(Minghui.org)
“Kami berada di samping Liberty Bell pada hari ini untuk berbagi
keceriaan kami dalam berlatih Falun Dafa. Kami juga meningkatkan
kesadaran karena para praktisi di Tiongkok sedang dianiaya karena
keyakinan mereka – suara mereka dibungkam selama 16 tahun
terakhir,” kata seorang wanita muda pada 23 Mei 2015, di lapangan
depan Independence National Historical Park.
Wanita itu bernama Jenny, lulusan sekolah medis dari Tiongkok yang
bekerja di sebuah rumah sakit di Philadelphia. Di belakangnya ada
puluhan praktisi Falun Dafa, kebanyakan dari mereka mengenakan kaos
kuning, duduk bermeditasi.
“Kami semua berasal dari Greater Philadelphia Area dan datang ke
sini untuk merayakan Hari Falun Dafa Sedunia, hari khusus yang
mengenang 13 Mei 1992, ketika Falun Dafa pertama kali diperkenalan
di Tiongkok,” ungkap Alex, salah satu panitia kegiatan.
Praktisi Falun Dafa berfoto
bersama di Liberty Bell Park pada 23 Mei 2015, untuk merayakan Hari
Falun Dafa Sedunia
Metode latihan kedua Falun Dafa,
disebut Metode Berdiri Memancang Falun
Keyakinan Tak
Tergoyahkan
Jenny menceritakan bagaimana orang-orang yang dikenalnya ditangkap,
ditahan dan disiksa dengan parah sejak penganiayaan dimulai pada
tahun 1999. “Salah satu dari mereka adalah teman ibu saya. Di dalam
kamp kerja paksa, penjaga menyiksanya secara fisik dan mental guna
memaksanya melepaskan keyakinannya.” Meski disiksa begitu kejam, ia
tidak pernah melepaskan keyakinannya.
Sayangnya praktisi ini kemudian meninggal dunia di kamp kerja paksa
akibat perlakuan sewenang-wenang.
Dari usia 11 tahun, Jenny telah belajar menghargai prinsip
Sejati-Baik-Sabar seiring menjadi praktisi Falun Dafa bersama
ibunya.
“Kami tinggal di dalam masyarakat yang dikendalikan oleh keuntungan
materi. Isu-isu moral sering diabaikan. Prinsip-prinsip Falun Dafa
memberi ketenangan batin kepada kita, tercermin dalam bagaimana
kita berinteraksi dengan orang lain. Itulah mengapa kita harus
benar-benar menghargai latihan ini.”
Meskipun manfaat fisik dan mental yang diterima oleh jutaan orang
dari latihan ini, Falun Dafa telah menjadi sasaran penindasan di
Tiongkok. “Makin banyak orang menyadari ini dan berkata tidak pada
Partai Komunis Tiongkok (PKT), segera penganiayaan brutal ini akan
berakhir.”
Pengunjung: “Bukankah Bagus Menjadi Orang yang Lebih
Baik?”
Para pejalan kaki berhenti untuk membaca tentang kebrutalan dari
penganiayaan tersebut. Beberapa orang cukup terkejut ketika
mengetahui rejim komunis membunuh praktisi demi organ mereka.
“Semua orang seharusnya memiliki kebebasan berkeyakinan. Lagipula,
bukankah bagus menjadi orang yang lebih baik dengan mengikuti
prinsip-prinsip ini?” kata Saeed Kesharii dari Iran, yang bekerja
di sebuah universitas di Philadelphia. Ia menandatangani petisi
yang menyerukan diakhirinya penganiayaan tersebut.
Sherry Sean, yang bekerja di sebuah rumah sakit setempat, berkata
ia telah berlatih yoga selama bertahun-tahun. “Saya merasakan medan
energi kuat ketika berhenti untuk menyaksikan mereka [praktisi]
melakukan latihan.” Setelah mendengar tentang penganiayaan di
Tiongkok, ia tampak tertegun, ”Saya tidak bisa membayangkan mengapa
seseorang dilarang bermeditasi damai seperti itu, terutama jika
menawarkan begitu banyak manfaat fisik dan spiritual.”
