Situs Minghui menerima salinan
tuntutan hukum terhadap Jiang dari banyak praktisi setiap hari.
Dalam laporan ini, kami menyajikan gambaran dari beberapa praktisi
yang salinan tuntutan diterima oleh Minghui pada 9 Agustus
2015.
Tuntutan hukum ini dikirim ke Mahkamah Agung dan Kejaksaan Agung,
yang memproses semua tuntutan hukum oleh warga, sebagai sebuah
keputusan terbaru oleh Mahkamah Agung.
Kematian Akibat Penyiksaan, Cacat, dan Ditolak Pembebasan
Bersyarat Medis
Liu Guangfeng, seorang mantan karyawan di Departemen Gandung Kota
Guangshui, disiksa sampai mati karena berlatih Falun Gong. Karena
kebijakan rezim komunis menyalahkan dengan organisasi sesat, ibunya
yang berusia 90 tahun dan kakaknya kehilangan rumah mereka. Mereka
sekarang mengajukan tuntutan hukum atas nama dirinya.
Yang Hong, seorang karyawan dari Pabrik Petrokimia Huludao, menjadi
cacat akibat penyiksaan. Dia tidak dibebaskan untuk perawatan medis
dan masih menjalani hukuman penjara sembilan tahun.
Liu Yaqin pulih dari kelumpuhan setelah berlatih Falun Gong, tetapi
ia menjadi cacat karena penyiksaan dan hampir kehilangan
hidupnya.
1: Liu Guangfeng (刘光凤)
Pekerjaan: Buruh
Alamat: Kota Guangshui, Provinsi Hubei
Tanggal diajukan: Pertengahan Juli 2015
Fakta kunci: Liu dijatuhi hukuman kerja paksa pada
tahun 2001. Dia dilarang tidur dan mengalami cuci otak. Dia lumpuh
akibat penyiksaan dan ditahan di sel isolasi selama lebih dari
setahun.
Liu dihukum dua tahun kerja paksa pada tahun 2004. Para penjaga
memerintahkan tahanan untuk menendang dia di daerah perut dan
bagian pribadi dan mencubit payudaranya. Mereka juga menyengat
dengan dua tongkat listrik. Lengan dan kakinya lecet menggelembung
seukuran telur. Dia masih dipaksa untuk melakukan kerja keras dan
ditahan di sel isolasi dan dilarang tidur. Dia menjadi lumpuh
karena jongkok selama berjam-jam lamanya.
Liu dibawa ke Pusat Penahanan No 1 Kota Guangshui pada Februari
2009. Petugas menggeledah rumahnya dan menyita komputer, beberapa
ribu yuan, dan dua kartu bank, termasuk 1.500 yuan dari pensiunan
ibunya. Dia dibebaskan dua bulan kemudian, tetapi ia tidak bisa
berbicara, berjalan atau makan. Seluruh tubuhnya hitam dan biru.
Dia meninggal dua hari setelah pembebasannya.
Saudara Liu ditahan di rumah sakit jiwa selama tujuh hari karena
mencoba menyelamatkannya. Ia tidak dapat menikah tanpa sertifikat
yang memverifikasi bahwa ia bukan pasien mental.
Rumah ibunya di kampung halaman mereka dihancurkan oleh pejabat.
Putra-putrinya itu ditahan di ruang bawah tanah yang kecil setelah
melakukan permohonan.
Laporan terkait:
Ms. Liu
Guangfeng Dies as a Result of Persecution in the Guangshui City
Detention Center
Recalling
the Persecution of Ms. Liu Guangfeng
Remembering
Fellow Practitioner Ms. Liu Guangfeng
Rincian Tuntutan hukum dalam bahasa Mandarin
2: Yang Hong (杨 虹)
Pekerjaan: buruh
Alamat: Kota Huludao, Provinsi Liaoning
Tanggal diajukan: 16 Juli 2015
Fakta kunci: Yang dikirim ke Kamp Kerja Paksa
Masanjia pada Oktober 1999 dan dipaksa untuk melakukan 14 jam kerja
yang berat setiap hari. Dia juga ditahan di sel isolasi dua kali
dan dipukuli, yang mengakibatkan luka dan memar di seluruh
tubuhnya.
