(Minghui.org) Sebuah forum mengenai kejahatan pengambilan organ yang direstui negara di Tiongkok diadakan oleh World Organization to Investigate the Persecution of Falun Gong (WOIPFG) di Berlin, Jerman pada tangal 28 Oktober. Dialog HAM resmi akan diadakan pada awal November antara Tiongkok dan Jerman juga antara Tiongkok dan Uni Eropa.
Para politisi dan profesional medis menganjurkan agar lebih banyak perhatian difokuskan pada praktik pengambilan organ haram di Tiongkok dimana para tahanan tidak bersalah, yang kebanyakan dari mereka adalah berlatih Falun Gong, khusus dibunuh untuk diambil organ mereka. Mereka sedang berupaya merancang undang-undang untuk melarang perjalanan ke Tiongkok untuk transplantasi organ, dan menolak mereka yang terlibat dalam perdagangan organ ilegal untuk masuk ke dalam negara mereka.
Baris depan (dari kiri ke kanan): Dr. Zhiyua Wang, direktur WOIFG, Arne Schwarz, ahli IT dari literatur medis, Arne Gericke, anggota Parlemen Eropa, Ethan Gutmann, reporter, dan Charles Li, direktur Humas WOIPFG. Baris belakan (dari kiri ke kanan): Nie Sen, profesor Universitas Katolik, dan Martin Patzelt, anggota Parlemen Jerman
Patzelt: Pengambil Organ Secara Hidup-Hidup yang Belum Pernah Terjadi di Tiongkok
Martin Patzelt dari Jerman
Anggota Parlemen Martin Patzelt berasal dari bekas Jerman Timur. Saat masih muda, dia yakin bahwa partai komunis akan runtuh. Dia berkata dalam pembukaan forum, “Pengambilan organ secara hidup-hidup telah berjalan selama 10 tahun. Kejahatan ini tidak berkurang tetapi meningkat. Banyak cara berita ini telah disebarkan ke dunia tapi masih belum cukup. Bagaimana kita bisa mentolerir kejahatan ini dan terus berdiam diri?”
Dia meneruskan, “Belum pernah ada sebuah negara ikut berpartisipasi dalam pengambilan organ paksa secara hidup-hidup untuk keuntungan. Jika kita tidak bekerja untuk HAM dalam kasus ini, kita harus menanyai diri kita sendiri apakah kita ini manusia atau bukan.”
Penganiayaan terhadap Falun Gong adalah Mengerikan
Anggota Parlemen Arne Gericke
Anggota Parlemen Arne Gericke tumbuh besar di bekas Jerman Timur dan mengalami pengontrolan oleh partai komunis. Dia adalah salah satu sponsor dalam penulisan deklarasi Parlemen Eropa yang menyerukan Uni Eropa agar mengambil tindakan untuk menghentikan pengambilan organ di Tiongkok dari tahanan tidak bersalah dan melakukan investigasi independen.
Dia menyatakan bahwa rezim Tiongkok telah melakukan penganiayaan brutal terhadap Falun Gong selama 17 tahun. Pengambilan organ secara hidup-hidup sungguh mengerikan. Dia menekankan bahwa Eropa tidak boleh membiarkan tindakan kejahatan seperti itu.
Para Pelaku Kejahatan Harus Diadili
Anggota Parlemen Christoph Straesser mengirim surat ke forum yang menyatakan bahwa, “Tiongkok adalah salah satu negara dengan perdagangan organ yang sangat serius. Pemerintah Tiongkok belum memberikan penjelasan yang mendasar untuk membantah pernyataan pelanggaran HAM ini.”
“Bukti menunjukkan bahwa perdagangan organ masih terus berlangsung di Tiongkok. Kejahatan dari pengambilan organ paksa secara hidup-hidup terhadap para tahanan terus berlanjut. Rumah sakit membuat keuntungan dari perdagangan organ yang ada sebagai hal yang biasa. Pelanggaran HAM seperti ini harus dihentikan dan para pelaku kejahatan harus diadili.”
Mantan Wakil Ketua Parlemen Eropa Edward McMillan-Scott mengirim surat ke forum. Dia menyatakan pernah bertemu dengan seorang praktisi Falun Gong sepuluh tahun lalu di Tiongkok yang menyaksikan sendiri jasad temannya dimana semua organ vitalnya sudah diambil. Temannya adalah seorang praktisi Falun Gong.
Anggota Dewan Perwakilan A.S Chris Smith juga mengirim surat ke forum. Dia menyatakan bahwa upaya Tiongkok untuk melenyapkan Falun Gong 17 tahun terakhir ini adalah kejahatan terbesar dari abad ke-21, dan keaiban terbesar dalam sejarah Tiongkok.
