(Minghui.org) Saya berusia 55 tahun. Saya mulai berlatih Falun Gong pada bulan Mei 1995. Guru telah melakukan banyak hal untuk saya selama bertahun-tahun berkultivasi. Saya tidak dapat menemukan kata-kata untuk mengungkapkan rasa terima kasih yang mendalam. Saya hanya bisa terus gigih dan melakukan tiga hal.
Setelah Badai
Sebelum berlatih Falun Gong, saya menderita asbestos silicosis (penyakit paru-paru). Pada Tahun Baru 1996, masalah bawaan lahir menyebabkan saya menderita rematik sistemik parah yang mempengaruhi jantung dan mata saya.
Selama beberapa tahun setelah itu, untuk menyembuhkan penyakit, saya menggunakan semua tabungan keluarga, menutup bisnis menguntungkan, dan menjual mobil. Saya terseret dari makmur ke titik nadir.
Penyakit saya tidak sembuh tapi penyakit paru-paru semakin parah. Obat yang saya minum menyebabkan efek samping yang membuat pembuluh darah pecah. Saya berada di ambang kematian.
Pada saat-saat kritis, saya memegang buku yang paling berharga, Zhuan Falun.
Hari pertama ketika saya membaca Ceramah Tiga Zhuan Falun, saya memiliki keinginan yang tiba-tiba bahwa saya ingin berlatih Falun Gong.
Saya berlutut di depan foto Guru di buku, dan bersumpah, "Guru, saya akan mulai latihan kultivasi saya hari ini. Tidak peduli berapa lama dan keras, saya akan berlatih sampai akhir. Saya ingin pulang dengan Guru."
Kemauan saya kuat. Ada banyak kultivator antara nenek moyang saya, jadi saya selalu percaya pada dewa.
Sore itu, ketika saya merebahkan diri untuk beristirahat, saya merasakan tangan besar mengangkat punggung dan membawa saya dengan cepat ke tempat yang jauh. Saya melihat kolam yang airnya jernih. Lalu saya melihat diri saya duduk di tepi air dengan handuk putih melilit yang saya gunakan untuk membersihkan tubuh.
Hari itu, semua rasa sakit dan nyeri saya hilang. Saya bisa bangun, makan malam dan melakukan segala macam pekerjaan rumah tangga.
Tidak ada kata untuk menggambarkan perasaan saya yang ringan dan bahagia.
Setelah setengah tahun, Guru mulai membersihkan tubuh saya.
Banyak benjolan mulai muncul di banyak sendi, yang terbesar sebesar telur angsa. Benjolan memiliki kekuatan menyerap. Semakin mereka menyerap, semakin besar benjolan dan akan bertahan sampai tiga atau empat hari kemudian, mereka akan mulai pecah. Nanah dan sesuatu yang tampak seperti daging busuk akan merembes keluar. Kemudian, setelah pecah akan sembuh sendiri.
Kemudian, saya juga secara bertahap memuntahkan banyak benda kental ukuran kacang merah.
Saya menyadari Guru membersihkan saya dari masalah rematik, yang telah merusak saya secara finansial, tapi sekarang dengan mudah dituntaskan melalui kekuatan Dafa yang luar biasa.
Guru mengatakan:
"Bagian tubuh yang dulu pernah sakit dan mungkin sudah terasa sembuh berkat latihan Qigong, atau mungkin sudah disembuhkan oleh seorang master Qigong, tetapi kini terasa kambuh kembali. Sebab dia belum benar-benar membuat anda sembuh, hanya membantu anda menggesernya ke belakang, masih berada di tempat itu, membuat anda tidak terjangkit sekarang namun kambuh di kemudian hari. Kami perlu mengoreknya ke luar, menyingkirkannya ke luar, melenyapkan semua sampai ke akarnya." (Zhuan Falun)
Itu adalah pengalaman pribadi. Keajaiban tak terbantahkan membuktikan bahwa Dafa adalah ilmu yang luar biasa, dengan kekuatan tak terbatas.
