(Minghui.org)
Lanjutan dari
Bagian 3
Nafsu Birahi Merusak Masa Depan
Dari masa muda, Lu Zhongxi dari Dinasti Ming dikenal sebagai
seorang yang luar biasa di mana ia mempunyai bakat ingatan yang
sangat tajam. Ia bisa menghafal kalimat yang panjang setelah
membacanya sekali. Pada waktu ia berumur 17 tahun, ia pergi ke
Beijing bersama gurunya, Qiu (pria) untuk mengikuti ujian
nasional.
Sepanjang perjalanan, mereka
berhenti dan menginap di berbagai kota. Di Beijing, mereka
memerhatikan seorang wanita cantik di seberang Hotel. Qiu bukannya
fokus pada persiapan ujian, malah menasihati Zhongxi, “Saya dengar
sebuah kelenteng di luar Gerbang Xuanwu sangat manjur. Kenapa kamu
tidak ke sana dan berdoa kepada dewa untuk mendapatkan gadis
ini?”
Zhongxi akhirnya mengunjungi kelenteng.
Malam itu, Zhongxi mendapatkan wahyu, “Saya melihat seorang dewa
mengejar saya dan Qiu, menegur kami dengan serius. Saya telah
direncanakan mendapat nilai paling tinggi dalam ujian tetapi akibat
dari pikiran kami yang tidak pantas, perjalanan saya diatur ulang
menjadi lebih buruk dan umur guru saya diperpendek.”
Tidak lama kemudian, ia mendapat kabar bahwa Qiu telah meninggal
dunia akibat dari penyakit kolera berat. Meninggalnya Zhongxi juga
membuktikan mimpinya benar. Ia tidak mendapatkan satu posisi pun
dari hasil ujiannya, dan ia hidup miskin di sisa
kehidupannya.
Sekali lagi, moral dari cerita ini adalah berusaha untuk
membersihkan keterikatan seseorang. Orang-orang tidak seharusnya
mengubah prilakunya karena takut hukuman, tetapi lebih baik
bertingkah laku dengan memperhatikan moral karena hanyalah sikap,
yang harus dijaga oleh seorang yang berbudi.
Bersambung ke
Bagian 5
Chinese version click here
English
version click here