(Minghui.org) Sudah selama tujuh tahun sejak saya berlatih Falun Gong. Saya selalu merasa kultivasi saya dangkal, meskipun saya tahu bagaimana mencari ke dalam di saat menghadapi konflik atau sedang mengalami cobaan. Saya selalu menyelesaikannya di permukaan saja, tanpa menggali lebih dalam.
Saya merasa sesuatu menghalangi saya untuk menemukan akar penyebab dari keterikatan saya. Saya merasa tidak nyaman dan tidak tahu bagaimana cara berkultivasi. Baru sekarang ini saya mampu mencari ke dalam selama konflik.
Suami saya adalah seorang yang bersifat baik. Dia selalu bersama saya dan suka mendampingi saya. Sebelum saya mulai berlatih Falun Gong, saya tidak memperlakukannya dengan baik dan memanfaatkannya. Saya berubah banyak setelah berlatih Falun Gong, tapi perubahan saya hanya di permukaan saja.
Kira-kira setengah tahun yang lalu, terjadi percekcokan yang mengubah hubungan kami dan dia mulai salah paham terhadap Falun Gong. Ini terjadi karena kondisi kultivasi saya yang cukup jauh dari standar.
Sebenarnya saya tidak berpikir tentang tindakan saya dari sisi seorang praktisi, dan tidak mencari ke dalam. Cobaan ini sesungguhnya untuk meningkatkan xinxing saya, tetapi tetap saja saya merasa dipersalahkan dan sakit hati. Meskipun, saya tahu bahwa saya harus bangkit, saya tidak bisa keluar dari keadaan itu.
Guru berkata,
"Tentu saja kadang-kadang kalian mengatakan, saya sudah berupaya keras namun tetap tidak berhasil, apakah upaya keras anda itu semata-mata untuk menyelesaikan masalah ini? Apakah kondisi Xiulian anda benar-benar telah mencapai tahap tersebut?" (Ceramah Fa pada Konferensi Fa di Amerika Serikat Barat Saat Hari Yuansiao Tahun 2003)
Melalui belajar Fa dan diskusi bersama teman praktisi, saya mulai mencari ke dalam. Saya menyadari bahwa saya mempunyai keterikatan hati yang kuat terhadap perasaan dan iri hati.
Guru berusaha berulang kali memberi petunjuk, melalui mimpi atau melalui mulut seorang praktisi. Tapi saya masih gagal menyadarinya.
Ketika akhirnya saya dapat melihat keterikatan saya akan keegoisan dan sentimentalitas, saya memperoleh pemahaman yang lebih dalam akan Fa Guru.
Guru berkata,
"Jika Qing ini tidak diputuskan, anda tidak akan berhasil Xiulian. Jika manusia dapat membebaskan diri dari Qing ini, siapa pun tidak ada yang dapat menggoyahkan anda, hati manusia biasa juga tidak akan dapat memengaruhi anda, sebagai gantinya adalah belas kasih, sesuatu yang lebih mulia." (Zhuan Falun)
Seandainya saya mampu menyadari Fa lebih awal, saya tidak akan dipengaruhi oleh keterikatan hati yang begitu dalam. Fa Guru mempunyai kekuatan yang besar.
Ibu saya berusia 81 tahun juga berlatih Falun Gong selama lima tahun dan dia lebih rajin.
Ketika pertama kali saya belajar Fa bersamanya dia membaca agak lambat dan membuat banyak kesalahan, karena pendidikannya rendah. Pendengarannya juga kurang baik. Saya menjadi tidak sabar dan marah-marah. Saya tidak mau belajar bersamanya, meskipun akhirnya saya menyesal.
Sewaktu dia mengalami kecelakaan, kendaraan menggilas kakinya. Tanpa menanyakan pendapatnya, saya tidak mengizinkannya ke rumah sakit, ataupun disuntik. Saya membantu kultivasinya dengan memaksakan kehendak saya, dan ini menyebabkan kesalahpahaman di antara anggota keluarga.
Apakah perbuatan saya terhitung sebagai kultivasi? Sama sekali bukan. Pemikiran saya salah. Perilaku saya didukung oleh keterikatan hati manusia. Saya menyadari itu bukanlah belas kasih atau kebaikan bagi anggota keluarga saya. Saya juga memiliki sifat bersaing.
Ibu saya mempunyai delapan anak dan saya yang di tengah. Saudara-saudara saya begitu berbakti untuk merawat ibu kami, tapi berkurang belakangan ini. Jadi saya lebih bertanggung jawab untuknya. Semakin saya mengeluh tentang situasi ini, semakin mereka mengabaikan tanggung jawab mereka.
Setelah belajar Fa dan diskusi dengan sesama praktisi, saya menyadari ada materi-materi yang menghalangi saya untuk memperbaiki keterikatan hati, iri hati, egois, tidak berbelas kasih dan keterikatan saya akan kenyamanan.
Seorang praktisi berkata, "Kamu bahkan tidak bisa rukun dengan anggota keluarga kamu, bagaimana kamu bisa menyelamatkan orang lain?"
Saya benar-benar terpukul. Saya mulai mencari ke dalam dan mendapati diri sendiri bertentangan dengan prinsip Sejati - Baik - Sabar. Saya mengubah pandangan saya dan memperlakukan anggota keluarga saya dengan belas kasih. Perlahan-lahan semuanya mulai berubah.
Guru berkata:
"Ketika anda dapat menemukan penyebab sesungguhnya dari diri sendiri, ketika anda berani menghadapi dan mengakuinya, anda menemukan masalah itu sekejap sudah berubah, konflik pun sirna." (Ceramah Fa pada Konferensi Pertama Amerika Utara)
Lagi pula, meskipun keyakinan saya dalam berkultivasi dan belajar Fa tidak pernah goyah, saya selalu merasa bahwa saya belajar Fa tidak fokus. Saya yakin ini berhubungan dengan konsep setelah lahir dan gangguan dari karma pikiran.
Meskipun saya tidak pernah mengendur dalam belajar Fa, tapi tidak masuk ke dalam hati. Saya tidak punya landasan yang kuat dalam berkultivasi, jadi ketika menghadapi masalah, saya tidak dapat mengingat prinsip-prinsip Fa yang sesuai dan bertindak sebagaimana mestinya. Tindakan dan pikiran manusia biasa saya yang muncul.
Melalui belajar Fa, saya mulai benar-benar mencari ke dalam. Saya memahami bahwa sebagai kultivator, apa yang didengar dan dilihat seseorang bukan hal yang kebetulan. Ketika saya tidak mau mendengar sesuatu atau tidak mau orang lain menyalahkan saya, keterikatan saya tersentuh. Artinya saya mempunyai keterikatan dan saatnya untuk disingkirkan.
Sekarang saya mengerti bahwa belajar Fa akan membangun fondasi yang kuat dalam berkultivasi. Jika kita dapat mencari ke dalam, kita dapat meningkatkan taraf pikiran/hati kita dan melakukan segalanya dengan baik.