(Minghui.org)
Seorang mantan pejabat pemerintah merupakan satu dari seribu
praktisi Falun Gong di dalam dan di luar Tiongkok, yang telah
mengajukan tuntutan hukum terhadap mantan diktator Tiongkok, Jiang
Zemin karena menganiaya Falun Gong.
Jiang Zemin melancarkan
penganiayaan brutal terhadap Falun Gong pada 22 Juli 1999. Jiang
Zemin menyatakan bahwa Falun Gong akan dibasmi tuntas dalam tiga
bulan. Sebaliknya, Falun Gong tersebar ke lebih dari 100 negara di
seluruh dunia, dan praktisi sedang mencari pemulihan hak karena
dianiaya, melalui sistem hukum Tiongkok.
Ditangkap, Ditahan, Dipaksa Kerja dan Dipecat dari
Pekerjaan
Praktisi Falun Gong, Zhang Minggui (pria) adalah mantan pejabat
dari Kecamatan Zhaipu, Kabupaten Tanghe, Provinsi Henan. Ia
mengajukan tuntutan pidananya kepada Kejaksaan Agung pada 24 Juli
2015.
Zhang ditangkap sebanyak tiga kali dan ditahan secara keseluruhan
lebih dari lima tahun. Ia dihukum dua tahun kerja paksa setelah
penangkapan keduanya dan dipenjara tiga tahun setelah penangkapan
ketiganya. Ia dipecat dari pekerjaan dan akhirnya melakukan
pekerjaan sampingan di Beijing.
Melepaskan Falun Gong atau Dipenjarakan
Zhang menulis di tuntutannya bahwa beberapa polisi menerobos dan
menggeledah rumahnya pada Juli 1999. Ia berkata, “Saya dibawa ke
kantor polisi dan diminta untuk menandatangani pernyataan untuk
melepaskan Falun Gong. Polisi menahan saya di pusat penahanan
kabupaten ketika saya menolak. Saya dipaksa membuat kardus obat
selama 14 jam setiap hari dan diberi sangat sedikit makanan selama
22 hari penahanan saya.”
Dua Tahun Kerja Paksa
Polisi dan pejabat kota terus-menerus mengganggu ia setelah
pembebasannya. Ia memutuskan pergi ke Beijing untuk memprotes
penganiayaan, namun seseorang melaporkan dia kepada polisi. Oleh
karena itu, ia ditangkap pada Juni 2000, ditahan di pusat penahanan
kabupaten selama enam bulan, dan dipaksa melakukan kerja buruh
tanpa upah dalam waktu yang panjang.
Mereka meminta ia melepaskan Falun Gong, atau ia tidak akan
dibebaskan. Ia menolak untuk bekerja sama, maka dari itu ia
mendapat jatah tiga sendok bubur setiap hari selama enam
bulan.
Kemudian, dia melakukan mogok makan untuk memprotes penahanan
ilegal ini. Ia menulis surat kepada otoritas untuk memprotes
makanan di pusat penahanan. Oleh karena itu, polisi memindahkan dia
ke Kamp Kerja Paksa Ketiga Henan di Kota Xuchang, di mana dia
dipenjarakan selama dua tahun. Para penjaga berusaha mencuci otak
dia dengan membombardir propaganda kebencian terhadap Falun Gong
dan memaksa dia membuat wig (rambut palsu).
Ia dipecat dari pemerintahan kota setelah pembebasannya dan ditolak
pembayarannya.
Ia bekerja di restoran keluarganya dan meninggalkan rumah pada
November 2002 ketika tiga petugas polisi datang untuk
menangkapnya.
Penyiksaan di Balak Penahanan Polisi dan Pusat
Penahanan
Ketika ia bekerja di Beijing, seorang wanita melaporkannya kepada
polisi setelah menerima materi informasi Dafa darinya pada Oktober
2004. Dua polisi preman menangkap dan memukuli dia, serta
menyeretnya ke mobil polisi.
Saat ia berada di balak penahanan polisi, polisi menampar dan
memasukkan tongkat listrik ke mulutnya.
Mereka membawanya ke Pusat Penahanan Tongzhou, di mana ia dipukuli
dengan kejam. Ia melakukan mogok makan untuk memprotes penahanan
ilegal ini dan dicekok makan. Kakinya diborgol dan dirantai
selama tujuh hari.
