Penganiayaan terhadap Falun Gong merupakan gerakan politik terbesar yang PKT lancarkan semenjak Revolusi Besar Kebudayaan di era 60-an, dan merupakan penindasan yang paling kelam dan absurd dalam sejarah Tiongkok modern. Paling kelam, dipandang dari jumlah korbannya, kekejamannya (metode-metode yang digunakan dalam penganiayaan), mobilisasi media yang dikendalikan PKT secara besar-besaran untuk mencemarkan dan memfitnah Falun Gong, bahkan blokade internet oleh rejim agar fakta kebenaran tentang Falun Gong tidak menjangkau masyarakat luas di Tiongkok.
(Minghui.org) 20
Juli tahun ini menandai 16 tahun sejak Partai Komunis Tiongkok
(PKT) memulai penganiayaan brutalnya pada para pengikut Falun Dafa
(disebut juga Falun Gong) di daratan Tiongkok.
Selama 15 tahun terakhir, ratusan
ribu pengikut Falun Gong telah dijebloskan dan disiksa di kamp-kamp
kerja paksa, penjara dan pusat-pusat ‘pendidikan kembali’, dan tim
penyidik independen Kanada bahkan telah menemukan bukti-bukti bahwa
ribuan praktisi Falun Gong diduga telah dibunuh untuk memenuhi
kebutuhan industri transplantasi organ Tiongkok, yang bukan
kebetulan – juga turut melesat semenjak awal 2000, saat
penganiayaan terhadap Falun Gong tengah memuncak.
Sejak awal Mei tahun ini, dalang utama di balik tragedi kemanusiaan
ini, Jiang Zemin (mantan tirani Tiongkok) telah dituntut secara
pidana oleh lebih dari 80.000 praktisi korban penganiayaan maupun
keluarga mereka di Tiongkok. Angka tersebut terus bertambah dari
hari ke hari.
Untuk menyerukan penghentian penindasan terhadap Falun Gong di Tiongkok, serta menyuarakan dukungan bagi penuntutan dan pelaporan kejahatan genosida Jiang Zemin melalui sistem pengadilan Tiongkok, praktisi Falun Gong di Surabaya pada 20 Juli 2015 sore kembali menggelar aksi damai di depan Konsulat Jenderal Tiongkok.
Dalam kegiatan tersebut, praktisi
menyebarkan materi informasi kepada pengendara yang melintas dan
juga mengklarifikasi fakta kepada para petugas kepolisian yang
menjaga kegiatan tersebut. Ada petugas polisi yang berpikir bahwa
penganiayaan sudah tidak ada lagi di Tiongkok modern, juga ada yang
menanyakan mengapa Falun Gong dianiaya di Tiongkok.
Kegiatan berlangsung dengan tertib dan berakhir sekitar pukul
17.30.