Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Seorang Kaisar Menghormati Hukum Langit

18 April 2015 |   Oleh Song Feng


(Minghui.org) Menurut catatan sejarah, Kaisar Taizu dari Dinasti Song memerintah dengan kebajikan besar dan meletakkan dasar yang kokoh bagi kemakmuran.

I. Merefleksi Diri dan Mengoreksi Diri

Menurut Sejarah Song, Kaisar Taizu dari Dinasti Song mengunjungi Taman Yujin di Bulan Februari 961 Masehi. Kaisar berkata kepada pelayannya, "Memuaskan diri di sebuah pesta bukan etiket yang baik. Saya menyesal pernah mabuk di acara-acara seperti itu."

Pada Bulan September 975 Masehi, Kaisar Taizu pergi berburu di pinggiran kota. Kudanya tersandung dan dia terlempar. Dalam kemarahan besar, Taizu mengeluarkan pisau dan menyembelih kuda itu.

Kemudian Dia segera menyesali seraya berkata, "Saya penguasa negara dan itu adalah keputusan saya untuk berburu. Bagaimana saya bisa menyalahkan kuda atas apa yang terjadi?" Setelah itu, ia berhenti berburu untuk selamanya.

Seorang bawahan melihat Kaisar Taizu tampak tertekan setelah sidang pada suatu hari dan berkomentar. Kaisar menjawab, "Apakah anda pikir mudah menjadi seorang kaisar? Saya membuat keputusan yang mengerikan pagi ini. Itulah sebabnya saya marah sekarang."

Seorang pria berbudi luhur, Taizu bercermin dari keputusannya dan mengakui kesalahannya.

II. Melarang Memancing dan Berburu di Musin Semi dan Panas

Menurut Sejarah Song, Kaisar Taizu melarang memancing dan berburu burung selama bulan musim semi dan musim panas agar memungkinkan hewan untuk bereproduksi dan matang. Ia menentang setiap kegiatan memancing dan berburu yang dapat merusak alam.

III. Meminta Saran dari Pejabat

Pada Bulan Februari 962 Masehi, Kaisar Taizu menyerukan semua pejabat untuk secara terbuka mendiskusikan pro dan kontra kebijakan pemerintah saat ini tanpa syarat. Karena kaisar memiliki kebajikan besar, ia menyambut saran dan mengijinkan pejabat mengadakan diskusi terbuka dengan tidak ada larangan.

IV. Memohon Hujan Terkabul

Pada Bulan April 962 Masehi, kekeringan mempengaruhi banyak negara. Karena bencana ini, Taizu memerintahkan untuk mengurangi makanan dan menghentikan pelayannya bermain musik untuknya. Ia mengunjungi Kuil Taiqing dan Kuil Xiangguo beberapa kali untuk berdoa memohon hujan. Ia juga mengirimkan pejabat untuk meringankan bencana di negara-negara tersebut dan mengurangi hukuman penjara untuk narapidana. Setelah perintahnya penuh belas-kasih, hujan mulai turun di wilayah ibukota.

Ada kekeringan lain pada Bulan April 963 Masehi. Taizu pergi ke setiap kuil di ibukota untuk berdoa memohon hujan. Hujan mulai turun malam itu juga. Selama kekeringan pada Bulan April 970 Masehi, doa kaisar dalam kuil terkabulkan.

V. Mendistribusikan Pakaian untuk Kaum Miskin

Pada Bulan Mei 972 M, Taizu membagikan pakaian kepada orang-orang miskin di ibukota.

VI. Menghormati Buddha

Taizu melarang menghancurkan patung Buddha perunggu pada Bulan Juli 972 Masehi.

VII. Membebaskan Pajak Teh

Taizu memerintahkan bahwa teh dari Hunan dibebaskan dari pajak pada Bulan April 963 Masehi. Pada Bulan Juni, ia membatalkan proyek konstruksi dan mendistribusikan pakaian dan sepatu untuk para pekerja.

VIII. Komentar kepada Taizu dalam Sejarah

Sejarah Song, meringkas kebajikan Taizu seperti catatan berikut.

Taizu percaya mandat langgit. Suatu kali pejabatnya menunjukkan keprihatinan atas keselamatannya serta menyarankan ketika ia keluar dari istana menggunakan pakaian preman. Taizu berkata, "Kenaikan seorang kaisar ditentukan oleh langit. Kaisar Shizong dari Zhou membunuh semua jenderalnya yang memiliki wajah persegi dan telinga besar (ciri khas seorang kaisar). Saya di sekitarnya sepanjang waktu, tapi dia tidak membunuh saya."

Taizu juga berkata, "Biarkan mereka melakukan apapun yang mereka inginkan [membunuh saya atau menggulingkan saya]. Jika sudah takdir, tidak ada yang dapat mencegahnya."

Qian Chu, Raja Wu-Yue (terletak di Provinsi Jiangsu dan Zhejiang sekarang ini), datang mengunjungi Kaisar Taizu. Semua pejabat di bawah tingkat menteri menyarankan menahan Qian dan merebut tanahnya. Taizu mengabaikan mereka dan membiarkan Qian pulang.

Tapi Taizu telah menyegel saran semua pejabatnya dalam amplop, memberikannya kepada Qian, dan menyuruhnya untuk membuka amplop ketika ia telah di rumah. Qian Chu membuka amplop seperti yang diperintahkan dan menemukan semua saran untuk menahan dia. Ia tersentuh oleh kekuatan moral Taizu, tetapi saran dalam amplop membuatnya takut.

Setelah itu, Sungai Yangtze Selatan menjadi damai. Qian akhirnya memohon agar diizinkan menyerahkan tanahnya kepada rezim Song.

Liu Chang, Raja Han Selatan (di hari ini Provinsi Guangdong, Guangxi, dan Hainan), membunuh banyak pejabatnya dengan anggur beracun. Setelah ia menyerah kepada rezim Song, ia menemani Taizu pada kunjungan ke Wuchi. Taizu menyerahkan secangkir anggur dalan perjalanan mereka.

Liu menolak sambil menangis, "Saya tahu kejahatan saya tak terampuni. Jika Kaisar bisa menyelamatkan hidup saya, saya akan bersedia untuk memberikan semua posisi saya. Saya tidak berani minum anggur." Taizu berkata sambil tersenyum, "Saya memperlakukan anda dengan jujur. Mengapa saya akan menipu anda?" Ia mengambil cangkir anggur dan meminumnya sendiri.

Cerita-cerita di atas dalam Sejarah Song menggambarkan pahlawan yang percaya diri dengan moral tinggi.

Chinese version click here
English version click here