(Minghui.org)
"Saya telah membaca buku-buku Falun Gong kalian, dan tahu bahwa
kalian adalah orang baik, kalian sedang diperlakukan dengan tidak
adil. Tapi saya hanyalah sebuah pion. Tidak ada yang bisa saya
lakukan jika pemerintah ingin saya menganiaya kalian."
Perkataan itu diucapkan oleh Wei
Ming (pria), seorang perwira Kantor Polisi Xinhua di Provinsi
Hebei, ketika dia menangkap praktisi Falun Gong setempat Xi Lili
pada November 2000.
Rekan perwira Wei Ming, Bai Jiyuan, menambahkan, "Saya harus
melakukan apa pun yang diminta oleh atasan, bahkan jika bermakna
membunuh. Tidak ada bedanya jika orang tersebut baik atau buruk.
Kebijakan untuk menindas Falun Gong tidak akan berubah. Bahkan jika
berubah, itu membutuhkan waktu yang lama di masa depan. Saya sudah
lama mati di saat itu."
Praktisi Falun Gong Fang Zhizhong mendengar hal yang sama. Fang,
umur 70 tahun, jatuh pingsan setelah disiksa secara intens di
Kantor Polisi Tikou di Weifang, Provinsi Shandong.
Kepala kantor polisi, Yang Nan, mengatakan, "Saya melakukan apa
yang mereka perintahkan kepada saya. Bahkan jika itu adalah
kejahatan, itu adalah kesalahan mereka, bukan kesalahan saya. Jika
seseorang harus bertanggung jawab, maka adalah mereka, bukan
saya."
Ketiga polisi ini tidak sendirian dengan pemikiran mereka: Ini
adalah sikap khas dari polisi Tiongkok ketika berurusan dengan
Falun Gong. Dalam dua contoh ini, satu dari Hebei dan satunya lagi
dari Shandong, polisi adalah bagian bawah dari rantai komando yang
secara penuh dikendalikan oleh Kantor 610 -- organisasi keamanan
berbasis-Partai yang didirikan khusus untuk mengkoordinir dan
melaksanakan penganiayaan terhadap Falun Gong.
Kantor 610 didirikan oleh mantan pemimpin komunis Jiang Zemin, yang
melancarkan penganiayaan pada tanggal 10 Juni 1999 -- dari situlah
asal mula namanya. Kantor tersebut memiliki kekuasaan mutlak atas
semua cabang pemerintah lainnya.
Penganiayaan dimulai di pusat-pusat penahanan, di mana para
praktisi secara rutin dijebloskan setelah penangkapan. Di bawah
pengawasan Kantor 610, sebuah divisi keamanan domestik lokal
kemudian akan memproses kasus tersebut, yang biasanya menyebabkan
praktisi dituntut di dalam sistem pengadilan yang korup dan
menjalani hukuman di penjara.
Meskipun begitu, banyak praktisi yang dijebloskan langsung ke pusat
pencucian otak, berada di bawah wewenang langsung dari Kantor 610.
Pusat-pusat ini juga disebut "penjara hitam," karena seorang
praktisi dapat diterima tanpa dokumen hukum apa pun.
Artikel ini menggambarkan setiap langkah dalam rantai komando
kejahatan ini yang dimulai dari kantor 610.
Para Kriminal di Pusat Penahanan: "Kami Memukuli Kalian,
Mereka Mengurangi Masa Tahanan Kami."
Setelah ditangkap pada Desember 2000, praktisi Falun Gong Wu Suqiu
asal Shijiazhuang dikirim ke sebuah pusat penahanan di Distrik
Chongwen bersama enam praktisi lainnya. Di dalam sel, enam
narapidana kriminal memukuli mereka selama delapan jam.
Para kriminal mengatakan, "Kami melakukan ini terhadap banyak
[praktisi] Falun Gong. Ini adalah rutinitas: kami memukuli kalian,
mereka mengurangi masa tahanan kami. Itu adalah yang kami inginkan,
itu saja. Pihak berwenang menyuruh kami untuk melakukannya, jadi
kami melakukan."
Divisi Keamanan Domestik: "Kalian Bisa Mencoba untuk
Menuntut Saya, Tapi Kalian Tidak Akan Menang."
Praktisi Falun Gong Zhan Zhongrong (wanita) asal Yantai, Provinsi
Shandong, ditangkap pada tanggal 4 Juli 2011, dan dibawa ke Pusat
Penahanan Kedua. Pada tanggal 11 Juli, putra dan keluarganya pergi
ke divisi keamanan domestik setempat untuk meminta
pembebasannya.
Kepala tim, Zheng Suiyue, mengatakan, "Kami hanya mengikuti
perintah. Saya telah membaca materi Falun Gong kalian, dan saya
tahu bahwa Falun Gong tidak bersalah. Tapi saya tidak punya
pilihan. Kalian bisa mencoba untuk menuntut saya, tetapi kalian
tidak akan menang."