Melalui belajar Fa lebih lanjut, saya tahu saat saya memperoleh Dafa, Guru telah mengangkat saya dari neraka dan memurnikan tubuh saya sehingga bisa berkultivasi dalam masyarakat biasa.
Langit saya bersih setelah badai. Cahaya Buddha bersinar di mana-mana. Kebahagiaan keluarga saya dikembalikan. Saya membangun kembali bisnis, dan segala sesuatu seperti sebelumnya.
Memperlakukan Orang Lain dengan Baik
Saya menggunakan waktu setiap hari untuk belajar Fa dan melakukan latihan. Saya ketat mematut diri serta mengukur setiap pikiran, ucapan, dan perbuatan sesuai dengan persyaratan Dafa. Saya menjadi perhatian terhadap semua orang, baik di dalam dan di luar keluarga saya.
Hal pertama yang saya lakukan adalah memperbaiki konsep jahat masa lalu sehingga mengumpulkan banyak utang.
Saya membereskan semua masalah uang dengan mantan mitra bisnis, yang sangat bersyukur sehingga ia meluangkan waktu untuk mampir mengucapkan terima kasih secara pribadi.
Saya juga membayar kembali semua utang di beberapa produsen dari provinsi lain. Salah seorang dari mereka datang jauh-jauh untuk mengucapkan terima kasih. Dia juga tinggal untuk mempelajari latihan dan pergi dengan buku Zhuan Falun.
Keluarga suami saya punya tetangga yang baik, Li, yang telah banyak membantu keluarga di masa-masa sulit dan meminjamkan kakek buyut dan ayah banyak uang pada dua kesempatan yang berbeda. Utang mereka belum dilunasi selama lebih dari 40 tahun.
Itulah apa yang saya tahu segera setelah mulai berlatih Falun Gong, ketika Li menyeret tubuhnya yang sudah tua, ringkih ke rumah kami untuk mengatakan bahwa dia sakit tapi tidak punya uang untuk membayar pengobatan, dan hal itu akan sangat membantu jika kami bisa membayar utang keluarga suami saya padanya.
Suami saya bertanya apa yang harus dilakukan. Saya berkata, "Tentu saja kita akan membayar semuanya."
Saya takut Li tidak bisa mengelola seluruh uang sekaligus karena usia lanjut, jadi, saya memutuskan lebih baik untuk membayar sebagian dari apa yang dia perlukan untuk pertama kalinya.
Saya mengatakan kepadanya, "Ketika anda menghabiskan semua itu, datang kembali untuk mengambil sisanya sampai anda mengatakan bahwa kami sudah membayar semuanya."
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Li atas semua kebaikan masa lalu dan kemurahan hatinya.
Li menangis. Dia mengatakan kepada kami, "Saya seharusnya tidak datang mengganggu anda berdua ketika orang tua anda masih hidup. Saya tidak pernah membayangkan anda akan begitu baik pada saya."
Kami mengatakan kepadanya untuk tidak khawatir karena sebagai anak, kami memiliki kewajiban untuk mengurus kewajiban keluarga.
Li mengucapkan terima kasih kepada kami berkali-kali.
Kami mengatakan kepadanya, seperti yang kami katakan kepada semua orang lain, "Jangan berterima kasih kepada kami. Berterima kasihlah kepada Falun Gong dan kepada Guru kami yang mengajarkan untuk selalu melakukan hal yang benar."
Melepaskan Hidup dan Mati
Saya merasa sangat sedih ketika penganiayaan terhadap Falun Gong melanda seluruh negeri pada 20 Juli 1999.
"Bagaimana bisa Dafa yang indah difitnah oleh propaganda media? Mengapa saya hanya duduk di rumah? Saya harus pergi ke Beijing untuk berbicara bagi Dafa dan membela Guru."
