(Minghui.org) Ki
Tae Jeong, penduduk asli dari Korea, tampak berusia 40
tahunan di mata orang lain – ramah dan sehat. Namun, yang
terlihat bisa menipu. Sebenarnya Ki sudah memasuki usia pensiun,
tapi taipan telekomunikasi yang cerdas ini tidak membiarkan hal ini
diketahui oleh sembarang orang.
Pada siang yang cerah di musim panas, Jeong berdiri di antara 8.000
praktisi Falun Dafa di Manhattan dalam persiapan pawai merayakan 23
tahun latihan spiritual ini diperkenalkan kepada publik.
Para praktisi Falun Dafa yang berasal lebih dari 50 negara
berkumpul di Kota New York untuk berpartisipasi dalam perayaan ini,
termasuk Jeong. Mereka berpartisipasi dalam banyak acara mulai dari
tanggal 13 Mei sampai 14 Mei, termasuk konferensi berbagi
pengalaman kultivasi, peragaan latihan bersama, dan pawai.
Ki Tae Jeong bersama
istrinya
Wakil Presiden dari
Korean Telecom: Falun Dafa Mencerahkan Hidup Saya
Ki Tae Jeong adalah wakil presiden bidang pengembangan teknikal di
KT Corporation, penyedia layanan komunikasi terbesar di Korea
Selatan. Hal ini membuat kami sedikit terkejut ketika kami bertemu
dengan seorang pria paruh baya yang sopan santun.
Dia mulai berbicara tentang pengalamannya sebagai praktisi Falun
Dafa, predikat yang disandangkannya dengan bangga selama 14 tahun.
Jeong berkata bahwa kualitas dari ketenangan batin yang
diperolehnya dari latihan Falun Dafa selama tahun-tahun telah
membantu mengembangkan pikiran kreatifnya, membuatnya selangkah
lebih maju di bidang industrinya.
“Dunia industri selalu haus akan inovasi, dan setelah berlatih
Falun Dafa, saya bisa menawarkan inovasi yang diperlukan. Latihan
ini benar-benar membantu saya menjernihkan pikiran dan memberi
wawasan serta solusi-solusi unik untuk bergerak di pasar
telekomunikasi [di Korea Selatan],” kata Jeong.
Dan semua itu tampak seperti metode mencoba dan berhasil: semua
rekan Jeong tahu bagaimana Jeong menempatkan dirinya dalam
penentuan keputusan, dan sangat mendukung.
Ketika Jeong melihat kehidupannya sebelum berlatih Falun Dafa, dia
hampir merasa bahwa itu adalah orang lain yang menjalani kehidupan
tersebut. Dia selalu memiliki jadwal kerja yang sangat sibuk dengan
tanggung jawab ganda di bagian pengembangan serta mengajak makan
malam klien-kliennya.
“Saya pulang ke rumah dalam keadaan tidak mabuk hanya satu atau dua
malam dalam seminggu. Seperti yang bisa Anda bayangkan, saya adalah
kutukan bagi kehidupan istri saya di waktu itu,” kata Jeong. “Ayah
saya adalah seorang pecandu alkohol dan meninggal dunia karena
menderita kanker hati, jadi bukannya saya tidak tahu betapa
berbahaya alkohol itu. Tapi saya tetap tidak bisa berhenti
minum.”
Namun, di akhir tahun 2000, hidup Jeong berubah menjadi lebih baik
ketika seorang temannya dari Jepang memperkenalkan latihan
spiritual, yang disebut “Falun Dafa” kepadanya.
“Apa yang diajarkan oleh latihan itu sepenuhnya adalah konsep baru
bagi saya; saya tidak dapat menjelaskannya, tapi saya merasakan
inilah. Benar-benar ‘sesuatu’ dan bagus,” kata Jeong. “Saya menjadi
sangat tertarik dengan latihan ini dan tentu saja, saya mulai
melihat kehidupan saya berubah menjadi lebih baik hampir seketika
saat itu juga.”
“Biasanya saya minum setengah liter minuman keras dan dua botol bir
dalam sehari. Selain itu, saya juga merokok kurang lebih sebungkus
dalam sehari. Itu semua adalah obat bagi saya, dan di masa itu jika
anda bertanya, saya tidak bisa membayangkan tanpa “obat-obat
tersebut” sehari pun,” kata Jeong.
Setelah Jeong berlatih Falun Dafa selama sebulan, akhirnya dia bisa
berhenti minum minuman keras dan merokok. Benar-benar tidak ada
proses, katanya. Rasa ingin minum dan merokok hilang begitu saja,
seolah dia tidak ingin minum dan merokok sebelumnya.
