Pengalaman di Lapangan
Tiananmen Membawakan Perubahan Hidup Bagi Seorang Ilmuwan
NASA
Dr. Tsuwei Huang, seorang ilmuwan senior di National Aeronautics
and Space Administration (NASA), menyaksikan polisi PKT memukuli
praktisi Falun Gong di Lapangan Tiananmen pada Juli 2000.
“Ayah saya dan saya pergi ke Beijing pada musim panas waktu itu,”
kata Dr. Huang. “Kami berencana akan mengunjungi Kota Terlarang,
saat itu kita melihat huru hara di Lapangan Tiananmen sekitar jam
08.00. Kami berjalan untuk mendekat, dan saya melihat para petugas
polisi memukuli dan menendang orang-orang yang sedang duduk
bermeditasi. Para petugas menyeret mereka masuk ke dalam kendaraan
polisi. Saya melihat seorang ibu muda menggendong bayinya di
tangan. Seorang petugas polisi menendangnya dari belakang dan
memukulinya hingga terjatuh. Orang-orang di sekitar berseru “Falun
Dafa Hao (baik)!’ Polisi memukuli mereka dengan tongkat.
“Saya terkejut dan mengeluarkan kamera lalu merekam semua kejadian
itu. Seorang polisi berhelm metal bergegas datang, lalu menyeret
saya ke kendaraan. Ayah saya meminta saya agar memperlihatkan apa
yang saya rekam kepada mereka. Petugas itu merebut lalu merusak
kaset rekaman, dan melemparnya ke tanah.”
Dr. Huang merasa ketakutan dan ingin pergi, tetapi ayahnya
menyarankan dia untuk terus melihat. Mereka pergi ke Menara
Tiananmen, dimana para petugas polisi menjaga pintu masuk, membuat
para turis asing mengantri dalam satu baris dan turis lokal di
barisan lain. Mereka menggeledah semua orang. Salah satu petugas
bertanya kepada dua wanita paruh baya di barisan turis lokal,
“Apakah kalian praktisi Falun Gong?” Kami adalah turis, salah
seorang wanita menjawab. Petugas lain berkata, “Kalian mirip
praktisi.” Dia lalu membawa pergi kedua wanita itu.
Dr. Huang tidak memahami kenapa para praktisi diperlakukan dengan
sangat tidak adil. Dia bertanya kepada seorang teman yang berlatih
Falun Gong setelah kembali ke Amerika Serikat. Temannya memberitahu
dia mengenai Falun Gong dan meminjamkan kaset video latihan
kepadanya. Dr. Huang mempelajari latihan pada malam itu. Dia
mengingat kembali, “Energi kuat menyelubungi saya. Saya merasa
seperti terangkat. Sungguh menakjubkan.”
Dia membaca Zhuan Falun, buku utama dari Falun Gong, dalam waktu
satu malam dan ikut berlatih sejak itu.
Dia telah berpartisipasi dalam berbagai kegiatan di DC untuk
menentang penganiayaan sejak tahun 2000. Dia berkata, “Kami
menyuarakan apa yang kami katakan selama 17 tahun terakhir: Kami
meminta PKT menghentikan penganiayaan terhadap Falun Gong, adili
Jiang Zemin, dan pulihkan reputasi baik Falun Gong.”
Korban Selamat dari Kamp Kerja Paksa Masanjia: Jiang Zemin
Harus Bertanggung Jawab atas Kejahatannya
Praktisi Falun Gong Yin Liping, diselamatkan dari Tiongkok ke
Amerika Serikat, juga berada di acara nyala lilin. Dia ditangkap
sebanyak tujuh kali karena keyakinannya pada Falun Gong. Dia
disiksa hingga hampir meninggal dunia dan harus dibawa pulang ke
rumah sebanyak tujuh kali. Dia dikurung di kamp kerja paksa
sebanyak tiga kali.
Dia berkata, “Di Masanjia, saya diikat ke ranjang dan
disuntik dengan obat yang tidak jelas selama dua bulan lebih.
Akhirnya, saya tidak bisa melihat untuk beberapa waktu. Saya
dicekok makan beberapa kali dan hampir meninggal dunia.”
Dia memberikan kesaksian sebagai saksi dalam dengar pendapat
“China’s Pervasive Use of Torture” yang diadakan oleh
Congressional-Executive Commission on China (CECC) di Capitol Hill
pada tanggal 14 April 2016. Dia menggambarkan penyiksaan yang
mengerikan dan mengalami pelecehan seksual secara kelompok di Kamp
Kerja Paksa Masanjia di Provinsi Liaoning.
Dia menyampaikan sederet nama orang yang bertanggung jawab dalam
menganiaya dirinya kepada CECC, yang akan menyalin daftar itu
kepada Departemen Luar Negeri. Daftar itu berisikan 41 orang
termasuk Jiang Zemin, Bo Xilai, Wang Lijun, Wen Shizhen, dan para
penjaga serta pejabat di Masanjia dan di tempat-tempat lain.
Dia mengatakan di pertemuan tersebut, “Saya menyaksikan kejahatan
Partai Komunis, yang melampaui bayangan. Para petugas polisi
memaksa seorang gadis untuk menyaksikan mereka menganiaya ibu gadis
itu. Kejadian begitu keji itu terbayang dengan jelas di benak saya.
Kesengsaraan ini murni karena dikurung di kamp kerja paksa. Jiang
Zemin harus bertanggung jawab atas kejahatannya di dalam
penganiayaan.”
Latar Belakang
Pada tanggal 25 April 1999, lebih dari 10.000 praktisi Falun Gong
pergi ke Kantor Pengaduan Negara di Beijing untuk meminta
pembebasan 45 praktisi yang ditahan di Tianjin, kota yang berjarak
kira-kira 60 mil bagian timur dari Beijing. Aksi damai ini berakhir
pada hari yang sama ketika perdana menteri setuju dengan permintaan
praktisi. Ke 45 praktisi dibebaskan. Praktisi Falun Gong di seluruh
dunia melakukan kegiatan setiap tahun saat mendekati 25 April untuk
memperingati aksi damai tersebut.
Pada tanggal 20 Juli 1999, Jiang Zemin, kepala Partai Komunis
Tiongkok, mengesampingkan anggota komite tinggi politbiro dan
melancarkan penganiayaan terhadap Falun Gong.
Penganiayaan ini lebih menyebabkan kematian banyak praktisi Falun
Gong dalam 17 tahun terakhir. Kebanyakan disiksa karena keyakinan
mereka dan bahkan dibunuh demi organ mereka. Jiang Zemin
bertanggung jawab langsung atas lahirnya dan kelanjutan dari
penganiayaan kejam ini.
Di bawah arahan pribadinya, Partai Komunis Tiongkok mendirikan
lembaga keamanan di luar hukum yaitu “Kantor 610” pada tanggal 10
Juni 1999. Lembaga ini mengesampingkan kekuasaan polisi dan sistem
hukum dalam menjalankan instruksi Jiang Zemin berkenaan dengan
Falun Gong: merusak reputasi mereka, memutuskan sumber keuangan
mereka, dan menghancurkan fisik mereka.
Chinese version click here
English
version click here