Pada bulan September tahun itu, saya pergi ke Beijing tetapi ditangkap dan dipenjarakan. Saya menyaksikan pemukulan keras dan sengatan tongkat listrik yang dialami beberapa praktisi dari polisi. Saya tidak tahu mengapa, dan saya tidak bisa tidur. Saya memiliki perasaan yang kuat akan giliran saya besok.
Saya tahu harus melepaskan hidup dan mati. Saya berkata kepada Guru, "Jika saya benar-benar harus mati besok, kultivasi saya akan berakhir, tapi saya tidak akan merasa menyesal sedikit pun."
Saya tidak merasa takut. Saya tertidur menjelang pagi.
Hari berikutnya, semua yang saya pikirkan tidak terjadi.
Saya berterima kasih kepada Guru dan karena itu semua, saya lebih bertekad untuk terus berlatih Falun Gong dan menjadi pengikut Dafa sejati.
Saya membantu mengekspos fakta bahwa pemimpin Jiang Zemin, karena dendam pribadi dan iri hati, menggunakan kekuatan dan sumber daya yang bisa ia perintahkan dalam posisinya untuk membeli dan memaksa polisi melaksanakan penganiayaan brutal terhadap Falun Gong.
Saya dijebloskan ke pusat penahanan. Polisi mengambil buku Dafa Zhuan Falun. Saya ingin belajar Fa tapi saya hanya bisa mengandalkan Fa yang saya ingat.
Saya meminta buku agar dikembalikan. Ketika diabaikan, saya mulai protes dengan melakukan mogok makan.
Setelah sekitar lima hari, sekelompok petugas berpakaian preman mencoba untuk "mengubah" saya. Saya menolak tawaran wortel mereka, sehingga mereka menggunakan tongkat.
Pada malam hari, para penjaga membawa saya keluar dari kurungan tersendiri ke sel penjara. Di sana mereka mencekok paksa saya makan di depan rekan-rekan praktisi dan narapidana lainnya.
Sejak saat itu, mereka memborgol dan belenggu kaki sedemikian rupa sehingga saya harus berjalan dengan kepala praktis membungkuk di lutut dan bisa bergerak hanya sekitar dua inci setiap langkah.
Setiap hari, mereka membuat saya berjalan seperti itu sepanjang jalan ke rumah sakit, di mana mereka akan kembali mencekok paksa saya makan.
Yang berlangsung hingga hari ke-12 dari mogok makan saya.
Semua permintaan saya agar buku Zhuan Falun kembali ke saya, saya lamban dan dengan Xinxing rendah, pada dasarnya para penjaga menjadikan saya sasaran penganiayaan.
Polisi terus menjanjikan memberi saya buku itu, tetapi mereka terus menunda.
Suatu hari, mereka mengatakan jika saya minum segelas susu, buku ini pasti akan menjadi milik saya pada hari berikutnya. Jadi, saya minum susu.
Ketika saya meminta buku pada hari berikutnya, mereka mengatakan bahwa kantor keamanan tidak akan memberikan izin. Saya sangat marah, saya berteriak pada mereka.
Saya menyadari bahwa saya tidak lulus ujian dengan baik. Saya terlalu tertarik untuk mendapatkan buku itu kembali, sehingga telah mengabaikan untuk berusaha menemukan dan menyingkirkan keterikatan.
Di atas semua itu, saya seharusnya tidak membiarkan diri dikendalikan oleh kejahatan. Saya harus memainkan peran utama.
Saya berterima kasih kepada Guru yang telah menyadarkan saya saat berusaha keras memperbaiki diri di bawah bimbingan Fa.
Segera, saya diberi buku dengan ketentuan bahwa saya harus menjaga rahasia ini dan hanya bisa membacanya di ruang penjaga.
Kemudian, saya dengan tegas menuntut bahwa saya diizinkan untuk membaca buku di tempat tidur di malam hari.