Pada tanggal 20 Juli, Zhan divonis satu tahun dan enam bulan kerja
paksa.
Para Penjaga Kamp Kerja Paksa: "Atasan Menyuruh Kita untuk
Menyiksa Mereka"
Sebelum pembubaran sistem kamp kerja paksa, divisi keamanan
domestik kadang-kadang mengirim para praktisi ke kamp kerja paksa
secara langsung, tanpa melalui prosedur. Para penjaga di sana
mengaku mereka hanya mengikuti perintah untuk menyiksa
praktisi.
Man Chunrong (wanita) asal Dalian, Provinsi Liaoning, disiksa di
Kamp Kerja Paksa Dalian. Dia dijauhkan dari bingkai jendela supaya
para penjaga bisa memukulinya dengan tongkat listrik dan tongkat
karet sampai dia pingsan.
Kakinya berubah hitam dan ungu, otot-ototnya mengalami kejang. Para
penjaga kemudian memaksanya duduk di bangku kecil. Dia mendengar
penjaga Sui Ziqiang mengatakan kepada para penjaga lainnya, "Atasan
menyuruh kita untuk menyiksa mereka."
Tahanan Kamp Kerja Paksa: "Saya Tidak Bisa Mengabaikan
Perintah dari Pihak Berwenang"
Para penjahat di kamp kerja paksa sering dipaksa untuk menyiksa
praktisi Falun Gong.
Chen Zhenbo (wanita), seorang praktisi asal Pingdu, Provinsi
Shandong, berada di Kamp Kerja Paksa Wanita Provinsi Kedua. Liu
Wenrong, seorang narapidana kriminal di dalam sel yang sama,
menyiksanya. Liu mencuri makanannya, tidak mengizinkannya
menggunakan kamar mandi, mengutuk serta memukulinya.
Suatu kali Liu menjambak rambut Chen dan membentur kepalanya ke
dinding beberapa kali. Di waktu lain, Liu menginjak setelah
mendorongnya ke bawah dan menyuruh para tahanan lain untuk
memukulinya.
Sebagai imbalan karena menyiksa Chen, masa hukuman Liu
dikurangi.
Sebelum dia dibebaskan, Liu memeluk Chen dan menangis. "Saya sangat
menyesal," katanya. "Saya tidak ingin menyiksa anda. Pihak
berwenang memerintahkan saya demikian, dan saya tidak bisa
mengabaikan mereka. Anda telah banyak menderita."
Jaksa: "Saya Harus Melakukan Apa yang Diminta oleh Kantor
610"
Para praktisi yang tidak dikirim ke kamp kerja dituntut.
Ketika Li Jianhui asal Shenzhen, Provinsi Guangdong, ditangkap pada
September 1999, kejaksaan Shenzhen mengatakan kepadanya, "Kamu
tidak bersalah, tapi kami harus menuntut anda. Hal ini dilakukan
karena politis. Ini adalah perintah dari pihak berwenang."
Dalam kebanyakan kasus, jaksa mengabaikan hukum dan tunduk atas
kehendak Kantor 610. Dalam contoh lain, Wang Mingxiang dan Yu
Peiling ditangkap oleh Kantor 610 dan polisi setempat di Kota
Lianyungang, Provinsi Jiangsu. Mereka diserahkan ke kejaksaan
daerah.
Wang dihukum tiga tahun dan Yu empat tahun. Kejaksaan mengaku pada
pengacara pembela, "Kami benar-benar tidak punya dasar hukum untuk
menuntut mereka. Tapi itu adalah perintah langsung dari Kantor 610,
dan kami harus melakukan apa yang diminta oleh Kantor 610."
Hakim: "Saya Harus Mengikuti Perintah dari Pihak
Berwenang"
Bagaimana para hakim menangani kasus Falun Gong?
Pada tanggal 6 Agustus 2013, keluarga praktisi Wang Jinbo dari
Kabupaten Yitong, Provinsi Jilin, pergi ke Pengadilan Distrik
Ningjiang di Kota Songyuan untuk mencari tahu kapan Wang akan
disidangkan. Mereka diberitahu bahwa persidangan rahasia sudah
digelar.
Mereka menanyai hakim mengapa mereka tidak diberitahu. Sang Hakim,
Lu Ping, mengatakan hal itu tidak perlu dilakukan. Dia juga menolak
untuk memberitahu mereka kapan sidang tersebut akan digelar.
Ketika keluarga mempertanyakan legalitas persidangan tersebut, Lu
mengatakan, "Tidak ada aturan hukum. Partai membayar saya, jadi
saya harus mengikuti perintah apa pun yang ia berikan."
