Situs Minghui menerima salinan
tuntutan hukum terhadap Jiang dari banyak praktisi setiap hari.
Dalam laporan ini, kami menyajikan gambaran dari beberapa praktisi
yang salinan tuntutan diterima oleh Minghui pada 6 Agustus
2015.
Tuntutan hukum ini dikirim ke Mahkamah Agung dan Kejaksaan Agung,
yang memproses semua tuntutan hukum oleh warga, sebagai sebuah
keputusan terbaru oleh Mahkamah Agung.
Dianiaya Tanpa Ampun karena Berlatih Falun
Gong
Praktisi Falun Gong dari semua lapisan masyarakat telah dianiaya
sejak tahun 1999, tahun ketika Jiang melarang latihan kultivasi
damai.
Seorang mantan instruktur dari akademi polisi dan dua praktisi yang
latar belakangnya tidak diketahui, ditangkap, ditahan, dipenjara,
dihukum kerja paksa, dicuci otak, disiksa, dan atau dipecat dari
pekerjaan mereka atau kehilangan manfaat pensiun. Salah seorang
dari mereka meninggal karena penyiksaan.
Kutipan-kutipan berikut menggambarkan bagaimana tempat kerja,
polisi, dan pejabat pemerintah menyiksa dan melecehkan praktisi,
mencoba untuk memaksa praktisi melepaskan kepercayaan mereka pada
Falun Gong.
Kasus 1: Zhang Qiping (张其平)
Profesi: Mantan instruktur di Akademi Polisi
Angkatan Bersenjata Kota Langfang
Alamat: Kota Langfang, Provinsi Hebei
Tanggal diajukan: 7 Juli 2015
Fakta kunci:
Zhang Qiping mulai berlatih Falun Gong pada tahun 1997. Setelah
Jiang mulai menganiaya Falun Gong pada tahun 1999, Zhang ditangkap
tiga kali dan ditahan selama total 47 hari.
Dia pergi ke Beijing untuk memohon hak untuk berlatih Falun Gong
pada 22 Juli 1999. Setelah kembali ke rumah, ia ditangkap oleh
polisi dari akademi dan ditahan selama delapan hari. Presiden
akademi menuntut agar ia melepaskan keyakinannya dan mengancam
bahwa anak sulungnya tidak akan bisa masuk ke perguruan tinggi jika
ia menolak.
Kepolisian Kota Langfang menerobos masuk ke rumah Zhang dan
menangkapnya pada 22 Agustus 2000. Ia ditahan selama 23 hari di
Pusat Penahanan Kota Langfang, di mana ia dipaksa untuk membuat
paket sumpit.
Dia ditahan di pusat pencucian otak selama 16 hari, mulai 29
Januari 2001 di mana ia mengalami penyiksaan psikologis dan
dilarang tidur. Dia juga disuntik dengan obat yang tidak
diketahui.
Karena keyakinannya pada Falun Gong, para pejabat Akademi Polisi
Angkatan Bersenjata memaksanya untuk berhenti menjadi prajurit dan
menurunkan pangkatnya pada Agustus 2000.
Kemudian, sekolah memindahkan pendaftaran perumahannya ke kota lain
pada 6 Maret 2001, yang memisahkannya dari istri dan
anak-anak.
Ketika ia pensiun dari akademi, akademi menyabotase manfaat pensiun
dengan mengubah permintaan pensiun menjadi pengunduran diri.
Putra keduanya memenuhi syarat untuk diterima di Akademi Angkatan
Bersenjata pada Juli 2007, tetapi akademi menolak menerima dia
karena keyakinan Zhang. Direktur politik dari akademi memberitahu
istri Zhang bahwa mereka akan menerima anak mereka hanya jika
pasangan itu bercerai. Untuk masa depan anak mereka, pasangan itu
mengajukan gugatan cerai. Namun, akademi masih menolak untuk
menerima anaknya.
Karena propaganda rezim komunis yang mengecam Falun Gong, Zhang dan
keluarganya mengalami penghinaan sepanjang tahun dan diasingkan
oleh teman-teman mereka, kerabat dan rekan-rekannya.
