(Minghui.org)
Sekitar tanggal 20 Juli 2016, yang menandai 17 tahun sejak
dimulainya penganiayaan terhadap Falun Gong di Tiongkok, praktisi
Falun Gong di seluruh dunia mengadakan kegiatan untuk meningkatkan
kesadaran terhadap penganiayaan yang masih berlangsung. Laporan ini
memuat kegiatan-kegiatan yang diadakan di Thailand, Malaysia, Korea
Selatan dan Makau.
Thailand
Dengan spanduk dan peragaan latihan, praktisi berkumpul di Lumphini
Park di Bangkok pada 17 Juli 2016, untuk mengenang para praktisi
yang meninggal akibat dari penganiayaan.
Praktisi Thailand melakukan
latihan di Bangkok pada 17 Juli
Foto-foto praktisi yang meninggal dunia akibat
penganiayaan
Lebih dari 4.000 praktisi
meninggal dunia karena penyiksaan di tahanan polisi. Chi Lihua,
seorang praktisi dari Provinsi Liaoning, berbagi kisahnya.
Suaminya, Xu Dawei, meninggal dunia pada tahun 2009, di usia 34
tahun, setelah disiksa dengan parah dan 8 tahun dipenjara. Selain
itu, dua abangnya beserta istri mereka, semuanya ditangkap dan
ditahan. Beberapa anggota keluarga, termasuk orangtuanya, meninggal
satu per satu dalam beberapa bulan karena tekanan dan gangguan
serta kesedihan yang disebabkan tragedi ini.
“Saya ditangkap dan ditahan sebanyak empat kali hanya karena
keyakinan saya,” kata Chi.
Malaysia
Praktisi Malaysia menggelar sejumlah kegiatan baru-baru ini untuk
menyingkap 17 tahun penindasan di Tiongkok.
Pada 10 Juli 2016, praktisi melakukan latihan di Taman
Pelangi Indah di Johor. Dengan poster-poster dan foto praktisi yang
meninggal dunia karena penyiksaan, mereka memberitahu para
pengunjung tentang kebrutalan di Tiongkok, termasuk pengambilan
organ secara paksa.
Melakukan latihan Falun Gong
di Taman Pelangi Indah di Johor pada 10 Juli
Rapat umum diselenggarakan di
dekat Kedutaan Besar Tiongkok di Kuala Lumpur pada 17 Juli.
Kegiatan ini untuk meningkatkan tuntutan hukum terhadap mantan
pemimpin Tiongkok Jiang Zemin karena melancarkan penganiayaan
terhadap Falun Gong. Sepucuk surat diserahkan kepada pejabat
Tiongkok, mendesak mereka agar menghentikan kebrutalannya.
Spanduk di Kedutaan Besar
Tiongkok di Kuala Lumpur
Pada 20 Juli 2016, di Taman Danau
Titiwangsa, Kuala Lumpur, praktisi mengadakan nyala lilin untuk
meningkatkan kesadaran atas kekejaman terhadap orang-orang tidak
bersalah di Tiongkok.
Korea Selatan
Praktisi di Seoul dan wilayah sekitarnya mendatangi Cheonggyecheon
pada sore hari, 20 Juli 2016, untuk menghadiri acara nyala lilin,
berharap lebih banyak orang dapat membantu untuk menghentikan
pelanggaran HAM di Tiongkok.
Satu pasangan Korea berkata banyak orang di Korea Selatan
mengetahui praktisi Falun Gong adalah cinta damai. Mereka
mengatakan kegiatan serupa seharusnya berlangsung di Tiongkok
sehingga banyak orang Tiongkok tidak tertipu oleh propaganda rezim
komunis.
Nyala lilin di Cheonggyecheon
Seoul pada 20 Juli
Eric, seorang etnis Tionghoa yang
tumbuh besar di Amerika, membaca poster dan berbicara dengan
praktisi. Ia pernah melihat praktisi di Amerika dan tahu tentang
penganiayaan di Tiongkok. Ia mengambil beberapa brosur dan Sembilan
Komentar Mengenai Partai Komunis untuk dibaca lebih lanjut.
Fushan, seorang turis dari Tiongkok, mengatakan ia pernah mendengar
tentang pengambilan organ dari praktisi Falun Gong yang masih hidup
dengan mengakses berita melalui software khusus untuk menembus
firewall internet. Tapi ia tetap tersentuh oleh poster-poster dan
apa yang didengarnya dari praktisi.
“Pengambilan organ secara paksa harus dihentikan,” katanya. “Saya
pikir semua orang akan setuju dengan hal ini.”
Makau
Pada 20 Juli 2016, praktisi di Makau mengadakan nyala lilin di
Kantor Perwakilan Pemerintah Tiongkok.
Praktisi Makau mengadakan
nyala lilin pada 20 Juli
Chinese version click here
English
version click here