Artikel itu berjudul ‘Pengambilan Organ Berdarah’: Ribuan orang dibunuh untuk diambil organ tubuhnya, menurut laporan terbaru’, laporan dari hasil investigasi terbaru oleh mantan Sekretaris Negara Kanada David Kilgour, pengacara HAM David Matas, dan jurnalis Ethan Gutman.
(Minghui.org)
Media cetak terbesar di Selandia Baru, The New Zealand Herald pada
28 Juni 2016, memberitakan tentang kejahatan pengambilan organ
secara paksa di Tiongkok.
Penemuan mereka dirilis dalam
konferensi pers di National Press Club di Washington D.C pada
tanggal 22 Juni 2016, diperkirakan 60.000 hingga 100.000 organ
tubuh ditransplantasikan setiap tahun di rumah sakit-rumah sakit
Tiongkok. Tetapi, jumlah total transplantasi legal dilaporkan
kira-kira 10.000 per tahun, menurut statistis tahunan resmi
Tiongkok.
Sub-komite gabungan kongres AS mengadakan dengar pendapat mengenai
perdagangan organ terlarang, hanya dua minggu setelah Parlemen
meloloskan sebuah resolusi yang mendesak Beijing agar menghentikan
pengambilan organ dari para tahanan tidak bersalah tersebut.
Laporan itu melaporkan ada puluhan ribu transplantasi organ tidak
dilaporkan oleh pemerintah (Tiongkok) dimana organ-organ ini
diambil dari para tahanan tidak bersalah yang dipenjara karena
keyakinan atau politik mereka.
“Kesimpulan terakhir adalah Partai Komunis Tiongkok telah
melibatkan negara dalam pembunuhan massal terhadap orang-orang
tidak bersalah, terutama praktisi Falun Gong, namun juga warga
Uyghur, Tibet, dan Kristiani, untuk mendapatkan organ untuk
transplantasi,” bunyi laporan tersebut.
Artikel Herald melaporkan bahwa para praktisi Falun Gong dipaksa
untuk menjalani berbagai pemeriksaan medis, dimana hasil itu
dimasukkan ke dalam database – hakekatnya untuk menciptakan bank
donor hidup.
“Gutmann berkata pengambilan organ di Tiongkok telah berlangsung
hampir 20 tahun lalu saat Falun Gong - sebuah latihan spiritual
berbasis budaya Tiongkok – sedang berkembang pesat.”
“Partai Komunis Tiongkok merasa khawatir atas perkembangan Falun
Gong dan takut atas ideologi supremasi mereka sehingga melarang
latihan ini pada tahun 1999,” kata Gutmann.
“Praktisi Falun Gong yang ditangkap berjumlah ratusan ribu orang
dan diminta untuk mengakui kesalahan mereka, jika tidak mereka akan
disiksa.
“Jika mereka tidak mengaku bersalah, mereka akan dihilangkan.
Dugaan itu muncul pada tahun 2006 dimana orang yang hilang dibunuh
untuk diambil organnya yang kemudian dijual kepada sejumlah besar
pariwisata transplantasi asing. Ini diterima secara umum dimana
Tiongkok membunuh tahanan demi organ mereka.”
Laporan itu lebih lanjut mendiskusikan bahwa pemerintah Tiongkok
mengatakan memiliki rencana untuk menghentikan penggunaan organ
yang diambil dari para tahanan yang dihukum mati dan beralih ke
sistem donasi organ secara sukarela.
“Tetapi menurut sejumlah laporan, praktik pengambilan kontroversi
ini jauh dari kata menghapuskan. Pemerintah Tiongkok berulang kali
menolak untuk memberikan data berapa banyak orang yang telah
dieksekusi setiap tahun.
“Tiongkok disebut sebagai pengeksekusi terbesar di dunia menurut
Laporan Hukuman Mati dan Eksekusi 2015 dari Amnesty
International.
Chinese version click here
English
version click here