Buku Falun Dafa Mengubah Putra Saya Menjadi Lebih Baik
20 Jan. 2016
|
Oleh praktisi Dafa di Provinsi Hebei, Tiongkok
(Minghui.org) Saat duduk di sekolah menengah umum,
putra bungsu saya menderita penyakit yang aneh. Ia tidak bisa
mencuci rambutnya karena takut demam, dan tidak bisa melakukan
aktivitas berat karena akan menjadi sangat lemah.
Sampai kondisi di mana ia tidak bisa berdiri atau bahkan
membalikkan badan ketika berbaring. Tidak bisa mengangkat sumpit,
ia tergantung pada orang lain untuk menyuapnya, dan bahkan
mengalami kesulitan buang air kecil sehingga kami terpaksa memasang
kateter sebelum kondisinya menjadi lebih baik.
Suatu hari setelah suami dan saya kembali dari ladang, ia terbaring
tanpa bergerak di halaman belakang. Tidak tahu berapa lama dia
berada di sana, kami berusaha membawanya ke dalam rumah. Namun
demikian, mengingat tubuhnya tinggi dan berat, kami tidak bisa
memindahkan dia dan kami hanya bisa menangis dalam kesedihan dan
frustrasi.
Dokter di rumah sakit kota tidak mampu mendiagnosa penyakitnya,
namun mereka menemukan bahwa dia menderita kekurangan zat kalium
yang parah. Solusi untuk membantu kondisinya maka dia disuntik
larutan kalium, akan tetapi gejalanya kambuh lagi setelah beberapa
hari.
Hidup di desa pegunungan yang miskin, keluarga kami tergantung pada
pertanian untuk memperoleh penghasilan tahunan, kira-kira 3.000
yuan. Kami tidak mampu membawanya ke rumah sakit yang lebih baik
seperti kota besar Beijing.
Titik Balik Kehidupan Kami
Saya mulai berlatih Falun Dafa pada tahun 1997. Putra saya kadang
kala membaca buku-buku Dafa, dan ia mulai melafalkan “Falun Dafa
baik, Sejati-Baik-Sabar baik” ketika ia merasa tidak nyaman. Pada
suatu kali saat ia tidak mampu bergerak, ia akan berteriak, “Guru,
tolong saya!” Ia meyakinkan suami dan saya bahwa ia baik-baik saja,
di mana Guru melindunginya.
Perlahan-lahan, gejala penyakitnya semakin jarang kambuh kembali.
Setelah sepuluh tahun kemudian, ia sembuh tanpa perawatan obat
modern.
Ia juga merokok dan minum bir. Setelah membaca Zhuan
Falun, buku utama dari Dafa, ia menghentikan kebiasaan buruk
tersebut. Sekarang ia menjadi sehat dan membantu kami di ladang,
khususnya membutuhkan tenaga kasar seperti mencangkul, memanen
jagung, dan memindahkan material bangunan berat.
Walaupun ia bukan praktisi Falun Dafa, putra saya berusaha
mengikuti prinsip-prinsip Sejati-Baik-Sabar. Ia jarang kehilangan
temperamennya, selalu ceria, dan harmonis dengan
saudara-saudaranya, termasuk saudara ipar.
Putra saya tetap di samping dan menjaga saya setelah suami saya
meninggal dunia. Ia menanggung beban ini atas keinginannya, dengan
sabar menuruti permintaan saya dan menyiapkan makan yang saya
sukai. Karena ia baca buku-buku Dafa dan memahami kebenaran dari
latihan kultivasi ini, ia berusaha menjadi orang baik.