Situs Minghui menerima salinan
tuntutan hukum terhadap Jiang dari banyak praktisi setiap hari. Di
antara akhir Mei hingga 27 Agustus 2015, lebih dari 166.000
Praktisi Falun Gong dan anggota keluarga mereka telah mengajukan
tuntutan.
Tuntutan hukum ini dikirim ke Mahkamah Agung dan Kejaksaan Agung,
yang memproses semua tuntutan hukum oleh warga, sebagai sebuah
keputusan terbaru oleh Mahkamah Agung.
Laporan ini adalah sebagian gambaran dari tuntutan yang diterima
oleh Minghui pada tanggal 24 Agustus 2015. Laporan ini
memperlihatkan sekilas mengenai penganiayaan brutal. Sebagian
praktisi dianiayai sampai meninggal dunia, sebagian diberi hukuman
berat, sebagian dihentikan penghasilannya dan menderita ancaman
serta gangguan yang tiada akhir dari polisi.
Bukan hanya praktisi yang menjadi korban. Sebagian anak-anak kecil
kehilangan satu atau kedua orang tua mereka. Karena banyak praktisi
adalah pencari nafkah utama dalam keluarga mereka, penganiayaan
terhadap mereka mengakibatkan kesulitan keuangan yang amat besar
bagi anggota keluarga mereka.
Zu Chunrong, Istri Li Zaiji, Mengajukan Tuntutan Atas Nama
Suaminya
Suaminya Meninggal dunia karena Dicekok Paksa Makanan
Zu Chunrong menjelaskan dengan rinci kematian suaminya dalam
tuntutan pidananya.
Ia menulis, “Telah 15 tahun berlalu sejak saya kehilangan suami
saya dalam genosida terhadap praktisi Falun Gong yang dilakukan
oleh Rezim Komunis Tiongkok.
“Kehidupan sangat sulit bagi saya tanpa suami. Sebagai orang tua
tunggal tanpa gelar sarjana, saya harus bekerja banyak pekerjaan
dengan upah rendah supaya anak saya bisa mendapatkan pendidikan
lebih tinggi.
“Ada peningkatan gelombang tuntutan pidana yang ditujukan kepada
Jiang Zemin, pelaku penganiayaan yang belum pernah terjadi
sebelumnya ini terhadap praktisi. Saya ingin melihat ia diseret ke
pengadilan.”
Tuntutan Zu untuk mencari keadilan bagi kematian suaminya, telah
dikirim ke Mahkamah Agung Rakyat dan Kejaksaan Agung Rakyat.
Li Zaiji, suaminya meninggal di sebuah kamp kerja paksa sewaktu
seorang dokter hewan mencekok paksanya dengan air yang mengandung
garam konsentrat tinggi pada Juli 2000. Organ tubuhnya diambil
sebelum penjaga dengan tergesa-gesa mengkremasi jenazahnya. Ia
berusia 45 tahun waktu itu.
Detail tuntutan dalam bahasa Mandarin
Xiao Guobing (pria): Ibunya Mengajukan Tuntutan atas
namanya
Anak Laki-laki Berusia 5 Tahun Kehilangan Ayahnya
Xiao Guobing, seorang guru sekolah menengah dijatuhi hukuman dua
tahun kerja paksa pada tahun 2000 karena berlatih Falun Gong.
Penjaga kamp kerja paksa memukulnya secara kejam, menyetrumnya
dengan tongkat listrik, dan mengurungnya di kurungan soliter.
Karena ia menolak untuk melepaskan keyakinannya terhadap Falun
Gong, penjaga memperpanjang masa tahanannya setahun. Sewaktu ia
melakukan mogok makan untuk memprotes penganiayaan, penjaga
mencekok paksa makanan terhadapnya.
Setelah ia dibebaskan, kantor 610 tidak mengizinkan ia kembali
bekerja. Mereka juga menginstruksikan polisi untuk mengawasi dan
mengganggunya.
Xiao ditangkap lagi pada tanggal 26 Mei 2004. Ketika tujuh polisi
menggeledah rumahnya, ia jatuh dari jendela lantai 6 dan meninggal
dunia. Anggota keluarga mencurigai polisi membunuhnya.
“Cucu saya baru 5 tahun sewaktu ayahnya meninggal dunia.
Kematiannya tidak masuk akal,” kata Ibu Xiao yang telah berusia 65
tahun. Ia mengajukan tuntutan untuk mencari keadilan bagi
anaknya.
Detail tuntutan dalam bahasa mandarin
Wu Baoku (pria), Penuntut
Wakil Ketua Biro Konservasi Air Disiksa
Wu Baoku menolak melepaskan keyakinannya terhadap Falun Gong
walaupun ada penganiayaan yang tidak pernah terjadi selama ini.
Polisi sering menggeledah rumahnya dan mengganggunya. Mereka
mengawasinya termasuk menyadap teleponnya. Ia harus melapor ke
polisi dua kali sehari.
