(Minghui.org) Semua siswa saya mendengar dengan penuh perhatian ketika saya sedang mengajar. Setelah pelajaran selesai, bahkan mereka yang tidak pernah mau belajar sendiri sebelumnya kini mengajukan pertanyaan kepada saya.
Bahkan saya merasa takjub merasakan kedamaian pada hari itu. Sepertinya wajah saya tersenyum sepanjang pelajaran berlangsung.Saya mengambil alih kelompok siswa ini kurang dari tiga bulan sebelumnya, ketika tidak ada guru lain yang ingin mengajar mereka. Mereka terkenal sebagai sekelompok siswa paling bermasalah di sekolah. Guru mereka yang sebelumnya berhenti mengajar disebabkan oleh mereka.
Kepala sekolah meminta saya untuk mengambil alih kelas tersebut sebagai guru matematika baru mereka. Dia tahu bahwa saya biasanya cepat marah dan sering hilang kesabaran dalam menghadapi para siswa, tapi saya menjadi lebih memperhatikan orang lain setelah saya berlatih Falun Dafa.
Saya berpikir bahwa sebagai seorang praktisi Falun Dafa, saya harus melakukan yang terbaik untuk membantu para siswa yang tidak penurut itu dan bukannya menghindari mereka. Jadi saya setuju untuk mencobanya.
Saya bekerja sangat keras dalam mengajar siswa-siswa baru tersebut, namun saya hampir meninggalkan mereka sekitar dua bulan kemudian. Saya merasa marah karena tidak ada seorang pun yang mendengarkan pelajaran atau melakukan tugas mereka.
Saat puncak rasa frustasi, saya teringat apa yang dikatakan oleh Guru Li, pencipta Falun Dafa:
“Ada orang yang mendisiplinkan anak juga naik pitam, sungguh ribut bukan main, anda mendisiplinkan anak juga tidak perlu seperti itu, anda sendiri jangan sampai benar-benar marah, anda perlu lebih rasional mendidik anak, baru benar-benar dapat mendidik anak dengan baik. Bila urusan kecil saja tidak dapat mengatasi lalu marah-marah, bagaimana masih ingin tumbuh Gong.” (Zhuan Falun)
Kata-kata Guru ini tepat seperti situasi yang saya hadapi, dan saya tahu harus memperlakukan siswa-siswa dengan belas kasih dan kebaikan, bukannya menyalahkan atas kelakuan buruk mereka.
Saya menulis “sabar” dan “latihan kultivasi” di tangan saya untuk mengingatkan diri sendiri agar tidak marah. Perlahan-lahan saya menjadi lebih tenang dalam berurusan dengan mereka.
Dalam waktu singkat, saya mengalami pengalaman menakjubkan yang saya jelaskan di atas. Saya melihat bahwa ketika mengubah sikap saya terhadap para siswa dan memperlakukan mereka dengan kebaikan, mereka juga akan merespons dengan baik.
Mereka mulai menikmati pembicaraan saya mengenai prinsip-prinsip Falun Dafa, “Sejati-Baik-Sabar,” prinsip-prinsip yang sama yang telah membantu saya untuk menjadi seorang guru yang lebih baik lagi. Semakin mereka belajar untuk menjadi siswa yang baik, semakin sedikit kekacauan dan juga semakin sedikit ketidakdisiplinan yang mereka lakukan.
Karena anak-anak itu semakin percaya pada saya, mereka mulai menyukai matematika dan akademis mereka meningkat dengan cepat.
Ketika pertama kali menangani kelas ini, nilai rata-rata matematika mereka adalah 60 dari skala 100, sekitar 15 poin lebih rendah dari nilai rata-rata siswa lain.
Pada saat mereka lulus dari sekolah dasar, nilai matematika mereka pada tingkat kota adalah yang paling tinggi dari seluruh sekolah dasar di kota kami!
Ketika awal mengajar kelas itu, saya juga mempunyai banyak kesibukan di rumah. Anak saya sedang mempersiapkan diri untuk menghadapi ujian masuk universitas, dan satu-satunya adik saya terlibat dalam kecelakaan mobil yang serius.
Berkultivasi Falun Dafa membuat saya mampu mempertahankan ketenangan hati dan juga perilaku positif di tengah kekacauan, serta membantu saya menunaikan tanggung jawab sebagai seorang guru, seorang ibu, dan seorang kakak.