Jadi, mereka merobek buku dan memberi saya satu ceramah setiap hari, dengan kondisi yang sama bahwa tidak ada seorang pun diizinkan tahu tentang hal ini dan saya hanya bisa membaca di bawah selimut.
Pada awalnya, saya baik-baik saja dengan pengaturan tersebut, namun secara bertahap saya mulai merasa sedih. Ada begitu banyak praktisi yang harus bekerja keras setiap hari dengan tidak memiliki kesempatan untuk belajar Fa.
Saya berpikir, "Di sini saya belajar Fa bersembunyi. Pengikut Dafa macam apa saya? Saya harus bisa belajar Fa dan melakukan latihan secara terbuka dan bermartabat. Yang lainnya harus mampu melakukan hal yang sama."
Keesokan harinya, saya berkata kepada penjaga, "Saya harus memulai lagi latihan. Tubuh saya mulai menunjukkan gejala kelumpuhan."
Penjaga itu menolak, yakin bahwa pejabat tidak akan menyetujui.
Saya bertanya, "Jika sakit saya kambuh, akan kah pusat penahanan bertanggung jawab? Akan kah departemen kepolisian bertanggung jawab? Siapa di antara anda ingin bertanggung jawab? Saya harus melakukan latihan. Saya harus mengambil tanggung jawab untuk kesehatan saya."
Pusat penahanan membuat keputusan yang cepat untuk membebaskan saya tanpa basa-basi.
Saya diculik pada 13 November 2000, saat membagikan materi Dafa dan dikirim ke pusat penahanan. Beberapa hari kemudian, praktisi lain dijebloskan dengan saya. Malam itu, TV menunjukkan bagaimana rumahnya telah digeledah dan banyak buku Dafa diambil.
Ketika saya melihat itu, saya langsung melakukan mogok makan untuk memprotes dan menuntut buku dikembalikan, mengatakan kepada mereka, "Buku-buku yang ditulis oleh Guru kami adalah untuk membimbing latihan kami. Polisi tidak punya hak untuk membawa mereka. Kata yang mana, kalimat yang mana dalam buku salah? Tunjukkan pada saya."
Tidak ada yang bisa menjawab. Tidak ada yang bisa menunjukkan kepada saya.
"Lalu, anda harus memberikan buku-buku itu kembali kepada kami..."
Polisi itu marah dengan menghentakkan kakinya, "Terakhir kali, kamu sudah berubah di pusat penahanan. kamu berani melakukannya lagi!"
Dia menjebloskan saya ke sel isolasi dan setiap hari ia akan meminta dua tahanan untuk mencekok paksa saya makan cairan dengan menambahkan garam dan metana.
Tubuh saya mulai menyusut, kaku, dan menghitam.
Suatu hari, saya memegang mantel putih dokter penjara dan bertanya, "Apa yang terjadi pada tubuh saya?"
Dia menangis, hampir terdengar. Kemudian, ia membuka pintu bangsal dan pergi.
Penjaga penjara mengatakan, "Kamu telah dimasukkan di bawah pendidikan ulang."
Saya berpikir, "Tidak ada yang punya hak mengatakan demikian. Hanya Guru memutuskan apa yang terjadi pada saya."
Pada 29 Desember 2000, hari ke-12 mogok makan, dua narapidana membawa saya ke sebuah mobil van polisi dan saya dikirim pulang.
Lolos dari Sarang Iblis
Pasangan praktisi membawa keluarga saya dan banyak membantu kami.
Suatu hari, seorang praktisi datang berkunjung tetapi menghubungi saya segera setelah dia pergi, mengatakan, "Situasi di luar sangat kritis. Cara terbaik adalah anda pergi sesegera mungkin."
Jadi, kami membuat pengaturan untuk menjaga anak kami. Malam itu, setelah saya mengumpulkan buku-buku Dafa dan suami mengemas pakaian, kami memesan taksi.
Sopir taksi melihat ekspresi ketakutan di wajah kami, mengira kami sebagai pencuri, dan membawa kami ke pos pemeriksaan. Yang pertama tidak ada petugas.