Sipir Penjara: "Kami Harus 'Transformasi' 90% - Itu adalah
Perintah"
Penjara diharapkan untuk "transformasi" praktisi Falun Gong --
memaksa mereka melepaskan keyakinan dan menandatangani dokumen yang
menyatakan mereka adalah bukan praktisi.
Pada tahun 2012, Penjara Fanjiatai di Kota Shayang, Provinsi Hubei,
menaikkan angka "transformasi". Kepala penjara Chang Jinfu
mengumumkan bahwa 90% dari para praktisi harus "ditransformasi."
Dia menugaskan petugas polisi ke setiap divisi penjara untuk
melaksanakan perintah tersebut.
Polisi diberi 10.000 yuan atas setiap praktisi yang melepaskan
Falun Gong. Orang yang melakukan "transformasi" paling banyak
terhadap praktisi akan dipertimbangkan untuk dipromosikan naik
jabatan. Termotivasi oleh imbalan dan manfaat, banyak petugas
menyiksa praktisi secara brutal untuk memaksa mereka menandatangani
dokumen.
Seorang polisi di Penjara Jiamusi memberitahu seorang praktisi,
"Perintah kami mengatakan bahwa kami akan baik-baik saja bahkan
jika kami memukuli kalian sampai mati, asalkan jumlah kematian di
bawah jumlah tertentu."
Polisi di Penjara Jiamusi menewaskan tiga praktisi dalam dua minggu
dengan memukuli mereka sampai mati. Penjara tidak pernah melepaskan
jasad dari salah satu korban, Qin Yueming.
Staf Pusat Cuci Otak: "Konstitusi Tidak Ada Artinya. Kantor
610 di Atas Hukum"
Selain penjara dan kamp kerja paksa, di masa lalu, para praktisi
dikirim ke pusat cuci otak yang didirikan oleh Kantor 610, di mana
tidak diatur oleh undang-undang.
Kantor 610 di Provinsi Hubei, Institut Pendidikan Hukum Hubei,
memiliki aturan bahwa staf dapat melakukan apa saja yang mereka
pilih untuk memaksa praktisi "ditransformasi." Petugas yang
berhasil akan mendapatkan penghargaan dengan imbalan uang tunai
atau promosi.
Kepala pusat tersebut mengatakan, "Kami berada di atas
hukum."
Guru sekolah dasar Li Shouwo, umur 65 tahun, dari Kabupaten
Pingshan, Provinsi Hebei, dibawa ke pusat pencucian otak setempat
pada tanggal 17 Juli 2001. Zhang Xingang dan enam orang lainnya
dari Kantor 610 membawa Li ke sebuah sel kecil di pagi hari pada
tanggal 9 Oktober.
Zhang meminta Li untuk melepaskan Falun Gong. Li mengatakan, "Falun
Gong menyembuhkan saya. Bagaimana saya bisa melepaskannya?"
Zhang mengatakan, "Jika Falun Gong menyembuhkan kamu, saya akan
memukuli kamu hari ini sampai kamu sakit lagi."
Li mengatakan, "Itu melanggar hukum."
Zhang Xingang menjawab, "Saya baru saja lulus dari sekolah hukum.
Tentu saja saya tahu itu adalah melawan hukum. Tapi saya beritahu
bahwa kamu tidak bisa keluar dari sini. Bahkan jika kamu dibebaskan
dan mengajukan gugatan terhadap saya, kamu tidak bisa menang. Kami
tak tersentuh. Partai menyuruh saya untuk memukuli kamu. Jiang
Zemin dan Kantor 610 memberikan perintah.”
"Saat ini, Kantor 610 membuat semua aturan. Saya bersama Kantor
610. Konstitusi tidak ada artinya. Apa yang Kantor 610 katakan
berlaku. Jika kamu mundur dari Falun Gong hari ini, kami akan
mengirim kamu pulang sekarang juga. Jika kamu menolak, saya akan
memukuli kamu dengan tongkat ini."
Li Shouwo menolak untuk mematuhi, sehingga Zhang dan enam petugas
lainnya memukulinya dengan tongkat sampai dia pingsan. Setelah Li
sadar, Zhang menyemprot bubuk merica ke dalam mata Li. Rasa sakit
membuat Li pingsan lagi selama tujuh jam.
Kantor 610 Adalah Otoritas Paling Tinggi
Kantor 610 mengontrol polisi, yang menyiksa dan mengawasi
penyiksaan terhadap praktisi Falun Gong. Ini telah berlangsung
selama 16 tahun. Para polisi dan penjahat hanyalah jalur dalam
rantai komando. Ketika orang-orang yang bertanggung jawab atas
penganiayaan dibawa ke pengadilan, baik Kantor 610 atau pun Jiang
Zemin tidak akan diampuni.
Chinese version click here
English
version click here