Polisi menangkap Lin di luar
pasar petani pada tanggal 14 Juli 2014, karena “menyebarkan
propaganda Falun Gong.” Saat artikel ini ditulis, ia sedang ditahan
di Pusat Penahanan Kabupaten Dayi.
Ini bukan pertama kalinya Li ditahan oleh polisi. Ia pernah ditahan
setidaknya lima kali setelah rejim komunis mulai menekan Falun Gong
pada tahun 1999.
“Saya menghabiskan hampir keseluruhan tahun 2000 di sebuah pusat
penahanan,” ingat Lin. “Dan itu hanya yang ada di catatan polisi.
Saya pernah ditahan di tempat parkiran gedung pemerintahan Wujin.
Saya dipaksa untuk duduk di sebuah bangku selama enam hari, dan
semua ini tidak tercatat.
“Awalnya, saya pikir polisi hanya tidak mengetahui tentang Falun
Gong dan betapa baiknya ia. Jadi saya dengan sabar menjelaskan
manfaat yang keluarga dan saya peroleh dari berlatih Falun Gong.
Tetapi apa yang saya dapatkan adalah ancaman yang berulang kali dan
penganiayaan.”
Lin memutuskan untuk mengunjungi Kantor Pengaduan dan Petisi
pemerintah Tiongkok di Beijing untuk memprotes perlakuan yang
diterimanya dari polisi lokal. Namun, ia dibawa kembali dan dikirim
ke pusat penahanan sebelum ia mencapai Beijing.
Menyaksikan ketidakadilan terhadap bundanya, putri Lin yang baru
berumur enam belas tahun pergi ke Beijing sendirian untuk memohon
bagi ibunya. Ia ditangkap dan dibawa pulang kembali oleh polisi,
dan dikeluarkan dari sekolahnya.
Mengabaikan tekanan pada dirinya dan keluarga, Lin tetap teguh pada
kepercayaannya terhadap Falun Gong.
“Setelah saya mulai berlatih Falun Gong, saya menjadi sehat dan
bersemangat. Falun Gong telah memberikan saya sebuah hidup yang
baru,” katanya.
Kesehatan Lin sangat buruk sebelum ia berlatih. Ia hampir selalu
menderita Flu; hanya berolah raga sedikit saja sudah pusing dan
kesulitan bernafas. Dokter sudah mengatakan kepadanya ia tidak akan
hidup lebih dari 47 tahun karena penyakit rematik jantungnya.
Tetapi semua itu berubah pada tahun 1998 ketika ia mulai berlatih
Falun Gong.
“Kondisi fisik saya membaik; saya punya warna kulit yang lebih baik
dan kulit yang lebih halus dibandingkan sebelumnya,” kata Lin.
“Tidak saja saya semakin sehat, tetapi saya juga lebih ramah dan
lebih mempertimbangkan orang lain.”
Lin memuji Falun Gong karena telah membuatnya menjadi orang yang
lebih baik.
“Ibu mertua saya terbaring di ranjang dan menderita Alzheimer di
hari tuanya. Saya menggotongnya ke kamar mandi dua kali dalam satu
jam. Saya memandikannya. Saya merawatnya 24 jam sehari, 7 tujuh
hari seminggu. Saya hanya mempunyai waktu tidur selama 4 jam sehari
di tahun-tahun itu. Tetapi saya tidak mengeluh sedikit pun. Saya
hanya merasa bersimpati padanya,” kata Lin.
Sulit untuk di bayangkan, karena sebelumnya, kedua wanita itu tidak
akur. Lin mengatakan ibu mertuanya sering memakinya selama
bertahun-tahun karena ia tidak melahirkan seorang putra yang dapat
meneruskan nama keluarganya.
Memberitahukan orang mengenai Falun Gong dan penindasan telah
menjadi bagian kehidupan Lin.
“Falun Gong telah merubah total saya dan memberikan saya sebuah
kehidupan yang baru. Namun ia sedang difitnah, jadi bagaimana saya
bisa diam saja?! Hati nurani saya tidak mengizinkan saya tinggal
diam. Saya memberitahukan orang-orang mengenai Falun Gong dan
penindasan,” kata Lin.
Artikel Terkait:
Ms. Lin
Jiuliang’s Family Members Arrested for Defending Her Constitutional
Rights