Banyak turis di wilayah itu mengenal Falun Dafa untuk pertama
kalinya. Karen dan Kathy, dari Korea Selatan yang sekarang tinggal
di New York, menunjuk ke poster dan menanyakan pada praktisi, ”Apa
yang telah terjadi di sini? Mengapa didisiksa?” Setelah diberikan
penjelasan, mereka menandatangani petisi untuk menghentikan
penganiayaan.
Para pejalan kaki membaca
poster-poster yang dipajang di taman mengenai penganiayaan di
Tiongkok
Jared dari Washington D.C.
berkata ia telah mendengar tentang Falun Dafa dan penganiayaan di
universitas. “Saya tidak mengetahui pelanggaran HAM di Tiongkok
begitu parah. Dan faktanya menargetkan sekelompok praktisi yang
melakukan meditasi damai.”
Karena tertarik pada budaya Tionghoa, Jared tinggal di Taiwan
selama dua tahun dan lancar berbahasa Mandarin.
Jared, yang lancar berbahasa
Mandarin mengungkapkan dukungannya atas kebebasan
berkeyakinan
Tertarik dengan gerakan-gerakan
lembut, banyak pengunjung ikut mempelajari latihan Falun
Dafa.
Orang-orang mempelajari latihan
Falun Dafa
“Saya Hadir Demi
Anda”
Melalui upaya konsisten untuk meningkatkan kesadaran terhadap
penganiayaan di Tiongkok, termasuk pengambilan organ dari praktisi
secara hidup-hidup, banyak institusi pemerintah Amerika Serikat dan
organisasi-organisasi mulai menaruh perhatian khusus atas
pelanggaran HAM berat yang dilakukan oleh Tiongkok hari ini.
Salah satu contoh adalah Resolusi Dewan 1052, diloloskan oleh
Majelis Umum Pennsylvania pada Oktober 2014, mengecam penganiayaan,
terutama pengambilan organ hidup dan mendukung komunitas medis
untuk membantu meningkatkan kesadaran atas hal tidak etis ini.
Selain itu, juga menyerukan pemerintah Amerika Serikat menyelidiki
secara tuntas serta “melarang dokter-dokter yang terlibat dalam
pengambilan organ tidak sah atau operasi transplantasi menggunakan
organ yang diambil dari tahanan hidup di Tiongkok masuk ke Amerika
Serikat.”
Tetapi di Tiongkok, jutaan rakyat Tiongkok telah dibanjiri dengan
laporan fitnah yang dibuat oleh rejim Tiongkok, berusaha
untuk memperburuk nama Falun Dafa, mempengaruhi orang-orang untuk
tidak peduli terhadap penderitaan praktisi Falun Dafa.
Guan, seorang praktisi wanita Falun Dafa dan relawan berkata:
”Banyak turis menanyakan mengapa saya mau menghabiskan waktu untuk
menceritakan hal ini kepada mereka. Saya hanya berkata, ‘Saya hadir
demi Anda dan demi masa depan Anda. Ini demi keselamatanmu.”
Lebih dari 200 juta rakyat Tiongkok telah mundur dari organisasi
partai komunis. Mereka telah memisahkan diri dari PKT, rejim yang
membunuh secara sewenang-wenang. Selama kegiatan di Liberty Bell,
lebih dari 20 orang Tiongkok mundur dari organisasi PKT setelah
Guan menjelaskan kepada mereka tentang konsekuensi mengikuti partai
secara membuta.
Praktisi menjelaskan kepada para
turis Tiongkok pentingnya memisahkan diri mereka dari organisasi
PKT
“Komunis telah melebarkan
pengaruhnya di luar negeri, termasuk di Amerika Serikat,” kata
Joseph Neary, yang bepergian dari Virginia bersama istrinya untuk
mengunjungi putra mereka di Philadelphia. Ia berkata, karena
komunisme, cara satu-satunya mengakhiri bencana adalah dengan
mengakhiri komunisme.”
“Orang-orang seharusnya berhak untuk berkeyakinan.” Menghadapi
Independence Hall yang kurang setengah blok jauhnya dari Jalan
Chestnut, di mana Proklamasi Kemerdekaan ditulis 230 tahun lalu,
Neary menyatakan: ”Selama Partai Komunis ada, Anda akan
dianiaya.”
Chinese version click here
English
version click here