Kami tahu pengemudi bermaksud untuk membawa kami ke yang berikutnya, yang kemungkinan akan berhasil. Jadi, kami turun secepat yang kami bisa dan pergi berjalan kaki di pinggir sungai yang tertutup salju dan es.
Saya menjadi lemah ketika dibebaskan dari pusat penahanan. Saya harus menyeret diri, sambil berharap bisa beristirahat sedikit di salju yang lembut.
Suami saya khawatir, "Di malam yang sangat gelap, siapa yang akan membawa kita?"
Saya berkata, "Jangan khawatir. Seseorang akan membawa kita."
Tapi, saya benar-benar tidak mampu bergerak. Masih ada beberapa bukit untuk didaki...
Saya berpikir, "Saya tidak ingin menaiki taksi lagi. Jika hanya gerobak sapi datang dan memberikan tumpangan, itu akan sangat bagus..."
Saat itu, cahaya yang sangat terang datang dari belakang. Sebuah mobil van putih berhenti di depan saya. Pintu mobil dibuka. Seorang pemuda kekar mengundang kami masuk ke mobil. Saya melihat merek mobil baru dan tidak ingin masuk.
Saya bertanya kepada pemuda itu, "Mau ke mana?"
Ia mengatakan, "Menuju universitas."
Saya berkata, "Anda berjalanlah. Kami tidak pergi ke jalan yang sama."
Tapi, pemuda itu bersikeras, mengatakan, "Malam ini, tidak peduli ke mana anda akan pergi, saya akan membawa anda ke sana. Saya mengagumi kegigihan anda."
Saya terkejut. "Bagaimana dia tahu saya gigih?"
Ketika kami akhirnya masuk di mobil van, pemuda bertanya, "Mengapa kalian di jalan sampai larut malam?"
Jadi, saya membuat sebuah cerita. Dia mendengarkan dengan penuh perhatian. Di akhir cerita saya, ia mengatakan, "Mulai sekarang, cobalah jujur."
Saya terkejut. "Jadi, dia tahu bahwa saya berbohong? Siapa dia? Mungkin kami harus keluar dari mobilnya segera. Saya tidak bisa membawanya ke rumah seorang praktisi."
Jadi, segera setelah saya menemukan tempat yang cocok, meskipun itu masih cukup jauh dari rumah praktisi, saya meminta pemuda untuk menghentikan mobil dan membiarkan kami turun.
Dia berkata beberapa kali, "Saya akan membawa anda ke mana anda akan pergi. Apakah anda yakin?"
Saya mencoba untuk membayar dia, tapi dia benar-benar menolak.
Dia mengatakan, "Saya membantu anda tidak demi uang."
Tetangga praktisi berpikiran jahat tentang Dafa. Saya harus berhati-hati untuk tidak membangunkan dia di larut malam.
Ketika kami akhirnya tiba di rumah praktisi, saya mengetuk perlahan dan pintu terbuka dari sentuhan saya. Sebuah suara datang dari balik pintu. Ketika saya mengumumkan diri, pintu dibuka untuk membiarkan kami masuk.
"Mengapa anda menunggu di pintu?" tanya saya heran.
Praktisi mengatakan kepada kami, "Setengah jam yang lalu, panggilan telepon membangunkan saya, tapi tak seorang pun yang bersuara. Ketika saya akhirnya tidur lagi, ada telepon lain yang serupa. Itu terjadi beberapa kali. Saya berpikir kejahatan membuat rencana untuk menganiaya saya... Saya tidak menyadari pintu terbuka."
Praktisi mengatur kami tinggal dengan praktisi lain. Setelah sekitar satu minggu, suami praktisi bertanya pada saya dari mana saya berasal. Keterikatan takut membuat saya berbohong. Saya tiba-tiba teringat yang dikatakan pemuda dalam mobil van putih yang mengingatkan untuk jujur.