Di pusat penahanan, tidak terdapat cukup ruangan bagi semua orang
tidur di dalam sel, dan semua orang harus saling tidur menyamping.
Seseorang hanya bisa menggunakan toilet sekali dalam sehari selama
tiga menit.
Tiga Tahun Penjara
Pengadilan Distrik Tongzhou menyidangkan dia pada Februari 2005.
Hakim meminta ia melepaskan Falun Gong atau dipenjara. Ia menolak
dan dihukum tiga tahun penjara pada Maret 2005.
Ia mengajukan banding dan disidangkan di Pengadilan Tinggi Beijing
pada April 2005. Hakim memberi isyarat bahwa ia akan dibebaskan
jika memberikan kesaksian palsu, yaitu, ia akan membuang materi
Falun Gong saat ditangkap. Ia menolak dan hakim memperkuat
vonisnya.
Dia dipindahkan ke Penjara Tianhe pada 17 Mei. Kemudian, dia
dipindahkan ke Penjara Kedua Provinsi Henan di tengah malam,
dikelilingi oleh polisi tentara dengan membawa tongkat
listrik.
Para penjaga berusaha untuk mencuci otak ia namun gagal, jadi
mereka menyiksanya. Ia harus menjongkok tanpa bergerak dari pukul
07.00 sampai tengah malam selama beberapa hari. Penjaga memukuli
dia karena menolak menonton video kekerasan pada bulan
November.
Seorang pejabat berusaha berbicara dengannya agar melepaskan Falun
Gong pada Juli dan Oktober 2006, berjanji akan mengurangi
hukumannya. Ia menolak karena tidak bersalah.
Ketika ia akan dibebaskan pada 5 Oktober 2007, pejabat dan kepala
polisi dari kampung halamannya menjemput ia. Ia menjadi tahanan
rumah karena mereka tidak menginginkannya melakukan protes selama
Kongres Partai Komunis Tiongkok Ke-17. Ia dibebaskan pada 22
Oktober.
Kehidupan Pribadinya Berantakan
Sebelum penganiayaan, Zhang dan keluarganya hidup dengan
harmonis.
Ia berkata di tuntutannya, “Ibu saya terus-menerus diancam oleh
otoritas dan kesehatannya tidak baik lagi. Kesehatan ayah mertua
merosot dan meninggal dunia. Putra saya sering kali dihina di
sekolah dan akhirnya keluar dari sekolah pada tingkat tujuh. Istri
saya dipaksa melepaskan restoran keluarga karena mendapat gangguan
terus-menerus. Putra saya harus meninggalkan rumah pada usia 14
tahun dan pergi ke Beijing untuk bekerja sebagai petugas
keamanan.”
Sebelum Zhang menjadi praktisi, ia adalah seorang penjudi dan
peminum. Ia diperkenalkan Falun Gong pada September 1997. Ia
membaca Zhuan Falun, buku utama dari Falun Gong, dan berubah
sepenuhnya. Ia segera berhenti merokok dan minum, serta berhenti
berjudi.
Latar Belakang
Pada tahun 1999, Jiang Zemin, ketua Partai Komunis Tiongkok,
mengabaikan anggota Komite Tetap Politbiro lainnya dan melancarkan
penindasan berdarah terhadap Falun Gong.
Penganiayaan ini telah mengakibatkan kematian banyak praktisi Falun
Gong selama 16 tahun terakhir. Lebih banyak lagi yang telah
disiksa karena keyakinan mereka dan bahkan dibunuh untuk diambil
organ tubuhnya. Jiang Zemin bertanggung jawab langsung karena telah
memulai dan melanjutkan penganiayaan brutal tersebut.
Di bawah perintahnya, Partai Komunis Tiongkok membentuk
lembaga keamanan di luar kerangka hukum, “Kantor 610”
pada 10 Juni 1999. Organisasi tersebut berada di atas
kepolisian dan sistem judisial dalam melaksanakan perintah Jiang
terkait Falun Gong: hancurkan reputasi mereka, bangkrutkan secara
finansial, dan hancurkan mereka secara fisik.
Konstitusi Tiongkok mengizinkan warga untuk menjadi penggugat dalam
kasus pidana, dan banyak praktisi yang sekarang menggunakan hak
tersebut untuk mengajukan gugatan pidana terhadap mantan diktator
itu.
Chinese version click here
English
version click here