Wu ditangkap pada Oktober 2004. Ia dijatuhi hukuman penjara tujuh
tahun setelah penahanan delapan bulan. Ia disiksa di penjara.
Contoh, ia digantung dengan pergelangan tangannya diikat pada
bangku macan, jari tangan dan kakinya dibakar, tempat lukanya
digosok dengan garam, dan kepalanya dibungkus dengan kantong
plastik. Beberapa kali ia hampir meninggal dunia.
Perusahaannya memecatnya sewaktu ia di penjara, walaupun ia pernah
memenangkan banyak penghargaan. Menghadapi kesulitan keuangan,
istrinya menjual rumah mereka supaya bisa membayar uang sekolah
putranya. Istrinya berpindah rumah terus untuk menghindari gangguan
polisi yang tanpa henti.
Gangguan dan penggeledahan rumah membuat ayahnya takut dan
meninggal dunia pada tahun 2003.
Karena Falun Gong, kesehatan Wu mengalami banyak peningkatan. Ia
tidak lagi ada gangguan jantung, infeksi ginjal, atau masalah maag.
Ia menjadi lebih sopan dan penuh perhatian.
Detail tuntuntan dalam bahasa Mandarin
Fu Huiya (wanita), Penuntut
Menggunakan Anak Perempuan yang Cacat Mental untuk Memalsukan
Bukti
Fu Huiya berulang kali ditangkap dan rumahnya digeledah karena ia
tidak ingin melepaskan keyakinannya pada Falun Gong. Ia ditangkap
pada Desember 2003 dan dipenjara empat tahun.
Polisi membohongi anak perempuannya yang cacat mental dan
menyuruhnya untuk mengulang apa saja yang polisi katakan, supaya
bisa memalsukan bukti untuk menganiaya ibunya.
“Sangat menyakiti hati saya melihat polisi menggunakan putri saya
dan membuatnya bersaksi palsu terhadap ibunya sendiri,” kata Fu
dalam tuntutannya.
“Sebagai seorang anak yang khusus, ia perlu perlindungan dan kasih
sayang yang istimewa dari saya. Tetapi polisi mencabut darinya dan
memasukkan saya ke penjara. Anak saya sedih dan ketakutan sepanjang
waktu. Ia menjadi lebih penyendiri dan tidak suka berbicara dengan
orang tak dikenal, di mana membuat ia menjadi lebih sulit untuk
meningkatkan kemampuannya dalam mengurus diri sendiri.”
Fu mengulangi bahwa penangkapan dan gangguan polisi juga
menyebabkan tekanan mental amat besar kepada anggota keluarganya
yang lain khususnya kepada suaminya dan kedua orang
tuanya.
Suaminya mengalami stroke, dirawat inap di rumah sakit selama dua
tahun dan meninggal dunia. Dengan meninggalnya suami menyebabkan
kondisi keuangan Fu dan keluarga semakin sulit.
Sewaktu ia mengurus adik perempuan yang mengidap penyakit kanker,
polisi dari Huangzhou, kota kediamannya datang ke Shanghai dan
menangkapnya pada tahun 2010. Mereka mengaku melakukan ini karena
Shanghai akan mengadakan pameran internasional. Di Hangzhou, polisi
memerintahkan komite lingkungan mengawasinya selama 24 jam.
Ia adalah seorang guru pemenang penghargaan, ia percaya Falun Gong
bermanfaat meningkatkan kesehatannya.
Detail tuntutan dalam bahasa Mandarin
Latar Belakang
Pada tahun 1999, Jiang Zemin, ketua Partai Komunis Tiongkok,
mengabaikan anggota Komite Tetap Politbiro lainnya dan melancarkan
penindasan berdarah terhadap Falun Gong.
Penganiayaan ini telah mengakibatkan kematian banyak praktisi Falun
Gong selama 16 tahun terakhir. Lebih banyak lagi yang telah
disiksa karena keyakinan mereka dan bahkan dibunuh untuk diambil
organ tubuhnya. Jiang Zemin bertanggung jawab langsung karena telah
memulai dan melanjutkan penganiayaan brutal tersebut.
Di bawah perintahnya, Partai Komunis Tiongkok membentuk lembaga
keamanan di luar kerangka hukum, “Kantor 610” pada 10 Juni 1999.
Organisasi tersebut berada di atas kepolisian dan
sistem yudisial dalam melaksanakan perintah Jiang terkait Falun
Gong: hancurkan reputasi mereka, bangkrutkan secara finansial, dan
hancurkan mereka secara fisik.
Konstitusi Tiongkok mengizinkan warga untuk menjadi penggugat dalam
kasus pidana, dan banyak praktisi yang sekarang menggunakan hak
tersebut untuk mengajukan gugatan pidana terhadap mantan diktator
itu.