(Minghui.org) Praktisi Falun Gong Yu Jingtao
dihukum empat setengah tahun penjara pada 10 Juli 2015 karena
"mengkritik para pemimpin negara dan Partai Komunis Tiongkok
(PKT)".
Dia dilaporkan ketika memasang stiker bertuliskan "pejabat tinggi
PKT Zhou Yongkang, Xu Caihou, dan yang lain dipermalukan satu demi
satu" pada 6 Oktober 2014. Para pejabat Partai Komunis disebutkan
juga bertanggung jawab karena melakukan tindak kekerasan untuk
memberantas Falun Gong di Tiongkok.
Yu disidang 1 Juni 2015, delapan bulan setelah dia ditangkap dan
ditahan.
Acara Persidangan
Yu berpendapat bahwa para pejabat yang disebutkan dalam stiker
bukan pemimpin negara lagi, tuduhan mengkritik negara dan pemimpin
Partai tidak mempunyai alasan yang kuat.
Jaksa terus menyerang Falun Gong berdasarkan propaganda Partai,
namun tidak menyebutkan hukum apa pun untuk mendukung
pernyataannya. Hakim juga menginterupsi pengacara pada saat
melakukan presentasi pembelaannya.
Pengacara Yu meminta agar borgol dan belenggu dilepas dengan alasan
bahwa dia adalah seorang tersangka, bukan kriminal, sebelum vonis
diumumkan. Hakim menolak permintaannya.
Sidang ditunda tanpa vonis. Namun, ketika ayah terdakwa dipanggil
pengadilan sebulan kemudian pada 13 Juli, ia diberitahu bahwa
putusan itu telah dikeluarkan pada 10 Juli. Pengadilan mengaku
telah memberitahu pengacara, namun pengacara mengatakan bahwa ia
belum menerima pemberitahuan putusan.
Terdakwa sedang mempersiapkan banding dan menyewa pengacara
lain.
Ditahan dan rumah digeledah
Yu 45 tahun, dilaporkan karena menempel stiker pada 6 Oktober 2014
oleh petugas dari Kantor Polisi Jalan Perdagangan dan Divisi
Keamanan Domestik Rushan. Polisi membawanya ke Pusat Penahanan
Rushan tanpa memberitahu keluarganya.
Petugas kemudian menggeledah rumahnya dan menyita ponsel, printer,
sepeda, dan barang-barang pribadi lainnya.
Pada tahun 2006, Yu dihukum tiga tahun kerja paksa karena
mendistribusikan materi informasi tentang penganiayaan Falun Gong.
Setelah dia dibebaskan pada tahun 2009, polisi setempat mengganggu
dan mengikutinya, dan bahkan memutus aliran listriknya. Untuk
menghindari penganiayaan lebih lanjut, ia meninggalkan rumah pada
tahun 2011 untuk bekerja di Kota Yantai.
Chinese version click here
English
version click here