(Minghui.org)
Komisi Eksekutif Kongres AS urusan Tiongkok (CECC) mengadakan
dengar pendapat bertema "Penggunaan Penyiksaan Lazim di Tiongkok"
di Capitol Hill pada 14 April 2016 sore. Dengar pendapat meneliti
penggunaan penyiksaan dan kekerasan sistematis dalam sistem pidana
Tiongkok. Beberapa saksi memberikan kesaksian.
Yin Liping, praktisi Falun Gong yang berhasil diselamatkan ke
Amerika Serikat dari Tiongkok, menceritakan pengalamannya yang
mengguncang sebagai saksi dalam dengar pendapat tersebut. Dia
mengalami penyiksaan dan kekerasan seksual kelompok di Kamp Kerja
Masanjia, Provinsi Liaoning yang terkenal dengan kekejamannya. Dia
disiksa hingga beberapa kali berada di ambang kematian saat ditahan
di kamp kerja paksa atau pusat-pusat penahanan karena keyakinannya
pada Falun Gong.
Praktisi Yin Liping
menunjukkan foto Kamp Kerja Masanjia kepada Perwakilan
Kongres
Yin menunjukkan foto-foto di
sidang dengar pendapat. Air mata mulai membasahi wajahnya ketika
menceritakan pengalamannya. Dia pernah melihat rekan-rekan praktisi
mengalami penyiksaan dan meninggal karenanya. Dia berkata, "Kami
berjanji satu sama lain jika salah satu dari kami bertahan, akan
mengungkap penganiayaan ini pada dunia. Hari ini saya berbicara
untuk mereka, para korban yang selamanya tidak lagi bisa
bersuara."
Dia menyerahkan daftar pelaku utama yang bertanggung jawab atas
penganiayaannya terhadap CECC, dan akan mengirimkan salinan daftar
pelaku kepada Kementerian Luar Negeri AS. Ada 41 orang dalam daftar
tersebut, termasuk Jiang Zemin, Bo Xilai, Wang Lijun, Wen Shizhen,
dan polisi di Masanjia serta tempat-tempat lainnya.
CECC terdiri dari 22 pejabat AS, termasuk 9 senator, 8 Perwakilan
Dewan, dan 5 pejabat dari Lembaga Eksekutif.
Perwakilan Kongres AS Memuji Keberanian Praktisi Falun Gong
Mengekspos Penganiayaan
Perwakilan Kongres AS yang menghadiri sidang memuji keberanian
praktisi Falun Gong dalam mengungkap penganiayaan yang tidak
manusiawi. Mereka mengindikasikan bahwa Jiang Zemin dan kaki
tangannya harus diajukan ke muka pengadilan.
Chris Smith dari Partai
Republik, Ketua CECC
Chris Smith, Ketua CECC,
mengatakan dalam sidang bahwa pelaku dari jajaran pemerintah
Tiongkok yang melakukan kekerasan seksual harus diselidiki, tidak
diperkenankan melanjutkan penyalahgunaan kekuasaan mereka terhadap
praktisi Falun Gong dan lainnya.
Trent Franks dari Partai
Republik, Ketua Subkomite Konstitusi dan Keadilan Sipil
Trent Franks, Ketua Subkomite
Konstitusi dan Keadilan Sipil, berkata, "Upaya Anda tidak sia-sia
di sini. Hanya Tuhan yang tahu hasil apa dimasa mendatang yang
dicapai dari pembicaraan Anda di sini. Anda tengah bertanggung
jawab, semoga belas kasih dan komitmen anda pada kemanusiaan
menyelimuti forum ini."
Tim Walz dari Partai Republik,
berterima kasih pada saksi karena telah menceritakan pengalaman
pedih mereka.
Tim Walz dari Partai Republik,
berkata, "Terima kasih pada Anda semua telah berbagi kisah
menyakitkan ini. Sangatlah penting agar orang-orang mengetahui
penyiksaan ini. Saya tidak pernah membayangkannya dalam hidup saya
sebagai anggota Kongres Amerika Serikat, saya harus mempertahankan
sikap Amerika Serikat bahwa penyiksaan tidak dapat ditolerir dalam
segala bentuk dan situasi apa pun."
Randy Hultgren dari Partai
Republik menghargai praktisi Yin atas keberaniannya
Randy Hultgren dari Partai
Republik bertanya pada praktisi Yin dalam sesi dengar pendapat,
"Apakah Masanjia masih beroperasi hari ini? Apakah kamp itu pernah
digunakan untuk menahan praktisi Falun Gong? Apakah Anda tahu kalau
saat ini praktisi Falun Gong masih ditahan di sana dan menderita
penyiksaan serta kekerasan yang sama seperti Anda?"
Praktisi Yin menjawab, "Ya. praktisi Falun Gong Li Zhongyuan dari
kampung halaman saya dijatuhi hukuman tujuh setengah tahun penjara
karena mengajukan tuntutan pidana terhadap Jiang Zemin setengah
bulan lalu. Adik ipar saya Liu Qingxiang dihukum tiga tahun penjara
oleh Pengadilan Negeri Qinghe pada 10 April 2014 karena
menginformasikan orang-orang tentang penganiayaan. Saya tahu banyak
praktisi menderita penganiayaan di Penjara Masanjia."
Disiksa Hingga Sekarat
Praktisi Yin ditangkap tujuh kali. Dia disiksa hingga sekarat dalam
enam dari tujuh kali penangkapan. Dia ditahan di kamp kerja paksa
sebanyak tiga kali.
Peragaan kembali metode
penyiksaan: suntikan obat-obatan beracun
Dia menambahkan, "Di Masanjia,
saya diikat di tempat tidur dan disuntik dengan obat-obatan yang
tak dikenal selama lebih dari dua bulan. Akibatnya, saya tidak bisa
melihat selama beberapa saat. Saya dipaksa makan berkali-kali
melalui selang, yang membuat saya sekarat."