WOIPFG: Pengambilan Organ Secara Hidup-Hidup Masih Berlangsung
Direktur WOIPFG, Zhiyuan Wang
Direktur Zhiyuan Wang dari WOIPFG memperkenalkan hasil investigasi terbaru. Dia mengemukakan bahwa, “Transplantasi organ di Tiongkok bertambah secara eksponen sejak awal penganiayaan oleh PKT pada tahun 1999. Waktu tunggu mendapatkan organ sangat singkat. Investigasi berbasiskan laporan media di Tiongkok dan situs-situs web dari rumah sakit serta sumber resmi lainnya. Berdasarkan laporan media Tiongkok, pengambilan organ secara hidup-hidup dari praktisi Falun Gong sedang berlanjut.”
Dia memberikan angka spesifik untuk mengilustrasikan keseriusan dari masalah ini. Jumlah rumah sakit untuk transplantasi hati naik dari 19 hingga 500 dari tahun 1999 hingga 2006. Jumlah transplantasi hati di Tiongkok terdapat 5 hingga 6 setiap tahunnya untuk lebih dari 20 tahun sebelum tahun 1999. Jumlah ini tumbuh pesat hingga 1760 setiap tahun dari 1999 hingga 2006.
Waktu tunggu untuk transplantasi hati adalah rata-rata dua hingga tiga tahun di banyak Negara lain. Waktu tunggu di Tiongkok adalah satu hingga dua minggu setelah tahun 1999. Waktu paling singkat adalah hanya beberapa jam. Seseorang bahkan bisa memesan sebuah ginjal, hati dan jantung. Ini mengindikasikan bahwa ada bank donor hidup-hidup yang besar, dimana para pendonornya tidak memiliki kebebasan dan menunggu untuk dibunuh untuk diambil organ tubuhnya.
Reporter independen Ethan Gutmann mengatakan bahwa berdasarkan atas jumlah rumah sakit di Tiongkok, jumlah ranjang untuk transplantasi organ, angka pemakaian ranjang di hari-hari kerja, jumlah transplantasi organ setiap tahun di Tiongkok jauh lebih tinggi dari yang dinyatakan oleh pemerintah Tiongkok.
Charles Li, direktur dari Humas WOIPFG, dipenjara selama tiga tahun di Tiongkok karena keyakinannya pada Falun Gong. Dia memutar rekaman investigasi melalui telepon untuk mengilustrasikan partisipasi dari tentara dalam pengambilan organ secara hidup-hidup.
Ahli IT dari Literatur Medis: Transplantasi Organ di Tiongkok Tidak Transparan
Arne Schwarz, seorang ahli IT di bidang literatur medis, memimpin investigasi terhadap pengambilan organ di Tiongkok dan obat yang digunakan dalam transplantasi dari perusahaan-perusahaan farmasi Barat.
Dia mengatakan bahwa etika transplantasi organ adalah donasi organ yang harus bersifat suka rela. Para tahanan yang tidak memiliki kebebasan tidak bisa membuat keputusan independen. Organ-organ mereka tidak bisa digunakan untuk transplantasi organ. Etika lain adalah donasi organ dan transplantasi harus bersifat transparan dan sumber dari organ tubuh harus bisa dilacak.
Dia berkata, “Transplantasi organ di Tiongkok tidak transparan. Jika ini diizinkan, akan memberikan efek langsung kepada negara lain.” Membiarkan transplantasi organ yang tidak transparan bagi Tiongkok berarti menolak etika universal.
Bagaimana untuk Menghentikan Pengambilan Organ Secara Hidup-Hidup
Dalam sesi tanya jawab, Anggota Parlemen Patzelt berkata bahwa dia akan berjuang meloloskan sebuah rancangan undang-undang kepada Parlemen Jerman untuk mengecam keras atas pengambilan organ secara hidup-hidup oleh PKT.
Menjawab pertanyaan “apa yang bisa kita lakukan di negara-negara Barat,” dia menjawab bahwa selain rancangan undang-undang ini, tindakan konkret diperlukan. Dia dan Anggota Parlemen Gericke berdua mengindikasikan bahwa perusahaan-perusahaan farmasi barat yang menyediakan obat-obatan ke Tiongkok dan rumah sakit yang memberikan pelatihan kepada para dokter Tiongkok agar diperingati untuk tidak terlibat dalam kejahatan tak berperikemanusiaan ini. Cara lainnya adalah menghentikan warga Jerman untuk pergi ke Tiongkok untuk mendapatkan transplantasi organ.
Selain itu, mereka yang terlibat dalam pengambilan organ secara hidup-hidup, termasuk para dokter Tiongkok dan pejabat harus dilarang masuk saat berkunjung ke Jerman.