(Minghui.org)
“Saya ingin membantu,” kata seorang pemuda bernama Junior kepada
sekelompok orang yang menyerukan diakhirinya penganiayaan Falun
Gong di Tiongkok. “Saya ingin menjadi kekuatan untuk perubahan
positif.”
Praktisi Falun Gong setempat mendirikan stan di pusat kota Perth,
Australia Barat pada 11 Juni 2016. Mereka memperagakan latihan
Falun Gong dan meningkatkan kesadaran terhadap penganiayaan yang
dihadapi latihan spiritual damai ini di Tiongkok sampai hari
ini.
Pemuda itu juga mengetahui bahwa
Falun Gong adalah latihan kultivasi Tiongkok kuno yang
mempromosikan kesehatan fisik dan mental. Ia menandatangani petisi
yang menyerukan diakhirinya penganiayaan itu.
Dua pejalan kaki lain, Georgia Fealey dan Catherine Vernon,
bertanya apakah mereka boleh menandatangani petisi karena belum
berumur 18 tahun. Mereka diberitahu bahwa siapapun boleh membantu
dan banyak orang yang seumur atau lebih muda berlatih Falun Gong,
juga dianiaya di Tiongkok. Dua pemudi itu menandatangani petisi
sambil berlinang air mata dan meminta materi untuk membantu
menyebarkannya ke dunia melalui akun media sosial mereka.
Memperagakan latihan Falun
Gong di pusat kota, Perth, Australia, pada 11 Juni 2016
Banyak orang mempelajari tentang penganiayaan dan menandatangani
petisi untuk mengecamnya
Mark Cleaver dan istrinya Yara
telah mendengar tentang penindasan kepercayaan di Tiongkok, dan
memahami bahwa Partai Komunis hanya menginginkan orang-orang
percaya apa yang dikehendaki Partai Komunis.
Tetapi pasangan itu tidak pernah mendengar tentang kekejaman
pengambilan organ yang direstui negara di Tiongkok; tahanan tak
bersalah dibunuh untuk diambil organnya dan dijual ke pasar gelap.
“Ini sungguh tidak bisa diterima dan harus dihentikan!” Mereka
menandatangani petisi.
Rose Whitchurch juga tidak percaya ketika mendengar tentang
kekejaman pengambilan organ. Praktisi menunjukkan laporan-laporan
yang disajikan oleh penyelidik independen dan ia menandatangani
petisi. Ia berkata akan menyebarkan informasi itu kepada
teman-teman dan keluarganya.
Seorang pejalan kaki bernama Paul Goerke membacakan petisi dengan
suara nyaring. Ia segera menandatangani petisi dan merasa gembira
setelah mengetahui salah satu temannya juga memberikan tanda
tangan. Ia berkata akan berdoa setiap hari supaya penganiayaan ini
berakhir.
Seorang pria bernama Luke Hazel tidak pernah mendengar tentang
Falun Gong. Ia tertarik dengan medan energi damai dari latihan
Falun Gong. Ia bertanya apa yang terjadi dan menandatangani petisi.
Ketika akan pergi, ia berkata, ”Teruskan kerja bagus ini, demi
tujuan belas kasih.”
Tiga pria Tiongkok berusaha menghindari praktisi ketika disodori
brosur. Seorang praktisi berkata, ”Membaca materi Falun Gong tidak
melawan hukum di sini. Kalian bebas untuk membacanya. Kalian berada
di masyarakat bebas. Mengapa tidak mencari tahu apa sebenarnya
Falun Gong itu?”
Sikap negatif dari mereka lenyap. Mereka mengambil brosur dan
segera membacanya.
Chinese version click here
English
version click here