Laporan terkait:
The
Mental Persecution I Suffered at the Beijing Huyu Brainwashing
Center
A
Former Police Officer Recovers from Cirrhosis of the Liver after
Practicing Falun Dafa
Rincian tuntutan dalam bahasa Mandarin
Kasus 2: Hua Liping (华丽萍)
Profesi: Tidak Diketahui
Alamat: Shanghai
Tanggal diajukan: 10 Juli 2015
Fakta kunci:
Hua Liping ditangkap empat kali karena keyakinannya pada Falun
Gong. Dia dijatuhi hukuman dengan total tiga tahun dan empat bulan
penjara.
Dia ditangkap karena pergi ke Beijing untuk memohon keadilan bagi
Falun Gong pada Juni 2000. Dia diborgol ke jendela dengan kakinya
tidak menyentuh tanah selama dua hari dan 2 malam.
Dia dibawa ke pusat pencucian otak dan ditahan selama lebih dari 50
hari pada September 2001.
Kemudian, dia ditangkap pada Bulan 2004 karena mendistribusikan
informasi tentang penganiayaan Falun Gong. Dia dijatuhi hukuman
tiga tahun penjara, di mana dia disiksa dan dipaksa untuk melakukan
kerja keras. Karena dia menolak untuk melepaskan keyakinannya, dia
dilarang menerima kunjungan keluarga.
Setelah dia dibebaskan pada tahun 2007, tempat kerjanya memecatnya.
Suaminya menceraikannya karena dia tidak tahan dengan
tekanan.
Karena menyebarkan materi informasi tentang Falun Gong dan
penganiayaan, dia ditangkap pada tahun 2012. Dia ditahan selama
satu bulan di Pusat Penahanan Baoshan.
Rincian
Tuntutan dalam Bahasa Mandarin
Kasus 3: Shang Aiqin (尚爱琴)
Profesi: Tidak Diketahui
Alamat: Kota Gongyi, Provinsi Henan
Tanggal diajukan: 9 Juli 2015
Fakta kunci:
Shang Aiqin mengajukan tuntutan untuk dirinya sendiri dan atas nama
suaminya Li Wenzhou, yang meninggal pada 2006 setelah ia disiksa
selama 40 hari di pusat pencucian otak.
Setelah Li ditangkap di rumahnya dan dibawa ke pusat pencucian otak
pada 8 Mei 2005, berat badannya turun dari 80 kg menjadi 50 kg. Dia
didiagnosis dengan cairan di dalam ginjal. Polisi terus memantau
dan melecehkan Li bahkan di rumah sakit. Dia meninggal setelah
tujuh bulan.
Ini adalah kedua kalinya Li dibawa ke pusat pencucian otak.
Sebelumnya, pasangan itu ditangkap dan ditahan di pusat pencucian
otak selama tiga hari pada September 1999.
Enam bulan setelah Li meninggal, polisi menggeledah rumah Shang dan
menahannya selama satu hari.
Rincian tuntutan dalam bahasa Mandarin
Latar belakang
Pada tahun 1999, Jiang Zemin, ketua Partai Komunis Tiongkok,
mengabaikan anggota Komite Tetap Politbiro lainnya dan melancarkan
penindasan berdarah terhadap Falun Gong.
Di bawah perintahnya, Partai Komunis Tiongkok membentuk lembaga
keamanan di luar kerangka hukum, “Kantor 610” pada 10 Juni 1999.
Organisasi tersebut berada di atas kepolisian dan
sistem yudisial dalam melaksanakan perintah Jiang terkait Falun
Gong: hancurkan reputasi mereka, bangkrut kan secara finansial, dan
hancurkan mereka secara fisik.
Penganiayaan ini telah mengakibatkan kematian banyak praktisi Falun
Gong selama 16 tahun terakhir. Lebih banyak lagi yang telah disiksa
karena keyakinan mereka dan bahkan dibunuh untuk diambil organ
tubuhnya. Jiang Zemin bertanggung jawab langsung karena telah
memulai dan melanjutkan penganiayaan brutal tersebut.
Konstitusi Tiongkok mengizinkan warga untuk menjadi penuntut dalam
kasus pidana, dan banyak praktisi yang sekarang menggunakan hak
tersebut untuk mengajukan tuntutan pidana terhadap mantan diktator
itu