Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Seseorang Tidak Seharusnya Mengambil Barang Milik Orang Lain

27 April 2015 |   Oleh Jingyuan

(Minghui.org) Nasib baik terletak di dalam hati seseorang. Apakah seseorang berbuat baik atau jahat, konsekuensinya terikat oleh hukum langit.

Jangan Mendambakan Barang Milik Orang Lain

Ada orang kaya zaman Dinasti Ming. Namanya Xu Chi, dan dia tinggal dekat dengan pria lain bernama Xu Ba. Melihat rumah Xu Ba tampak sangat bagus, ia ingin mendapatkannya. Namun, Xu Ba tidak berencana menjual rumahnya. Xu Chi kemudian memikat anak Xu Ba berjudi sampai ia kehilangan semua kekayaannya, sehingga Xu Ba harus menjual rumahnya untuk Xu Chi pada akhir hari. Xu Ba sangat marah pada anaknya dan akhirnya meninggal dalam penderitaan besar.

 Tak lama kemudian, tiga putra Xu Chi dan lima cucu semua terjangkit penyakit sangat serius. Xu Chi bermimpi tentang kakeknya yang berkata dalam mimpinya: "Kesusahan kamu akan segera datang! Apakah kamu ingat bagaimana mendapatkan rumah Xu Ba? Karena itu, ia menggugat kamu di neraka." Mendengar itu, Xu Chi sangat takut.

Keesokan paginya, Xu Chi pergi ke Kuil Chenghua untuk berdoa. Segera setelah ia berjalan ke kuil, ia melihat seorang pengemis yang menatapnya heran. Ketika pengemis ditanya mengapa ekspresi wajahnya seperti itu, ia mulai berkata dengan suara rendah: "Tadi malam ketika saya kebetulan tidur di kuil, saya melihat seseorang memegang surat penuntutan. Surat itu untuk menuntut Xu Chi yang telah memikat anaknya ke perjudian, yang kemudian kehilangan semua kekayaannya. Dan hari ini saya bertemu Xu Chi yang datang ke sini untuk berdoa. Oleh karena itu saya sedikit terkejut." Mendengar ini, Xu Chi ketakutan.

Benar saja, dalam waktu satu tahun, Xu Chi menjadi sakit parah dan meninggal. Segera setelah itu, anak dan cucunya juga meninggal.

Karena menginginkan rumah orang lain, Xu Chi mengatur anak orang lain berubah menjadi buruk, kemudian membuat ayah dan anak bermusuhan, dan akhirnya membuat mereka kehilangan semua kekayaannya. Niat Xu Chi benar-benar seperti iblis! Kekayaan berasal dari nasib baik seseorang, dan seseorang tidak dapat memperolehnya melalui sebuah rencana jahat. Jika bukan kekayaan miliknya, maka seseorang tidak bisa mendapatkannya. Jika tidak etis mendapatkannya, maka orang tidak boleh mendapatkannya.