Siswa-siswi SMP Putra Jaya
School mempelajari latihan Falun Dafa
Kepala sekolah, wakil kepala sekolah dan para guru juga ikut
berlatih
Berikut ini beberapa komentar
setelah mengikuti sesi latihan.
Bapak Edwin, guru olah raga: Musiknya sesuai dengan gerakan yang
lambat dan rileks, walau tidak banyak bergerak namun tetap
berkeringat walau tidak banyak.
Bapak Dardiri, bagian humas: Suasana cukup hening, tenang serta
rileks. Walau gerakan lembut tapi bisa berkeringat.
Ibu Andri, guru Bahasa Indonesia: Musiknya enak. Setelah mengikuti
senam badan terasa ringan. Meskipun beliau sedang hamil 6 bulan,
namun merasa rileks dan konsentrasi pada waktu mata tertutup. Ada
sedikit berkeringat, tidak merasa pening. Ingin mengikuti lagi di
tempat latihan di Alun-alun Engku Putri, Pemko Batam.
Emidawati, siswi kelas XI: Tubuh terasa lebih berenergi.
Makrina, siswi kelas XI: Berkeringat, gerakan terasa agak capek,
khususnya pada metode latihan kedua dan pada saat lutut ditekuk.
Musiknya santai dan lembut.
Darmanto, siswa kelas XII: Rileks dan pikiran tenang. Gerakannya
sederhana tapi bermanfaat.
Liontin Valentina Febriani, siswi kelas XI, jurusan keperawatan:
Badan terasa ringan dan berkeringat.
Dukungan Petisi Untuk Menghentikan Pengambilan Organ di
Tiongkok
Setelah sesi latihan, praktisi juga menyampaikan pesan tentang
kekejaman pengambilan organ secara paksa di Tiongkok. Seorang
praktisi menjelaskan secara lebih detail tentang penganiayaan dan
kejahatan pengambilan organ paksa dari praktisi Falun Dafa yang
masih hidup. Para siswa-siswi sangat mendukung petisi ini untuk
menyeret para pelaku kejahatan ke pengadilan.
Spanduk praktisi untuk
menyampaikan pesan tentang kejahatan pengambilan organ secara paksa
di Tiongkok
Guru dan para siswa-siswi memberi dukungan dengan menandatangani
petisi untuk menghentikan pengambilan organ di Tiongkok