(Minghui.org)
Sembilan belas anggota Kongres AS datang atau mengirim surat ke
rapat umum di depan Capitol pada 14 Juli, mendukung upaya Falun
Gong untuk mengakhiri penindasan di Tiongkok.
“Kami menuntut bahwa semua praktisi Falun Gong yang dipenjara dan
tahanan hati nurani lainnya dibebaskan, dan kami menyerukan kepada
Tiongkok untuk segera menghentikan praktik pengambilan organ yang
tidak manusiawi dan tidak etis," kata Ileana Ros-Lehtinen, seorang
senior Perwakilan AS dari Florida yang memulai H.Res.343 yang
dengan suara bulat dikeluarkan bulan lalu untuk mengecam
pengambilan organ paksa di Tiongkok.
Sejak Falun Gong dilarang di Tiongkok pada tahun 1999, praktisi
Falun Gong dari seluruh Amerika Serikat dan seluruh dunia telah
berkumpul di Washington, DC, setiap bulan Juli untuk meningkatkan
kesadaran terhadap penindasan dengan mengadakan unjuk rasa serta
parade.
Rapat umum Falun Gong di
Capitol A.S untuk menentang penganiayaan selama 17 tahun di
Tiongkok
Pesan dari Kongres Keras
dan Jelas
Ileana Ros-Lehtinen, seorang
Perwakilan senior AS dari Florida, memulai H.Res.343 bulan Juni
2015.
Ros-Lehtinen mengucapkan selamat
pada praktisi pada sambutan dari H.Res.343, sebuah resolusi yang
dia perkenalkan Juni lalu "Mengungkapkan kekhawatiran mengenai
laporan kredibel dan berkelanjutan dari pengambilan paksa organ
dari tahanan hati nurani secara sistematis yang disetujui negara di
Republik Rakyat Tiongkok, termasuk dari sejumlah besar praktisi
Falun Gong dan anggota kelompok minoritas agama dan etnis
lainnya."
"DPR telah secara resmi mengetahui penganiayaan terhadap praktisi
Falun Gong oleh rezim komunis Tiongkok. Kami telah mengirim pesan,
keras dan jelas, kepada Partai Komunis Tiongkok, bahwa kita
menuntut segera diakhirinya penganiayaan terhadap Falun Gong,"
katanya pada rapat umum di halaman depan Capitol.
"... Setiap potongan bukti, setiap bagian dari bukti mengatakan
bahwa Tiongkok, memang, masih mengambil organ sampai hari ini,"
tambahnya. "Tidak hanya ada pembenaran untuk pratik menghebohkan
ini, dan saya sangat prihatin dengan upaya untuk menutupi, untuk
menyamarkan kebenaran, tentang perilaku Tiongkok."
Ros-Lehtinen mendorong praktisi melanjutkan upaya mereka untuk
mendapatkan kebebasan berkeyakinan di Tiongkok. "Saya tahu bahwa
dengan pekerjaan terus menerus, suatu hari nanti kita akan
berkumpul di sini lagi, tepat di mana DPR AS berdiri, untuk
merayakan bukan hanya sebagian dari rancangan undang-undang; tetapi
kita akan merayakan kebebasan semua praktisi Falun Gong di
Tiongkok."
Dana Rohrabacher mengatakan
praktisi Falun Gong berada di garis depan melawan
kejahatan.
Dana Rohrabacher, ketua Subkomisi
Hubungan Luar Negeri Eropa, Eurasia dan Kemunculan Ancaman,
berterima kasih kepada praktisi karena membantu membuat dunia lebih
baik. "Falun Gong adalah di garis depan melawan kejahatan. Bagi
kita yang di dunia ini yang ingin membuat dunia lebih baik memahami
bahwa ada kekuatan jahat sedang bermain. Salah satu kekuatan jahat
terburuk yang sedang bermain adalah Komunis Tiongkok yang masih
menguasai daratan Tiongkok."