Pada 14 Januari 2001, kami pindah dengan praktisi lain, bersama dengan istri non-praktisi, memberi sambutan hangat.
Organ internal saya rusak oleh obat yang tidak diketahui yang diberikan di pusat penahanan, mulai merembes. Nanah akan keluar dari mulut dan lubang hidung.
Suatu malam, Guru memberi saya mimpi yang mengatakan bahwa itu akan menjadi waktu untuk pindah ketika seseorang memberi saya dua roti kukus yang diisi dengan gula.
Dalam lingkungan di mana saya bisa kembali ke belajar Fa dan latihan, tubuh saya cepat pulih.
Dua malam sebelum Festival Perahu Naga, suami dan saya mendapat mimpi yang sama. Kami pergi secara terpisah ke sebuah tempat konstruksi untuk mencari pekerjaan.
Suami saya tidak mendapat pekerjaan apa pun. Saya dituntun ke kantor mewah.
Setelah saya mengatakan kepada orang di belakang meja nama saya, ia mengeluarkan sebuah buku besar, dan berkata, "Dia seorang insinyur senior, carikan posisi untuk dia, berikan padanya kartu ID, dan berikan dia laporan untuk bekerja."
Hari festival, istri praktisi menawarkan dua roti kukus yang diisi dengan gula. Saya ingat mimpi dan tahu sudah waktunya untuk pergi.
Saya sangat berterima kasih terhadap Guru, praktisi dan istrinya.
Keesokan harinya, saya dan suami meninggalkan surga sementara dan melanjutkan perjalanan.
Di kota itu, tempat produksi materi Dafa telah dirusak parah oleh Partai jahat. Saya mengambil alih pekerjaan itu.
Kembali ke Beijing
Di tempat produksi materi, saya teringat sebuah janji yang tak terpenuhi. Pada bulan September 1999, ketika saya masih di Lapangan Tiananmen, di bawah keadaan tertentu, saya bersumpah bahwa saya akan kembali lagi membentangkan spanduk yang mengatakan "Sejati-Baik-Sabar adalah baik! Falun Dafa baik!"
Saya sedang dalam perjalanan untuk menunaikan sumpah pada 15 Agustus 2001. Saya diculik ke sebuah mobil van polisi yang membawa saya ke Kantor Polisi Dingfuzhuang, Kabupaten Daxing. Saya mengklarifikasi fakta sepanjang jalan.
Di halaman kantor polisi, direktur mengatakan untuk melihat-lihat. "Coba lihat-lihat bagaimana anda bisa keluar dari sini."
Saya melihat semua bangunan melekat ke yang lain; bahkan pintu adalah bagian dari dinding. Saya melihat pohon yang tinggi tumbuh sampai ke langit. Saya tahu Guru ada di atas sana.
Saya mengatakan kepada Guru dalam hati, "Jika saya seorang pengikut Dafa, saya Dewa. Kemudian, tidak ada yang bisa menahan saya di sini."
Pada awalnya, polisi tidak membiarkan saya tidur. Mereka memerintahkan saya untuk berdiri. Saya duduk di sofa dan menolak untuk bangun.
Keesokan harinya, semua petugas polisi dipanggil untuk rapat. Sebuah pikiran terlintas di benak saya: "Mereka sedang membahas cara untuk menyiksa anda."
Guru membuka mata ketiga saya kurang dari setengah menit. Saya melihat tempat penuh dengan roh-roh jahat yang tak terhitung jumlahnya dan hantu busuk.
Polisi mengangkut saya dalam sebuah mobil van ke rumah bersalin dan rumah sakit anak-anak. Seluruh staf medis diusir. Koridor penuh dengan polisi.
Saya sudah melepaskan hidup dan mati. Tidak akan ada yang bisa mereka lakukan untuk menimbulkan ketakutan dalam diri saya.
Polisi menaruh saya ke tempat tidur. Saya berpikir, "Saya wanita lemah tanpa memiliki kekuatan besar untuk melawan mereka. Saya harus memikirkan cara lain."