Dia tidak diizinkan untuk melihat suaminya atau ayahnya sebelum
mereka meninggal.
Yang ditangkap lagi dan dibawa ke Masanjia pada April 2004, di mana
dia dengan biadab dicekok paksa makan dan disiksa. Petugas memberi
zat yang tidak dikenal di makanannya, yang menyebabkan diare. Yang
didiagnosis dengan penyakit jantung dan fungsi ginjal melemah. Dia
dibebaskan dengan alasan kesehatan pada Juni 2004, ia menjadi kurus
dan kritis.
Pada Mei 2008, Yang dijatuhi hukuman sembilan tahun di Penjara
Wanita Liaoning, di mana dia disiksa secara fisik dan mental.
Meskipun kurus dan terluka, dia dipaksa untuk bekerja selama
minimal 12 jam setiap hari.
Pada Oktober 2012, ia tersandung dan patah kaki. Di atas kursi
roda, dia masih ditolak untuk pembebasan bersyarat medis.
Keadaan saat ini: Yang masih di penjara.
Laporan terkait:
Eight Years of Persecution for Falun Gong Practitioner Yang Hong
and her Family
Liaoning
Women's Prison Brutally Persecutes Practitioner Ms. Yang
Hong
Ms.
Yang Hong Disabled in Liaoning Province Women's Prison
Rincian tuntutan hukum dalam bahasa Mandarin
3: Liu Yaqin (刘雅琴)
Pekerjaan: Tidak diketahui
Alamat: Kota Harbin, Provinsi Heilongjiang
Tanggal diajukan: 2 Juli 2015
Fakta kunci: Setelah pulih dari kecacatan
sebelumnya dan kembali berkemampuan untuk berjalan setelah berlatih
Falun Gong, Liu pergi ke Beijing untuk memohon hak untuk berlatih
Falun Gong pada tahun 1999 dan 2000 setelah penganiayaan dimulai.
Dia dilecehkan dan diawasi oleh polisi dan harus meninggalkan
rumahnya untuk menghindari penganiayaan. Namun, agen dari Kantor
610 mulai melecehkan putrinya.
Lebih dari satu bulan penyiksaan di sebuah pusat penahanan
mengakibatkan kelumpuhan setelah dia ditangkap pada April 2006. Dia
tidak bisa mengurus dirinya sendiri dan mengompol. Dia ditahan di
Kamp Kerja Paksa Wanjia selama satu setengah tahun, meskipun
kesehatannya buruk. Dia menderita sakit kritis.
Ibunya yang berusia 70 tahun meninggal sebulan sebelum
pembebasannya.
Untuk menghindari penganiayaan lebih lanjut, Liu harus menjual
rumahnya dan harus sering berpindah.
Laporan terkait:
Physically
Disabled Ms. Liu Yaqin Abused in a Labor Camp
Rincian tuntutan hukum dalam bahasa Mandarin
Latar belakang
Pada tahun 1999, Jiang Zemin, ketua Partai Komunis Tiongkok,
mengabaikan anggota Komite Tetap Politbiro lainnya dan melancarkan
penindasan berdarah terhadap Falun Gong.
Di bawah perintahnya, Partai Komunis Tiongkok membentuk lembaga
keamanan di luar kerangka hukum, “Kantor 610” pada 10 Juni 1999.
Organisasi tersebut berada di atas kepolisian dan
sistem yudisial dalam melaksanakan perintah Jiang terkait Falun
Gong: hancurkan reputasi mereka, bangkrut kan secara finansial, dan
hancurkan mereka secara fisik.
Penganiayaan ini telah mengakibatkan kematian banyak praktisi Falun
Gong selama 16 tahun terakhir. Lebih banyak lagi yang telah disiksa
karena keyakinan mereka dan bahkan dibunuh untuk diambil organ
tubuhnya. Jiang Zemin bertanggung jawab langsung karena telah
memulai dan melanjutkan penganiayaan brutal tersebut.
Konstitusi Tiongkok mengizinkan warga untuk menjadi penuntut dalam
kasus pidana, dan banyak praktisi yang sekarang menggunakan hak
tersebut untuk mengajukan tuntutan pidana terhadap mantan diktator
itu