Dia meminta lebih banyak orang untuk bersatu di belakang
orang-orang Tionghoa yang menginginkan kebebasan, demokrasi,
perdamaian, dan kemakmuran: "Kita harus berada di sisi kebebasan.
Kita harus berada di sisi martabat bagi semua orang."
Tidak Seorang pun yang Berhak Memaksa Orang Lain untuk
Bertindak Melawan Hati Nurani Mereka
Perwakilan dari banyak LSM juga berbicara pada acara tersebut. Tina
Mufford dari Komisi AS tentang Kebebasan Beragama Internasional
(USCIRF) mengatakan, "Kita semua harus berdiri bersama-sama dan
mengecam, dalam istilah yang paling kuat, penindasan pemerintah
Tiongkok terhadap warga negaranya sendiri. Praktik brutal termasuk
psikiatri dan eksperimen medis lainnya, pengambilan organ,
kekerasan seksual, dan tindakan penyiksaan yang tak terkatakan yang
dilakukan terhadap ribuan praktisi Falun Gong dan tahanan hati
nurani lainnya."
Dia mengatakan pemerintah Tiongkok mencap Falun Gong sebagai sebuah
sekte, sebutan yang jelas-jelas tidak benar dan merupakan sebuah
searangan yang tidak bisa dimaafkan. Selain itu, karena hukum
pidana Tiongkok telah diubah pada tahun 2015, perubahan ini membuat
Falun Gong lebih rentan terhadap hukuman penjara lebih panjang,
termasuk hukuman penjara seumur hidup.
"Kami mendengar anda, kami mendukung anda, dan kami berdiri dengan
anda, bukan hanya hari ini, tapi setiap hari," tambahnya. "Tidak
ada individu, tidak ada kelompok, tidak ada pemerintah, bahkan
pemerintah Tiongkok, yang memiliki hak untuk memaksa orang lain
untuk bertindak melawan hati nurani mereka."
"Tujuh Belas Tahun adalah Waktu yang Lama, Tapi Anda Tidak
Menyerah"
Dr. T. Kumar, Direktur
Advokasi Internasional dari Amnesty International AS, mengatakan
presiden berikutnya tidak boleh mengabaikan masalah ini.
Dr. T. Kumar, Direktur Advokasi
Internasional dari Amnesty International AS, terkesan dengan tekad
praktisi. "Tujuh belas tahun adalah waktu yang lama, tetapi anda
tidak menyerah. Kami telah memantau, mendokumentasikan, dan
berkampanye untuk mengakhiri pelanggaran terhadap praktisi Falun
Gong di Tiongkok. Jadi kami di sini hari ini untuk kembali fokus
lagi pada pelanggaran itu dan untuk berbicara dengan pemerintah AS
dan pemerintah Tiongkok. Ini harus dihentikan."
Ia mengatakan, siapa pun presiden berikutnya, dia tidak boleh
mengabaikan masalah ini: "Dengan cara itu, kongres sedang memimpin,
dan, saya yakin, presiden berikutnya juga akan melakukannya"
Presiden Freedom House Mark
Lagon berkata Kantor 610 didirikan di Tiongkok untuk
mengoordinasikan penganiayaan terhadap Falun Gong.
Mark Lagon, presiden Freedom
House, berkata Kantor 610 didirikan di Tiongkok pada tahun 1999
dengan tujuan mengoordinasikan penganiayaan terhadap Falun Gong.
"Cabang-cabang kantor yang terus berfungsi di seluruh negeri,
mengambil langkah-langkah mulai dari pengawasan yang luas untuk
menangkap, mengampanyekan propaganda yang bertujuan untuk
menjelekkan dan merendahkan praktisi Falun Gong di mata sesama
warga mereka."
Dia mengatakan praktisi Falun Gong telah mengalami pelecehan
seksual, setruman tongkat listrik, dan metode penyiksaan licik
lainnya dan banyak menjadi korban pengambilan paksa organ.
"Satu Transplantasi Satu Kematian"
Suzanne Scholte, presiden
Defense Forum Foundation, mengatakan sejumlah besar praktisi Falun
Gong dibunuh untuk diambil organnya.
