Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Auckland, Selandia Baru: Reka Ulang Penyiksaan Menyingkap Penganiayaan Tidak Berperikemanusiaan di Tiongkok

22 Juni 2016 |   Oleh koresponden Minghui, Zhang Qin di Auckland, Selandia Baru


(Minghui.org) Orang-orang mengunjungi Aotea Square di pusat kota Auckland pada 4 Juni 2016, melihat reka ulang penyiksaan yang biasa digunakan oleh rezim Komunis Tiongkok terhadap praktisi Falun Gong. Kegiatan itu bertujuan untuk meningkatkan kesadaran terhadap penganiayaan Falun Gong yang brutal dan tidak berperikemanusiaan selama 16 tahun di Tiongkok. Banyak orang menandatangani petisi untuk meminta segera mengakhiri penganiayaan itu, dan pengambilan organ secara paksa dari praktisi Falun Gong yang dipenjara.

Praktisi Falun Gong memperagakan penyiksaan yang digunakan oleh rezim komunis Tiongkok terhadap praktisi Falun Gong yang ditahan dan dipenjara

Praktisi Falun Gong memperagakan penyiksaan yang digunakan oleh rezim komunis Tiongkok terhadap praktisi Falun Gong yang ditahan dan dipenjara

Praktisi Falun Gong memperagakan penyiksaan yang digunakan oleh rezim komunis Tiongkok terhadap praktisi Falun Gong yang ditahan dan dipenjara

Peragaan latihan Falun Gong di Aotea Square, Auckland

Peragaan latihan Falun Gong di Aotea Square, Auckland

Peragaan latihan Falun Gong di Aotea Square, Auckland

Pameran anti-penyiksaan terdiri dari dua bagian. Reka ulang “dikurung di kadang besi kecil” dan penyiksaan “digantung,” serta pengambilan organ secara paksa dari praktisi Falun Gong yang masih hidup untuk dijual kepada rumah sakit yang melakukan transplantasi organ.

Orang-orang di pusat kota pada akhir pekan terkejut melihat kekejaman seperti itu dimana masih terjadi di masyarakat beradab dan modern.

Beberapa pejalan kaki mengambil foto dan video, ada yang berbincang-bincang dengan praktisi Falun Gong untuk memperoleh informasi lebih lanjut, dan banyak orang menandatangani petisi untuk membantu menghentikan penganiayaan serta kejahatan pengambilan organ secara paksa.

Pengacara HAM terkenal Kerry Gore berbicara di kegiatan tersebut. Ia menyebutkan bahwa praktisi Falun Gong Tiongkok ditindas oleh rezim dalam beberapa cara, termasuk penangkapan ilegal, penahanan ilegal, penyiksaan fisik, cuci otak, penyiksaan mental dan jiwa, bahkan diperkosa, jadi buruh kasar, serta pengambilan organ.

Kebebasan berkeyakinan, kebebasan berbicara, dan HAM praktisi dirampas, seperti kehidupan, pekerjaan, dan studi. Di atas itu, praktisi Falun Gong sama sekali tidak diperlakukan secara adil oleh sistem peradilan, tidak mendapatkan keadilan serta bantuan di Tiongkok.

Gore mengingatkan rezim komunis bahwa sejarah telah memperlihatkan kepada umat manusia, semua rezim yang menganiaya rakyatnya akhirnya jatuh oleh kejahatan mereka sendiri.

Gore menutup pidatonya, “Keadilan akan ditegakkan… Semua praktisi yang terbunuh dalam penganiayaan akan dikenang dan mereka yang masih menentang penganiayaan akan menang. Sejarah akan membuat keputusan akhir dan jelas.”

Hoira Peterson dari Nelson

Hoira Peterson dari Nelson

Hoira Peterson dari Nelson menandatangani petisi untuk meminta penganiayaan dihentikan, dan mengatakan penganiayaan itu adalah jahat. “Saya yakin semua orang mempunyai hak untuk berlatih secara damai. Tidak ada alasan menganiaya mereka. Adalah jahat untuk menyiksa sekelompok orang damai.”

Neville, seorang akuntan dari Auckland, pernah mendengar tentang Falun Gong beberapa dekade yang lalu, dan ia akan berdoa untuk mereka.

Jimmy, yang tinggal di Auckland bagian barat, mulai berlatih Falun Gong pada Hari Natal tahun lalu, dan sedang membaca buku Zhuan Falun versi bahasa Inggris. Ia bergabung dalam peragaan latihan di kegiatan tersebut.

Banyak pengunjung Tiongkok mundur dari Partai Komunis Tiongkok dan organisasi afiliasinya setelah mengetahui kekejaman partai komunis.

Chinese version click here

English version click here