(Minghui.org)
Ijinkan saya berbagi kebahagiaan menjadi seorang pengikut Falun
Dafa di masa pelurusan Fa melalui tulisan ini.
Saya mendapat Fa sejak 2009. Ketika membaca Zhuan Falun seperti
baru tersadar … inilah yang selama ini saya cari. Ratusan buku
sudah saya baca tapi tidak ada buku yang selengkap dan sedalam buku
Zhuan Falun.
Jika mengenangnya saya terharu
karena sebelum menemukan buku itu saya sering berkata kepada istri
dan rekan kerja, ”Saya mencari Guru, saya mencari Guru.” Dan buku
itu suatu hari datang …
Dalam perjalanan berkultivasi banyak sekali proses jatuh bangun,
tapi saya ingat apa yang dikatakan Shifu jika sudah jatuh, cepat
bangkit dan perbaiki lagi .. sampai kini pun saya masih jatuh
bangun. Semoga di waktu yang semakin terbatas ini saya masih
diberikan kesempatan untuk terus melakukan tiga hal dengan lebih
baik lagi.
Berikut ini adalah sebuah proses perjalanan kultivasi saya selama
tujuh tahun dan akan saya tuliskan dalam beberapa bagian. Dan ini
juga satu ungkapan terima kasih, betapa Shifu sudah berbelas kasih
dalam hidup saya. Saya berharap ini akan berguna bagi rekan-rekan
praktisi untuk saling melengkapi dan mendorong demi penyelamatan
makhluk hidup.
Membuka tempat latihan
Saya tahu Falun Dafa baik dan saya ingin agar lebih banyak orang
mendapatkan dan memahami Dafa. Di awal Xiulian (berkultivasi dan
berlatih) saya sudah terpikir untuk membuka tempat latihan, saat
itu saya masih berlatih di Kelapa Gading dan mengikuti kelompok
belajar Fa kecil di rumah rekan praktisi.
Tempat latihan yang saya rencanakan adalah di taman dekat komplek
saya tinggal. Kemudian saya memesan brosur dan menempelkan
informasi kecil di bagian depan brosur yaitu hari, waktu, tempat
latihan serta nama dan nomor telepon. Saya berjalan dari
rumah ke rumah dan membagikan brosur tersebut. Semua saya lakukan
sendiri.
Ketika pada hari yang sudah ditentukan, saya sudah siap dengan
peralatan untuk mulai berlatih Falun Gong, tapi hanya ada satu ibu
yang datang. Dan ia bertanya yang lain kemana? Saya berkata, ”Saya
sudah sebarkan brosur dan undangan ke seluruh rumah di komplek
namun hanya ibu yang datang.” Jadi kami berlatih berdua. Belakangan
saya sadari dalam proses Xiulian, efek yang kita perankan tidaklah
besar jika kita tidak didukung oleh Fa. Saya kurang belajar Fa,
semangat saja tidak cukup. Semakin banyak belajar Fa semakin
efektif menyelamatkan makhluk hidup. Minggu berikutnya tidak
ada satu pun yang datang. Namun niat saya untuk membuka tempat
latihan masih tetap kuat.
Hampir 3 tahun berkultivasi saya pindah dari Rawamangun ke
Cibubur, Bogor dan bertemu dengan beberapa praktisi di sana.
Kami pun membuka tempat latihan di komplek perumahan seorang rekan
praktisi bersama beberapa praktisi dari daratan Tiongkok yang saat
itu berada di bawah perlindungan UNHCR. Namun proses ini tidak
berjalan lama, karena berbagai kendala. Kemudian saya mencoba
mendatangi bagian pemasaran perumahan tempat saya tinggal untuk
mendapatkan ijin berlatih secara terbuka, namun juga masih
terkendala.
Satu waktu teman SMA mengajak saya berpergian dengan seorang mantan
pejabat untuk bertemu seorang ketua partai politik. Ketika menunggu
hadirnya ketua parpol saya memeragakan perangkat Falun Gong,
spontan dia mengatakan bagus sekali dan dia meminta saya untuk
bekerja sama dengan Pasar Organik Jakarta (POJ), yang
kebetulan dalam konsep POJ membutuhkan partisipasi olah raga
tradisional (untuk menarik pengunjung).
