setelah menderita bertahun-tahun, akhirnya saya menemukan yang saya tunggu-tunggu.
Anak saya sering berkali-kali menangis di malam hari. Bila hal ini terjadi, suami akan memukul saya yang membuat bayi menangis lebih keras. Suatu malam ketika waktu saya mulai membaca Zhuan Falun, saya masih khawatir hal ini terjadi, saya agak cemas. Sangat mengherankan anak saya tidur nyenyak sampai pagi, juga suami. Untuk pertama kalinya dalam keluarga, kami punya malam yang damai.
Dengan membaca buku-buku Dafa dan melakukan latihan, kesehatan saya membaik dan penyakit-penyakit saya lenyap. Anak saya mengalami hal yang sama setelah menjadi praktisi muda.
Tetapi saudara-saudara saya bersikap skeptis. “Mereka (suami dan keluarganya) berlaku sangat kasar kepadamu. Jika kamu tidak membantah dan membalasnya, apakah mereka tidak akan bertambah kasar?” Tanya mereka. Menurut pemahaman saya pembalasan seperti ini bertentangan dengan prinsip Dafa.
Mereka menunggu-nunggu dengan harapan dugaannya akan terjadi, namun tidak terjadi. Dengan melihat saya telah berubah, baik fisik maupun perangai, mereka juga membaca buku-buku Dafa.
“Alangkah beruntungnya kamu, —kamu mempunyai guru yang menjaga kamu. Kami ingin belajar juga!” kata mereka. Demikianlah, beberapa orang kawan sekerja dan juga teman-teman mulai berlatih Dafa.
Produksi Materi Falun Dafa dan Membeberkan Penganiayaan
Sementara teman-teman praktisi dan saya mandi dalam kegembiraan berkultivasi, —di jalan setapak menuju jati diri yang sejati, penganiayaan Partai Komunis dimulai pada Juli 1999. Karena telah mengerti bahwa Falun Dafa sangat berharga dan lurus berdasarkan pengalaman saya sendiri, saya merasa ditakdirkan bahwa tidak akan ada seorang pun atau apa pun yang akan memisahkan Falun Dafa dari saya.
Seluruh keluarga menyetujuinya. Ketika beberapa orang perwira polisi meminta kepada mereka agar melarang saya berlatih, mereka menjawab tidak.
Bahkan salah seorang kerabat mengatakan kepada mereka, “Falun Dafa telah memberi kehidupan baru baginya. Tak ada sesuatu apa pun yang dapat kami lakukan untuk itu.”
Tetapi kebanyakan rakyat Tionghoa dijerumuskan oleh propaganda yang disebarkan oleh pemerintah, mereka memusuhi para praktisi Dafa. Untuk menetralkan ini saya memutuskan untuk mencetak brosur dan mendistribusikannya sehingga rakyat tahu yang benar. Namun bagi seseorang yang tidak mengerti sama sekali menggunakan komputer, dari mana saya akan mulai?
Saya pergi menemui seorang praktisi minta bantuan. Menurut dia sama sekali tidak sulit. Dia mengajari banyak hal, dan mendemonstrasikan segalanya langkah demi langkah. Meski pelajaran pertama hanya berlangsung 10 menit, saya gugup dan berkeringat, sampai akhir pelajaran saya masih bingung.
Setelah sampai di rumah, saya amati alat-alat itu dan merasakan bahwa memproduksi selebaran materi klarifikasi itu sebagai tantangan. Sambil berlutut di depan potret Guru, saya mohon agar ada praktisi yang mau melakukan pekerjaan itu di tempat saya. Namun Guru melihat pada saya dengan belas kasih dan meyakinkan.
Maka saya memutuskan untuk mencoba sekali lagi. Setelah saya tekan tombol, komputer menyala. Saya gerakkan mouse dan berusaha menggunakannya, lalu menginstal beberapa program. Tiba-tiba saja menjadi sangat mudah, seolah-olah kursor mouse itu menuntun saya apa yang harus dilakukan, satu langkah demi satu langkah.
Saya hubungkan komputer dengan printer tanpa memikirkan lebih dulu, ternyata yang saya lakukan itu benar. Dengan cepat saya dapat mempelajari membuat DVD, menghubungkan ke Internet, mengetik karakter Mandarin, mencetak dokumen, menginstal sistem operasi, dan mengeset bermacam-macam konfigurasi. Saya tahu bahwa Guru dan Dafa yang memberikan ketrampilan itu.
Untuk menerbitkan materi lebih banyak, saya membeli lagi dua komputer dan empat printer. Ada beberapa tahapan untuk menyiapkan buku kecil klarifikasi fakta, —saya harus mengunduh files, mencetak, menjilid menjadi buku, membungkus, dan mendistribusikan. Semuanya saya lakukan sendiri.
Meskipun pekerjaan tambah banyak, semua langkah saya lakukan dengan serius dan hati-hati. Beberapa waktu kemudian melakukan pekerjaan yang lebih besar, yaitu memproduksi DVD Shen Yun pada setiap awal tahun. (Catatan editor: Shen Yun di larang di Tiongkok). Standarnya lebih tinggi dari materi lainnya, setiap tahap dalam proses pembuatan harus dilakukan dengan cermat.