Saya berbalik kepada Guru, "Guru, saya menyerahkan hidup saya ke tangan Anda. Silahkan mengendalikan tubuh saya dan saya akan mengenkendalikan hati saya."
Seorang dokter besar berkepala plontos dengan jas putih memasuki ruangan. Polisi bertanya apakah saya mengenalnya. Saya berkata, "Tidak." Mereka berkata, "Jika kamu tahu, kamu akan takut mati."
Suara wanita terus bertanya pada saya pertanyaan ini dan pertanyaan itu, saya mengatakan bahwa saya hanya ingin tidur. Jadi, saya mengabaikannya, menutup mata, dan mulai mendengkur.
Dokter menusukkan jarum baja ke saya setiap sendi dan titik akupunktur, mulai dari atas, setiap kali menanyakan apakah saya merasa sakit.
Selama itu, saya berpikir, "Bagaimana saya bisa membuat dengkuran saya lebih nyaring dan lebih realistis?"
Setelah dokter itu menempel jarum ke dalam alur vertikal di bawah pangkal hidung, yang merupakan titik akupunktur yang paling sensitif, ia menyerah.
Saya mendengar seseorang berteriak, "Bangunkan dia..."
Ketika saya kembali ke kantor polisi, saya mulai melakukan empat latihan Falun Gong. Para polisi semua menonton. Saya melihat Guru pada jarak yang jauh.
Saya berpikir, "Sungguh indahnya jika Guru lebih dekat..." dan Guru melakukannya.
Keesokan harinya, mereka membawa saya ke rumah sakit yang sama lagi. Kali ini, staf medis ada di sana untuk membantu polisi mendeteksi aksen saya, menentukan daerah asal saya.
Saya mengambil kesempatan untuk mengklarifikasi fakta kepada mereka dan menjawab beberapa pertanyaan mereka.
Malam itu, saya melakukan empat latihan pertama. Kemudian, saya merasa ingin istirahat sebelum melanjutkan dengan meditasi duduk. Jadi, saya duduk, memejamkan mata, dan tidur nyenyak.
Ketika saya bangun, saya menemukan semua orang tertidur pulas, termasuk mereka yang sedang bermain mahjong di luar.
Saya sengaja melihat keluar dan melihat dengan jelas daun dan batu-batu di bawah lampu jalan. "Di mana pintu? Di mana dinding?"
Saya mengenakan sepatu dan berjalan ke halaman, dan tidak bisa ingat bagaimana saya ke luar dari kantor polisi.
Saya punya ide ke mana saya pergi. Saat saya berjalan, setiap kali cahaya muncul di belakang, saya akan melompat ke dalam kegelapan, takut itu kendaraan yang dikirim dari kantor polisi.
Saya merusak sepatu saat pertama kali saya membuat lompatan, jadi saya hanya bisa berjalan dengan kaki telanjang.
Saya berjalan melewati halaman yang terang dan mendengar suara gemericik air yang mengalir. Pada saat itu, saya tidak makan makanan atau minum air selama tiga hari.
Saya baru saja membungkuk dan mencari air ketika saya mendengar suara di langit. "Itu air kotor. Jangan minum."
Saya menatap ke langit dan berterima kasih kepada Guru.
Setiap kali saya melompat ke dalam kegelapan, saya merasakan Guru menghibur dan mengatakan untuk tidak takut. Setiap kali bertemu persimpangan jalan, saya akan tahu jalan mana yang harus diambil.
Sepanjang perjalanan panjang, saya ingat baris di Fa Guru.
Guru mengatakan: "Dengan Shifu membimbing pelayaran, Fa menyelamatkan semua makhluk hidup..." ("Hati Mengerti Sendiri" Petunjuk Penting Untuk Gigih Maju II)
Terima kasih, Guru yang Agung! Terima kasih, Dafa yang Agung!