(Minghui.org) Praktisi Falun Gong di Hong Kong mengadakan rapat umum dan pawai pada 10 Desember 2016, Hari Hak Asasi Manusia, mendesak menghentikan penindasan di Tiongkok. Para praktisi berharap agar Jiang Zemin, mantan pemimpin Tiongkok yang memulai penganiayaan terhadap Falun Gong pada tahun 1999, mempertanggungjawabkan kejahatannya.
Menurut informasi dari Kelompok Kerja Hak Asasi Manusia Falun Gong di Taiwan, lebih dari dua juta tanda tangan telah dikumpulkan di lebih dari 28 negara untuk mendukung tuntutan hukum terhadap Jiang Zemin. Di Tiongkok, lebih dari 250 juta orang telah mundur dari Partai Komunis Tiongkok (PKT) dan organisasi afiliasinya.
Beberapa anggota Dewan Legislatif Hong Kong berbicara pada rapat umum tersebut. Mereka menyatakan menentang penganiayaan dan mendesak Leung Chun-ying, kepala eksekutif Hong Kong, menghentikan memperluas penindasan ke Hong Kong.
Praktisi Falun Gong mengadakan rapat umum di depan Kompleks Pemerintah Pusat selama Hari Hak Asasi Manusia pada 10 Desember 2016.
Surat Terbuka dari Himpunan Falun Dafa
Juru bicara Himpunan Falun Dafa Hong Kong, Kan Hung-cheung, menggambarkan bagaimana Leung telah memberikan perintah pro-komunis untuk menyerang dan mengganggu praktisi Falun Gong.
Spanduk informasi praktisi Falun Gong di Stasiun Kereta Hung Hom dan Lok Ma Chau telah berulang kali ditutup dengan spanduk fitnah sejak 10 Juni 2012, oleh kelompok pro-komunis yang baru terbentuk, Hong Kong Youth Care Association Limited (HKYCA). Anggota dari kelompok ini telah menampilkan banyak spanduk fitnah yang menyesatkan wisatawan Tiongkok Daratan.
Menggunakan kemeja merah muda, anggota Hong Kong Youth Care Association mencoba menggunakan spanduk fitnah untuk menutupi spanduk praktisi Falun Gong setempat.
Lin Guo-an (Berkaos biru di sebelah kiri), wakil presiden HKYCA, meraih leher penonton sementara anggota yang lain, YCA Xiao Xiaorong menendang dia. Hal ini terjadi pada 14 Juli 2013, setelah penonton menuduh polisi di tempat itu gagal menegakkan hukum untuk melindungi para praktisi Falun Gong.
Selain itu, ancaman bom menyebabkan pembatalan konferensi berbagi pengalaman di Hong Kong pada 17 Januari 2016. Ketika Kompetisi Tari Klasik Tiongkok Internasional 2016 berlangsung awal tahun ini, Awal Kompetisi wilayah Asia Pasifik juga dibatalkan oleh pemerintah Hong Kong. Insiden lain termasuk serangan kantor percetakan dan pelecehan praktisi Falun Gong.
Insiden ini terjadi setelah Leung mengepalai Hongkong tahun 2012. Kan berkata, "Leung meneruskan kebijakan penindasan Jiang Zemin ke Hong Kong, Baik dia dan para pengikutnya akan bertanggung jawab atas tindakan mereka." Leung baru ini mengumumkan bahwa ia tidak akan mundur.
Juru bicara Himpunan Falun Dafa Hong Kong, Kan Hung-cheung, mendesak segera mengakhiri pengambilan organ paksa praktisi Falun Gong yang masih hidup di Tiongkok.
Dalam sebuah surat terbuka dari Asosiasi Falun Dafa Hong Kong, Kan meminta lebih banyak bantuan dari masyarakat untuk menghentikan penganiayaan terhadap Falun Gong, terutama pengambilan organ paksa di Tiongkok. Misalnya, ia menunjukkan bahwa lebih banyak dokter perlu diberitahu tentang kekejaman ini, dan hukum harus ditegakkan untuk menghentikan kegiatan yang berkaitan dengan pengambilan organ paksa.
Anggota Dewan Legislatif: Penindasan Tidak Akan Berlangsung Lama
Leung Kwok-hung, salah seorang anggota Dewan Legislatif Hong Kong, mengatakan bahwa, segera setelah Leung Chun-ying meninggalkan posisinya saat ini, YCA akan kehilangan dukungan dan segera bubar. "Kita semua tahu bahwa YCA berkaitan erat dengan mafia, dan setiap pengikut akan segera ikut jatuh," katanya di depan anggota YCA di tempat itu, yang berteriak dan menjerit.
Richard Tsoi, sekretaris jenderal dari Federasi Mahasiswa Hong Kong, mengatakan bahwa ia mengagumi praktisi Falun Gong untuk semangat dan ketekunan mereka. "Meskipun masih ada banyak hal yang harus dilakukan sebelum keadilan terwujud, kita tahu hari itu akan datang dan usaha kita tidak akan berakhir sia-sia."
Richard Tsoi, sekretaris jenderal Federasi Mahasiswa Hong Kong, memuji praktisi yang menjaga keyakinan lurus mereka.
James Hon Lin Shan, juru bicara Defense Alliance of Hong Kong Liberty, mengatakan bahwa PKT telah merugikan sejumlah besar orang-orang Tiongkok sejak rezim berkuasa. "Saya merasa kasihan bahwa anggota YCA mempertaruhkan masa depan mereka untuk kepentingan materi kecil. Bahkan, Tiongkok tidak akan memiliki perdamaian dan kebebasan sampai PKT berakhir."
Advokat Tiongkok: Praktisi Falun Gong adalah Orang Baik dan Tidak Merugikan Siapa pun
Huang Jinqiu, seorang ahli media berita Tiongkok, mengatakan bahwa praktisi Falun Gong "baik" dan "tulus." "Dengan mengikuti prinsip-prinsip Sejati-Baik-Sabar, mereka mengokohkan nilai-nilai tradisional dan kebajikan. Saya berpikir mereka tidak akan merugikan pemerintah atau masyarakat."
Karena Falun Gong diterima dengan baik di lebih dari 100 negara kecuali Tiongkok, Huang mengatakan bahwa ini telah membuktikan manfaat dari latihan. "Banyak pemerintah asing menentang penindasan di Tiongkok. Saya berharap para pemimpin Tiongkok saat ini memikirkan kembali masalah ini, menghentikan penganiayaan, dan menahan penjahat yang bertanggung jawab."
Jing Chu, seorang penulis terkenal di Tiongkok, memuji praktisi karena keberanian mereka dan metode yang mereka kembangkan untuk menerobos blokade internet. "Pengambilan organ paksa telah menggerogoti nilai dasar kemanusiaan. Kami semua terkejut dan marah." Dia mengatakan bahwa acara seperti di Hong Kong ini akan membantu lebih banyak orang memahami apa yang sedang terjadi di Tiongkok.
Rapat umum berakhir pada pukul 14:00, diikuti dengan parade tiga jam dari Kings Road Playground menuju Sun Yat Sen Memorial Park. Banyak pejalan kaki membaca spanduk dan berbicara dengan praktisi untuk memahami kebrutalan yang sedang berlangsung di Tiongkok.
Parade di sore hari meningkatkan kesadaran tentang Falun Gong dan menyerukan untuk menghentikan kekejaman di Tiongkok