Melalui proses ini, menyiapkan materi klarifikasi, menjadi bagian dari kultivasi saya. Meski peralatan saya biasanya bekerja dengan lancar, kadang-kadang beberapa bagian mengalami problem. Jika hal itu terjadi, pertama kali saya periksa diri saya sendiri, apakah ada celah dalam xinxing saya. Pada waktu saya telah menyelesaikan masalah saya sendiri, peralatan kembali bekerja.
Suatu waktu komputer tidak bekerja. Lalu saya periksa, ingin tahu apa yang terjadi. Tiba-tiba suatu pikiran muncul di benak, seolah-olah komputer itu berkomunikasi dengan saya, “Kamu mempunyai terlalu banyak keterikatan. Harap dibenahi dulu, baru nanti saya akan bekerja lagi.”
Saya periksa ke dalam. Ya memang, kultivasi saya mengendur akhir-akhir ini. Saya minta maaf dan berjanji akan rajin lagi. Lalu komputer itu kembali normal.
Tempat produksi materi itu telah dibangun dan berjalan selama 8 tahun hingga sekarang, semuanya hampir keseluruhannya saya yang merawatnya sendiri, demi keselamatan dan juga menghemat waktu teman-teman praktisi. Saya sungguh berterima kasih atas bantuan Guru yang melatih saya seorang yang dulunya buta komputer
Menulis Artikel
Jika membaca dan mencetak artikel dari Minghui, saya perhatikan kasus-kasus di wilayah kami tidak pernah dilaporkan. Saya penasaran, barangkali saya bisa terjun ke pekerjaan membuat laporan.
Saya terus terang dalam pekerjaan tulis menulis tidak bagus, saya sering merasa pusing bila memikirkan menulis artikel. Tetapi saya hidup di kota besar, dan harus ada seseorang yang membuat laporan. Tahu bahwa Guru akan membantu saya, maka saya putuskan hal ini harus saya jalani.
Setelah itu segalanya berjalan mulus. Saya menulis banyak artikel tentang para praktisi yang diperlakukan tidak benar karena kepercayaannya. Mereka menolong banyak orang untuk mengerti apa yang terjadi dan menekan para pelaku kejahatan yang keji. Sekali waktu polisi menangkap dan menahan saya ketika saya sedang mendistribusikan materi klarifikasi di kota lain. Polisi di wilayah saya mendengar hal ini lalu menjemput saya.
“Tolong jangan persulit dia,” kata seorang polisi kepada koleganya, “jika tidak dia akan menulis dan menerbitkannya di Internet.”
Lalu dia menceritakan kejadian salah seorang koleganya menganiaya praktisi lain yang akhirnya menjadi artikel di Minghui. Pada petang hari itu seorang perwira lainnya menghubungi keluarga, minta agar menjemput saya. Perwira itu menjelaskan kepada mereka di hadapan saya bahwa kepolisian tidak menyiksa atau mengambil uang dari saya.
Menulis artikel untuk Minghui di tengah-tengah tekanan yang keras, mirip dengan bekerja sebagai wartawan perang. Setelah mendengar ada seorang praktisi yang ditangkap, harus ada seorang yang pergi ke garis depan, mengumpulkan informasi, mengorganisir penyusunan artikel, lalu mengirimkan ke Minghui sesegera mungkin. Mengekspos kekejian dengan cara ini adalah penting, karena tidak hanya memberitahukan kepada praktisi lainnya agar memulai penyelamatan, juga membantu orang-orang biasa mengerti kejamnya penganiayaan
Praktisi wanita B baru saja dibebaskan setelah menjalani hukuman selama lebih dari sepuluh tahun. Karena kasusnya istimewa, Kantor 610 dan kepolisian mengerahkan banyak perwira mengamati dia 24 jam sehari. Mereka bersembunyi di stasiun kereta api dan persimpangan jalan di dekat rumahnya, bahkan juga menginstal kamera pengintai di rumahnya. Meskipun demikian, saya harus mengunjungi dia dan menulis tentang pengalaman-pengalamannya selama di penjara, jadi saya lakukan.
Pikiran Lurus
Tepat ketika Praktisi C dan saya akan berangkat mengunjungi B, Praktisi D menghubungi saya memperingatkan saya supaya hati-hati agar tidak tertangkap. Hal ini menjadikan masalah menjadi gawat karena D tidak mengetahui bahwa saya sudah siap berangkat akan mengunjungi B, namun dia dapat melihat lewat mata ketiganya. Apakah ini isyarat bahwa akan terjadi sesuatu? Apa yang harus saya kerjakan?
Saya pikirkan hal itu dan memantapkan hati saya. Kultivasi saya diatur oleh Guru, dan tak seorang pun boleh mengganggu; bagaimanapun juga Guru memperhatikan segalanya. Maka saya katakan kepada C perjalanan ini harus dilakukan sesuai rencana. Pada saat saya melangkah naik ke kereta api pada siang hari itu, lewat mata ketiga saya terlihat banyak makhluk jahat ditumpas dan banyak orang yang diselamatkan. Saya menjadi tahu dan lega saya telah membuat keputusan yang benar.
