(Minghui.org) Bibi Ye adalah tetangga saya, ia seorang yang sangat peduli dengan kesehatan, sangat mengejutkan ia menderita diabetes beberapa tahun yang lalu.
Ia mulai diet ketat dan berolah raga, untuk beberapa waktu tidak ada masalah. Namun, kemudian persendiannya mulai sakit saat ia berolah raga, dan didiagnosis menderita penyakit persendian.
Bibi Ye menjadi depresi, dan sulit dimengerti. Tetapi harapan menghampirinya dalam bentuk Falun Dafa, latihan spiritual yang menyembuhkan penyakitnya.Kondisi Bibi Ye
Setelah ia didiagnosis menderita diabetes. Bibi Ye tidak bisa makan ikan atau daging. Ia juga harus menjauhi beberapa jenis sayuran.
Setiap habis makan, dia harus selalu melakukan aerobik dalam waktu lama untuk menurunkan kadar gula darahnya. Tetapi karena olah raga yang berlebihan ini, persendiannya menjadi menepis.
Pemeriksaan kadar gula darah juga merupakan suatu penderitaan baginya. Melakukan pemeriksaan kadar gula dengan menusuk jarinya beberapa kali sehari adalah sesuatu yang harus dijalaninya.
Setiap hari ia harus menjalani ini. Setelah beberapa tahun kepribadiannya berubah menjadi selalu cemas dan sedih; sulit sekali melihatnya tersenyum.
Perubahan yang Ajaib
Suatu hari, ketika saya berbicara dengan bibi Ye, saya memberitahukannya mengenai fakta tentang Falun Gong dan penganiayaan. Saya memberitahukannya bahwa “bakar diri” di lapangan Tiananmen adalah suatu propaganda hebat untuk membuat orang membenci Falun Gong. Saya memberitahukannya bahwa prinsip-prinsip Falun Gong adalah “Sejati-Baik-Sabar,” dan bahwa praktisi harus mengikuti prinsip-prinsip ini untuk menjadi orang baik.
Saya juga memberitahukannya cerita mengenai orang-orang yang telah sembuh dari penyakit berat setelah mereka dengan tulus melafalkan “Falun Dafa baik, Sejati-Baik-Sabar baik.”
Dia mendengarkannya penuh perhatian, dan sepertinya mengerti kata-kata saya. Kemudian, dia memberi tahu saya bahwa ia tidak bisa tidur malam itu karena memikirkan apa yang saya katakan.
Setelah itu, ia mulai melafalkannya setiap hari. Ia juga mundur dari Perintis Muda.
Kapan pun kami bertemu, ia selalu dengan gembira menceritakan bagaimana ia menjadi lebih baik, dan betapa ia ingin saya mengajarinya untuk berlatih.
Suatu hari, ia memberi tahu saya, “Saya bisa makan daging dan ikan! Saya bisa makan sebanyak yang saya mau. Dan coba tebak berapa kadar gula saya? Sudah normal lagi!”
Saya gembira melihatnya kembali menjadi dia yang dulu yang penuh semangat.