Beberapa pembicara menyebutkan
update terbaru atas pengambilan paksa organ dari David Kilgour,
David Matas, dan Ethan Gutmann. Suzanne Scholte, presiden Defense
Forum Foundation, mengatakan dokumen tersebut mengungkapkan bahwa
rumah sakit di seluruh Tiongkok telah melakukan transplantasi
antara 60.000 dan 100.000 organ setiap tahun sejak tahun
2000."
Dia mengatakan adalah jelas bahwa banyak kematian disebabkan oleh
transplantasi ini, "tapi kami ngeri mengetahui, menurut dokter
Tiongkok yang terlibat dalam praktik-praktik ini, dalam sebagian
besar kasus, satu transplantasi sama dengan satu kematian."
Michelle Hong dari Jubilee
Campaign AS mengatakan pemerintah Tiongkok telah menggunakan
kelaparan, pemukulan, penjara, memaksa pindah agama, dan penyiksaan
dalam kampanye penganiayaan.
Meskipun pemerintah Tiongkok
mengumumkan ada sekitar 10.000 transplantasi per tahun, Michelle
Hong dari Jubilee Campaign AS mencatat, "Namun, menurut Matas,
hanya dengan melihat pada beberapa rumah sakit terbesar saja
jumlahnya diperkirakan jauh lebih besar."
David Cleveland dari Catholic
Charities dari Washington berbicara tentang pengambilan organ paksa
di Tiongkok.
David Cleveland dari Catholic
Charities dari Washington memberi sebuah contoh: "Di Tiongkok, anda
bisa membuat janji: misalnya 12 Agustus pukul 2. Anda dapat
menjadwalkan operasi transplantasi anda." Namun, dalam waktu 24 jam
sebelum janji tersebut, seseorang akan dibunuh dan organ mereka
diambil.
Kesadaran Telah Membawa Perubahan
Lagon mengatakan bahwa upaya konsisten praktisi telah membawa
perubahan di Tiongkok. Misalnya, setelah seorang praktisi ditangkap
di Provinsi Shaanxi, hakim menerima banyak telepon dan surat, dan
kampanye tanda tangan diluncurkan menuntut penyelamatan praktisi.
Pada akhirnya, hakim mengumumkan praktisi tidak bersalah dan
membebaskannya.
Faith McDonnell telah
mendukung praktisi Falun Gong selama 11 tahun.
Faith McDonnell, Direktur
Religious Liberty Programs di Institut Agama dan Demokrasi, senang
mendengar lebih dari 200 juta orang Tionghoa telah mengumumkan
pengunduran diri mereka dari rezim komunis. Dia dan organisasinya
mulai mendukung praktisi Falun Gong 11 tahun yang lalu pada tahun
2005, dan akan terus mendukungnya.
Surat-surat Dukungan dari Para Legislator
Banyak anggota Kongres menulis
surat mendukung Falun Gong.
Anggota Kongres yang tidak bisa
menghadiri rapat umum karena terbentur jadwal pemilihan pada hari
terakhir sebelum istirahat musim panas menulis surat untuk
mendukung Falun Gong.
Senator dan Calon Presiden Marco Rubio menulis bahwa dia sangat
paham tentang penganiayaan di Tiongkok, terutama dari dengar
pendapat terbaru di mana korban dari Kamp Kerja Paksa Masanjia
menceritakan mereka telah mengalami metode penyiksaan yang
mengerikan.
Senator Bill Cassidy dari Louisiana, seorang anggota dari Senator
Hak Asasi Manusia Caucus, menulis: “Saya gembira melihat bagian
dari H.Res. 343, yang menyerukan kepada Tiongkok untuk menghentikan
praktik pengambilan organ dan menuntut diakhirinya penindasan
terhadap Falun Gong... Sekarang lebih dari sebelumnya, anggota
Partai Komunis Tiongkok harus mengizinkan investigasi independen
dan transparan terhadap praktik pengambilan paksa organ yang tidak
etis itu.”
Chinese version click here
English
version click here