Sebagai pengikut Dafa saya percaya bahwa tidak ada yang kebetulan,
saya melihat jika waktunya sudah matang dan memenuhi kriteria maka
kita akan dimampukan untuk melangkah ke tahap berikutnya. Pertama
kali kami berlatih penanggung jawab senang sekali karena saya juga
aktif bantu mempromosikan kehadiran mereka, ketika pulang kami
dipaksa untuk menerima ucapan terima kasih.
Tempat latihan ini ramai sekali pengunjung karena keberadaan kami
persis di Jalan Thamrin, di mana ribuan pengunjung Car Free Day
akan selalu melintasi tempat kami berlatih. Banyak pejabat dan
acara-acara komunitas dilakukan di sekitar kami dan menurut kami
ini adalah salah satu tempat melakukan klarifikasi fakta yang
efektif.
Awalnya kami mencoba untuk melakukan dua kali sebulan karena saya
mempertimbangkan seringnya keluar kota, kondisi rumah tangga dan
jarak dari rumah ke tempat latihan sekitar 40 km. Namun dalam
prosesnya kami bisa hadir hampir setiap Minggu pagi.
Beberapa polisi, satpol PP dan juga pengunjung yang sinis terhadap
Falun Gong di awal cukup mengusik hati, namun dalam proses setia
berada di sana kini situasi banyak perubahan, bahkan mendapat
dukungan dari rekan-rekan pedagang POJ. Pernah ada satu kejadian
ketika seorang menteri datang berkunjung dan kami tidak
diperkenankan berlatih oleh tim keamanannya. Saya tenang dan
memancarkan pikiran lurus, seorang rekan berinisiatif untuk
memanggil tim POJ dan tidak lama kemudian, penanggung jawab POJ
datang dan berkoordinasi dengan pihak keamanan menteri dan akhirnya
kami tetap diijinkan untuk berlatih seperti biasa.
Saya sadar saya terkadang malas untuk berlatih Gong sendiri, maka
saya gunakan kesempatan untuk membuka tempat latihan baru di Taman
Suropati, dua kali seminggu, pada pagi hari sebelum saya berangkat
kerja. Tempat ini sangat strategis dan adalah tempat masyarakat
arus utama berolah raga. Di masa awal saya mendapat tentangan yang
kuat, tapi saya sabar dan lebih banyak mendengar. Hati saya tidak
tergerak dan semua akan berubah baik dengan sendirinya. Awalnya,
bahkan ada seorang pengusaha yang memiliki kesalahpahaman terhadap
Falun Dafa - bersikap sangat tidak simpatik namun kini berbalik
mendukung, bahkan mengundang saya ke kantornya. Dan saya gunakan
kesempatan itu untuk bicara tentang Falun Dafa kepada anak dan
staf-nya.
Saya berlatih sendiri dan memilih tempat di tengah taman, pikiran
sekilas saya: pengikut Dafa adalah bermartabat. Saya selalu membawa
spanduk dan brosur pengenalan serta majalah Minghui, dengan harapan
siapa tahu ada yang berjodoh dengan Dafa atau setidaknya menjadi
tempat klarifikasi untuk menyelamatkan makhluk hidup. Kapolsek
wilayah tersebut terkadang berolah raga di sana dan sempat
terjadi perbedaan cara pandang antara kami mengenai Falun Gong dan
PKT, tapi dia melihat bahwa Falun Dafa tidak berpolitik dan
hubungan kami pun tetap baik adanya.
Pernah ada satu hari di mana hati saya begitu sepi karena sendirian
berlatih dalam jangka waktu lama … tidak seorang pun menemani,
tiba-tiba datang puluhan anak SD bermain di sana dan mereka secara
spontan berlatih bersama sesaat. Hati saya tersentuh …saat itu
adalah saat yang indah, Shifu mendengar dan memerhatikan saya
… seperti ada suara: teruslah gigih maju …tuaikan sumpah janji -
bangun keagungan De-mu!
Ijinkan saya meneguhkan hati saya dan menyemangati rekan-rekan
dengan kutipan dari Zhuan Falun
“Di dalam alam semesta ini masih berlaku sebuah prinsip: Anda telah menahan beban penderitaan yang sangat besar, maka karma pada tubuh anda sendiri juga akan mengalami transformasi. Karena anda telah mencurahkan pengorbanan, seberapa besar beban yang ditanggung, sebesar itu pula transformasi yang terjadi, semua telah berubah menjadi De. Bukankah De ini yang diinginkan oleh praktisi Gong?”
Terima kasih Shifu, terima kasih rekan praktisi.