(Minghui.org)
Mengenal Dafa melalui Karma
Penyakit
Nama saya Ni Wayan Wati, praktisi asal Bali. Takdir pertemuan saya
dengan Dafa terjadi pada tahun 2012. Sebelum takdir pertemuan
tersebut, saya sakit-sakitan. Penyakit yang saya alami adalah
penyakit paru-paru dan tensi rendah. Akibat penyakit itu saya
sering jatuh tersungkur. Apabila penyakit kambuh, saya harus minum
obat. Tanpa minum obat, rasanya tidak mungkin penyakit yang saya
derita akan bisa sembuh. Akibatnya, saya merasa putus asa dan
merasa bosan karena harus minum obat secara terus-menerus.
Suatu hari, pada awal tahun 2012, saya teringat ada orang yang
berlatih Falun Dafa di gedung serba guna di desa saya. Menurut
informasi dari praktisi, berlatih Falun Dafa dapat menyehatkan jiwa
dan raga. Dalam keputus-asaan, saya ingin mengadu nasib untuk ikut
berlatih. Pada awalnya, saya hanya ingin membaca buku Zhuan Falun
di rumah. Setelah membaca buku Zhuan Falun, lama-kelamaan saya
mulai tertarik pada prinsip-prinsip kehidupan yang diuraikan pada
buku itu. Akhirnya, saya mulai punya pemahaman yang sebelumnya sama
sekali tidak membayangkan bahwa berbuat yang tidak baik dapat
mengakibatkan tubuh berpenyakit atau kerunyaman lainnya pada orang
yang bersangkutan. Akhirnya saya memutuskan untuk ikut berkultivasi
dalam Falun Dafa. Hampir dua tahun saya ikut berlatih Falun Dafa,
penyakit saya jarang kambuh.
Pernah suatu hari, setelah lewat dua tahun berlatih, penyakit saya
kambuh ketika sedang berlatih. Saya terjatuh ketika sedang berlatih
berdiri memancang metode Falun. Teman-teman praktisi lain membantu
saya untuk menenangkan diri dan mendudukkan saya di lantai. Setelah
tenang, saya bertekad untuk bersila ganda dan mengucapkan ‘Falun
Dafa Baik’ beberapa kali, selanjutnya memancarkan pikiran lurus,
walaupun kepala saya merasa berat. Akhirnya tubuh saya terasa
ringan mengambang. Dengan tekad yang kuat, saya bisa melanjutkan
latihan sampai akhir dan pulang seperti tidak ada kejadian apa-apa.
Berselang beberapa bulan kemudian, saya kembali mengalami
pemurnian. Dalam satu malam, saya buang air besar sampai enam kali.
Terasa isi perut saya habis terkuras. Saya tergeletak lemah di
kamar mandi, tetapi niat saya teguh untuk bisa melewati cobaan ini
tanpa pernah memikirkan obat. Saya bersyukur dan berterima kasih
kepada Shifu yang maha belas kasih atas penyelamatan yang diberikan
kepada saya. Terima kasih Shifu.
Berkultivasi/berlatih Dafa saya merasakan ketenangan batin dan
kesehatan fisik. Melalui belajar kelompok dan berbagi pengalaman
dan pemahaman yang rutin saya ikuti setiap Sabtu malam, saya merasa
pemahaman dan keteguhan hati saya terhadap Dafa semakin kuat. Dari
belajar kelompok untuk berbagi pengalaman dan pemahaman itu pula
saya mulai memahami kewajiban praktisi untuk melakukan tiga hal
yang dipersyaratkan sebagai praktisi Dafa. Di samping itu, saya
juga punya pemahaman bahwa manusia biasa (yang tidak
berkultivasi) sesungguhnya hanya mendambakan kenyamanan semata,
padahal sebagai praktisi sesungguhnya penderitaan dan
ketidaknyamanan itu adalah kesempatan membayar hutang karma yang
kita perbuat sendiri selama kehidupan yang berulang-ulang. Sekali
lagi, saya merasa bersyukur berkat belajar/berlatih Dafa, saya
menyadari prinsip ini dan berusaha untuk melakukannya melalui
kultivasi.
Peningkatan Xinxing
Sebagai praktisi Dafa, peningkatan xinxing merupakan hal yang
sangat mendasar. Untuk itu, membaca buku Zhuan Falun dan
ceramah-ceramah Shifu merupakan hal yang mutlak. Saya menyadari
bahwa karena saya satu-satunya yang berkultivasi Dafa dalam
keluarga, hambatannya sangat banyak dan sering terjadi kerunyaman.
Kerunyaman itu terjadi terutama dari suami. Dia sering jengkel,
marah-marah tanpa sebab ketika saya berlatih dan membaca buku Dafa.
Kata-kata yang tidak pantas diucapkan sering muncul dari mulutnya.
Saya menyadari itu adalah sebagai gangguan yang harus saya lewati
untuk peningkatan diri saya. Hal yang saya lakukan kemudian adalah
mengklarifikasi agar dia ikut berlatih Falun Dafa sehingga dia akan
memahami apa yang dilakukan praktisi Dafa yang sesungguhnya adalah
untuk kebaikan diri sendiri, keluarga, dan kebaikan yang lebih luas
lagi. Saya ingat akan prinsip sebagai praktisi, yaitu setiap
terjadi kesalahpahaman dengan orang lain kita harus mencari ke
dalam, mencari penyebabnya pada aspek xinxing sendiri, mungkin ada
sesuatu yang tidak sesuai dengan kriteria Dafa yang saya lakukan.
Dengan cara itu, ada keinginan yang kuat untuk mengklarifikasi
lingkungan (suami, anak, dan tetangga). Dengan cara itu, akhirnya
kerunyaman dengan suami semakin berkurang, walaupun sampai saat ini
suami belum ikut berlatih Falun Dafa. Sekarang dia tidak mengganggu
lagi ketika saya berlatih, membaca dan memancarkan pikiran lurus.
Dia mulai menyadari dan memahami apa yang saya lakukan.
Pernah suatu hari tetangga saya bertanya, mengapa penyakit Anda
sekarang jarang kumat. Pertanyaan itu adalah kesempatan untuk
menyampaikan fakta kebenaran Dafa kepadanya, bahwa berkat berlatih
Falun Dafa, penyakit saya sekarang jarang kambuh dan menyarankan
kepada dia untuk ikut bergabung karena dengan berlatih Falun Dafa,
kita akan menjadi orang baik di lingkungan kita dan tubuh pun
menjadi sehat. Jadi berlatih Falun Dafa dapat meningkatkan moral
dan tubuh menjadi sehat. Itulah cara saya untuk membantu Guru
menyelamatkan makhluk hidup di lingkungan desa saya. Mudah-mudahan
pemahaman dan pengalaman saya ini ada manfaatnya bagi peningkatan
kita semua. Tolong tunjukkan apabila ada yang tidak sesuai dengan
Dafa. Terima kasih.