Ketika pertama kali menolak minuman keras di suatu pesta makan
malam, klien-kliennya mengira bahwa dia sedang bercanda dan terus
menawarinnya minum. Dia harus serius menyatakan bahwa dia sudah
berkultivasi dan sekarang sepenuhnya berhenti merokok dan minum
alkohol.
Melihat perubahan yang sangat besar dari Jeong, istri, ibu, adik
(laki-laki) dan saudari Jeong, semua mulai berlatih Falun Dafa. Dia
juga menawarkan untuk mengajarkan latihan Falun Dafa kepada
rekan-rekannya dengan jadwal rutin.
Yun Kyong Hyon (Ph.D) dan istrinya
Hi Jin Lee (Ph.D)
Peneliti Senior dari
Institut Ilmu Pengetahuan Nasional: Navigator Kehidupan
Saya
Yun Kyong Hyon adalah seorang peneliti senior dan juga direktur
departemen di Institut Nasional Ilmu Pengetahuan Matematika di
Korea Selatan.
Baginya, Falun Dafa adalah studi yang paling sulit dan supernormal,
serta kunci bagi banyak teka-teki sepanjang hidupnya. Hyon mampu
menemukan hal baru melalui keyakinannya, wawasan filosofi baru
bukan hanya tentang pekerjaannya, tapi juga tentang alam semesta
yang lebih besar.
Dia mengatakan bahwa keuntungan terbesar dari berlatih Falun Dafa
adalah menjadi navigator bagi kehidupannya. Yun Kyong Hyon
mengetahui Falun Dafa dari seorang profesor tua pada tahun 2003 dan
memutuskan untuk mencobanya, lalu pergi ke Amerika Serikat untuk
program pasca doktoral pada tahun 2005.
Namun, Falun Dafa bukan hanya latihan yang meningkatkan kemampuan
otak bagi Hyon; latihan ini juga menawarkan bimbingan bagi
kehidupannya ketika terjadi kekacauan dan tanpa arah.
Hyon pergi ke Amerika Serikat untuk studi pasca doktoral pada tahun
2005. Namun, ketika dia kembali ke negaranya pada tahun 2012,
sebuah tantangan yang tak terduga menunggunya. Keluarganya dalam
kondisi emosional dan juga bermasalah dalam finansial, semua mata
tertuju ke arahnya, sebagai anak laki-laki paling tua juga paling
terdidik, untuk membantu menyelesaikan masalah mereka.
“Saya tahu bahwa Falun Dafa dapat membantu menyelesaikan masalah
mereka, jadi saya berusaha untuk membujuk mereka agar belajar Falun
Dafa dan meminta mereka berbuat layaknya seorang praktisi,” kata
Hyon. “Dilihat lagi, itu bukanlah ide yang terbaik. Saya tidak
melakukannya untuk kebaikan mereka, saya melakukannya untuk diri
saya sendiri. Dan memaksakan sesuatu – bahkan jika itu adalah hal
yang baik – kepada orang lain bukanlah berbelas kasih.”
Dia mendiskusikan masalahnya dengan rekan-rekan praktisi, yang
menawarkan banyak bantuan untuknya dan perlahan-lahan membuatnya
memahami bahwa seorang praktisi harus memperlakukan keluarganya
dengan belas kasih dan sabar. Mereka menyarankan supaya Hyon
melihat ke dalam untuk mencari apa penyebab dari semua masalah ini
dan menemukan solusinya.
Hyon segera menyadari bahwa ketika moralitasnya meningkat dan
menjadi lebih baik, keluarganya menjadi lebih sehat. Mereka juga
menjadi lebih mau menerima upanyanya dan juga latihan kultivasi
ini. Bahkan ayahnya mengajukan diri untuk menjadi relawan dalam
usaha pengumpulan tanda tangan untuk membantu mengakhiri pembunuhan
terhadap para praktisi yang diambil organnya dimana sedang terjadi
di Tiongkok.
Istri Hyon, Hi Jin Lee juga bergelar doktoral di bidang matematika,
dia adalah seorang yang perfeksionis sebelum berlatih Falun Dafa.
Latihan spiritual Falun Dafa telah merubah kepribadiannya secara
drastis.
“[Setelah berlatih Falun Dafa,] saya belajar untuk melihat ke dalam
dan menyadari sifat tangan besi saya adalah penyebab dari
kebanyakan masalah saya. Sifat arogan saya menjadi berkurang,
mentalitas bersaing menjadi berkurang, iri hati berkurang. Dan
seperti itulah, saya menjadi orang yang lebih ramah dan santai,”
kata Lee.
“Falun Dafa telah mengajarkan saya apa itu belas kasih dan
bagaimana mempertimbangkan orang lain. Anda bahkan bisa mengatakan
bahwa Falun Dafa adalah cahaya hidup saya,” kata Lee.
Chinese version click here
English
version click here