Perjalanan itu makan waktu beberapa jam. Setelah sampai, kami segera menemui B dia tampak sangat lemah. Sekarang ini dia tidak dapat merawat dirinya sendiri. Kami sungguh-sungguh tersentuh oleh keteguhan hatinya yang tetap setia pada Dafa meski telah mengalami kesulitan begitu lama. Dengan terputus-putus dia bercerita bagaimana dia disiksa baik fisik dan mentalnya.
Setelah menahan penderitaan terhadap segala hal dalam masa sepuluh tahun itu, dia mengalami trauma. Berkali-kali dia mengatakan pengalaman-pengalaman yang paling menyakitkan, seperti tape recorder yang rusak.
Kami harus sabar, dan berharap dengan waktu yang lebih banyak B mungkin bisa mengingat lebih banyak pengalaman-pengalamannya dan mau bicara. Sedikit demi sedikit kondisinya membaik, dan untuk bisa menggambarkan kejadian di dalam penjara secara tepat, B menyarankan agar kami membuat suatu adegan ulang bagaimana dia diperlakukan, lalu merekamnya dengan video tape.
Sepertinya ini ide yang bagus, maka kami mulai bekerja untuk itu. Kami mengumpulkan bahan-bahan, membuat skenario, dan membuat rekaman adegan ulang. Karena fisik B masih lemah, dia tidak dapat dengan tepat mengulangi siksaan yang pernah dia derita. Walau begitu, yang dia perlihatkan kepada kami sudah sangat mengejutkan.
Pembuatan adegan ulang itu keseluruhannya hingga selesai makan waktu tiga hari. Demi keselamatan, praktisi C dan saya harus tinggal berpindah-pindah.
Pada waktu kami sedang berpindah tempat, kami didatangi oleh seseorang dan bertanya, “Siapakah anda? Apa yang anda kerjakan di sini?”
Menyadari bahwa itu adalah gangguan, saya memancarkan pikiran lurus, “Ini bukan urusan anda, kami sedang mengerjakan hal yang suci. Silakan pergi jangan menghalangi.”
Saya melihat langsung kepada orang itu sambil tersenyum. Dia lalu berjalan pergi.
Juga ada gangguan dari keluarga. Orang tua saya, yang sehat sempurna tiba-tiba jatuh sakit berat setelah saya pergi ke rumah B. Karena keduanya tidak bisa merawat diri mereka sendiri (saudara-saudara saya semuanya sibuk dengan pekerjaan mereka, dan keluarga saya pun begitu), selama tiga hari itu orang tua saya mencari-cari saya.
Sepertinya elemen jahat yang mencoba menghentikan saya untuk mengekspos penganiayaan itu terwujud lewat orang tua saya. Namun dalam hati dengan jelas saya merasakannya, bahwa yang saya lakukan itu benar. Saya tidak akan mengakui kejadian apa pun kecuali yang telah diatur oleh Guru.
Pada perjalanan pulang, orang tua masih menelepon saya, minta agar saya segera datang untuk merawat mereka. Tetapi saya punya pengertian, bila saya merawat mereka, kesehatan mereka akan tetap memburuk, dan pada akhirnya saya tidak akan dapat menulis artikel klarifikasi fakta. Dengan cara ini orang tua saya akan mencelakakan diri mereka dan menyia-nyiakan masa depan mereka, —dan hal ini tidak boleh terjadi.
Maka setelah sampai di rumah, sepanjang pagi saya memancarkan pikiran lurus, menghilangkan semua gangguan yang berkaitan dalam penulisan artikel dan usaha-usaha klarifikasi fakta lainnya.
Setelah tengah hari saya mengunjungi mereka, ayah sudah dapat pergi dengan naik sepeda dan ibu sudah dapat berjalan sendiri.
Setelah saya membantu mereka dengan melakukan beberapa pekerjaan harian, orang tua saya berkata kepada, “Saya tahu kamu sibuk. Teruskan apa yang kamu lakukan, —kami baik-baik saja kok.”
Saya selesaikan menulis artikel, mengumpulkan informasi kontak personel yang mengganggu praktisi B, memasukkan dalam laporan, dan menyampaikannya kepada Minghui. Laporan itu segera dipublikasikan digabung dengan materi-materi klarifikasi lainnya dan disebarluaskan. Juga banyak para praktisi dari seberang lautan menelepon memberi bantuan. Pada akhirnya para pejabat menghentikan gangguan terhadap praktisi B. Banyak orang yang telah mengetahui Falun Gong dan penganiayaan.
Semua yang saya tulis di atas adalah sebagian dari pengalaman saya. Saya sampaikan di sini, dengan harapan bahwa kita semua dapat terus saling memberi semangat dan bertindak lebih baik. Apa pun yang saya lakukan, saya tahu bahwa Guru selalu di samping saya, membantu saya dan mencerahkan saya. Saya tidak akan bisa mengucapkan terima kasih dengan cukup kepada Guru atas belas kasih dan pengorbanannya yang tak terbatas.