"Saya ditahan di Kamp Kerja Paksa Liaoyang selama sembilan bulan
dari Januari sampai September 2000. Setelah tiga hari kerja paksa,
rambut saya berubah menjadi abu-abu. Periode menstruasi saya
berhenti dalam kurun tiga bulan penahanan."
"Kami harus memuat delapan ton batang baja ke truk dalam regu yang
terdiri dari empat orang. Saya juga mengaspal rel kereta api dan
bekerja dengan asbes serta kantong semen tanpa masker wajah. Di
malam hari, kami tidak diperbolehkan beristirahat. Kami mengikat
bunga sampai jam 2 dini hari. Tangan saya terluka parah sampai
sidik jari menghilang. Seluruh tubuh sangat sakit bahkan tidak bisa
memanjat ke tempat tidur di malam hari."
Mengalami Kekerasan Seksual Kelompok
Praktisi Yin Liping menceritakan
pengalamannya yang memilukan tentang kekerasan seksual kelompok
pada dirinya di "Penjara hitam" Shenyang.
Praktisi Yin berkata, "Saya dan
delapan praktisi Falun Gong lainnya dikawal dari Kamp Kerja Paksa
Masanjia ke penjara hitam tanggal 19 April 2001. Saya tidak akan
pernah melupakan hari itu. Penjara hitam itu khusus untuk
narapidana laki-laki. Kami sembilan perempuan dijebloskan dalam
sembilan kamar terpisah. Saya dikurung di ruang pertama. Ada satu
tempat tidur besar dan gantungan di lantai. Empat orang sedang
menunggu di kamar itu."
"Keempat orang itu melempar saya ke tempat tidur dan memegangi kaki
saya. Seorang pria berusia 30-an menduduki tubuh saya dan memukul
kepala saya dengan keras. Saya pusing dan pingsan. Ketika sadar,
tiga orang tengah berbaring di samping saya. Saya menyadari bahwa
saya telah direkam ketika saya diserang secara seksual dan
dipermalukan oleh para narapidana yang mirip gangster."
Sepuluh Praktisi yang Dikenal Yin Meninggal dalam
Penganiayaan
Praktisi Yin Liping berujar dalam dengar pendapat, "Di antara
praktisi Falun Gong yang saya kenal secara langsung, sepuluh
dianiaya hingga meninggal. Tiga puluh menderita gangguan mental
akibat penyiksaan. Wang Jie adalah salah satu dari mereka. Dia
meninggal di pelukan saya pada 21 April 2012."
Dia menunjukkan foto Wang Jie, "Dia ditangkap dan dituduh
mengumpulkan bukti penganiayaan terhadap Falun Gong, dan dijatuhi
hukuman tujuh tahun penjara pada 5 Maret 2003. Kasusnya
didokumentasikan oleh Komisi HAM PBB. Dia terkena kanker kandung
kemih akibat penyiksaan yang dideritanya selama 7 tahun penjara.
Hari sebelum dia meninggal, adalah hari ulang tahun putrinya.
Adiknya terus memanggilnya dan berkata, 'Wang Jie, jangan mati hari
ini. Ini adalah ulang tahun putrimu. Bagaimana dia bisa hidup jika
kamu mati hari ini?' Saya tidak tahu apakah itu kehendak langit
atau dirinya, tapi dia meninggal sekitar pukul 9:00 pagi esok
harinya dalam pelukan saya."
Gugatan terhadap Jiang Zemin dan
Kroni-kroninya
Praktisi Yin menegaskan, "Jiang Zemin telah melakukan kebijakan
genosida terhadap Falun Gong. Bagi mereka yang tidak melepaskan
keyakinannya, dipukuli hingga mati dianggap sebagai bunuh diri.
Jiang telah menyalahgunakan kekuasaannya dalam melancarkan dan
melanjutkan penindasan brutal ini."
Dia menyerahkan daftar pelaku yang terlibat dalam penganiayaan
terhadap dirinya pada CECC. Dia berkata, "Semua pelaku yang
terlibat harus diajukan ke muka pengadilan." Dia telah mengajukan
tuntutan pidana terhadap Jiang Zemin kepada Kejaksaan Agung di
Beijing.
Latar belakang
Tahun 1999, Jiang Zemin, sebagai pemimpin Partai Komunis Tiongkok,
mengesampingkan pendapat anggota Komite Tetap Politbiro lainnya dan
melancarkan penindasan terhadap Falun Gong.
Penganiayaan telah menyebabkan kematian banyak praktisi Falun Gong
selama 16 tahun terakhir. Banyak yang telah disiksa karena
keyakinan mereka dan bahkan dibunuh untuk diambil organnya. Jiang
Zemin secara langsung bertanggung jawab atas dimulainya dan
kelanjutan dari penganiayaan brutal ini.
Di bawah arahan pribadinya, Partai Komunis Tiongkok mendirikan
sebuah lembaga keamanan di luar kerangka hukum, "Kantor 610," pada
10 Juni 1999. Lembaga ini melampaui wewenang kepolisian dan sistem
peradilan dalam melaksanakan perintah Jiang terkait Falun Gong,
yaitu: cemarkan reputasi Falun Gong, bankrutkan sumber keuangan
mereka, dan menghancurkan mereka secara fisik.
Hukum Tiongkok memungkinkan bagi warga negara untuk menjadi
penggugat dalam kasus pidana, dan sekarang banyak praktisi
menggunakan hak hukum mereka untuk mengajukan tuntutan pidana
terhadap mantan diktator, Jiang Zemin.
Chinese version click here
English
version click here