(Minghui.org) Enam penduduk kota Shuangyashan disidangkan pada 18 Oktober karena menolak melepaskan Falun Gong, sebuah latihan spritual yang ditindas oleh rezim komunis Tiongkok.
Zhang Liyan [wanita], Wang Yuzhi [wanita], Guo Hongxia [wanita], Shan Jinli [wanita] danputranya Wang Dongsheng tetap ditahan sejak penangkapan mereka di bulan Oktober 2014. Zhu Wanhai [pria] yang ditangkap sekitar waktu yang sama, telah dibebaskan dengan syarat kesehatan, tapi dipanggil kembali untuk menjalani persidangan.
Enam praktisi Falun Gong itu dituduh dengan menggunakan aliran sesat untuk mengacaukan pelaksanaan hukum, dalih umum yang digunakan rezim komunis Tiongkok dalam usahanya menjerat dan memenjarakan praktisi Falun Gong.
Jumlah keseluruhan ada tujuh pengacara yang mendampingi enam praktisi Falun Gong. Pengacara berargumentasi bahwa Kongres Rakyat, Badan Legislatif Tiongkok, tidak pernah membuat aturan manapun yang melarang Falun Gong; oleh karenanya, klien mereka tidak seharusnya dituntut dalam menjalankan hak asasi mereka untuk bebas berkeyakinan.
Para pengacara juga memprotes terhadap pelanggaran prosedur hukum yang dilakukan polisi dan pengadilan sebelum dan selama sidang.
Sebelum Persidangan
Polisi tiada hentinya menginterogasi Wang, yang jadi sakit mental setelah ditanyakan terus-menerus selama 14 jam. Jaksa lalu menggunakan pengakuan yang didapat melalui pemaksaan sebagai bukti melawannya.
Kasus enam praktisi ini tertahan di pengadilan selama 17 bulan, di mana hakim Gao Zhixin telah tiga kali mengembalikannya kepada polisi, menyebutkan tidak cukup bukti. Secara hukum, tersangka harus dibebaskan jika polisi masih gagal mengumpulkan cukup bukti setelah kasus dikembalikan dua kali kepada mereka.
Lima dari pengacara itu berasal dari luar kota. Tiga kali mereka tidak diizinkan untuk mengakses dokumen kasus klien mereka setelah perjalanan ratusan mil ke Shuangyashan.
Ketika hakim Gao akhirnya memperkenankan para pengacara memeriksa kasus itu, dia tidak memberi mereka cukup waktu untuk menyiapkan argumentasi pembelaan mereka. Secara hukum, persidangan tidak bisa diadakan sampai paling sedikit sepuluh hari setelah pengacara memeriksa kasus. Walau demikian, Gao, mengadakan persidangan hanya tujuh hari setelah pengacara mendapatkan arsip kasus itu.
Persidangan
Gedung pengadilan dijaga ketat, dengan banyaknya mobil polisi yang diparkir di luar. Hanya keseluruhan 13 anggota keluarga dari enam praktisi yang diizinkan memasuki ruangan. Lebih dari 40 pendukung lainnya menunggu di luar selama persidangan.
Jaksa Gao meminta para pengacara melewati pemeriksaan keamanan dan meninggalkan tas dan laptop mereka. Dia mengalah setelah pengacara mengeluarkan dokumen resmi menyebutkan bahwa mereka dibebaskan oleh pemeriksa keamanan dan bebas menggunakan laptop mereka sendiri di pengadilan.
Selama istirahat sidang, seorang jaksa menanyakan apakah pengacara bekerja di bawah perintah semacam organisasi Falun Gong dan apakah mereka dibayar.
Seorang pengacara, yang sebelumnya menangani kasus Falun Gong, menjawab, "Saya tidak ada hubungannya dengan Falun Gong juga tidak berlatih. Saya hanya melakukan tugas saya mewakili seorang klien yang menginginkan saya membelanya. Kontak informasi firma hukum saya tercantum secara online dan anda bisa menghubungi kapan saja untuk memverifikasi jabatan saya. Saya kasihan terhadap para praktisi ini karena mereka dihukum dengan tidak adil hanya karena ingin menjadi orang baik."
Dia dan teman-teman pengacaranya meminta pembebasan klien-klien mereka. Hakim Gao menunda sidang tanpa mengeluarkan putusan.
Laporan terkait dalam bahasa Inggris:
Heilongjiang Province: Five to Face Trial for Their Faith
Husband Dies While Wife and Son Detained for Their Faith in Falun Gong
Five Practitioners Detained for Seven Months in Shuangyashan City
More on Shuangyashan Arrest: Seven Practitioners Remain in Custody; Police Refuse to Return Majority of Confiscated ValuablesMore Than Ten Heilongjiang Practitioners Recently Arrested; Eight Remain Captive