Salam pada Shifu terhormat !
Salam pada sesama praktisi !
(Minghui.org) Saya Wan Ying Jie, praktisi Jepang. Sudah puluhan tahun Xiulian Dafa, melihat ke belakang jalan yang sudah dilewati, dalam membantu Shifu meluruskan Fa ada jatuh bangun. Ada pula kegembiraan saat menerobos belenggu dan berasimilasi dengan Dafa. Berikut saya berbagi dua, tiga hal di perjalanan Xiulian.
Membaca habis satu kali sudah merubah pandangan hidup saya. Paham mengapa saya hidup sebagai manusia dan apa tujuan hidup ini. Setiap pagi pergi ke taman ikut latihan bersama, setelah selesai sharing tentang masalah Xinxing (kualitas moral), saat itu hampir setiap hari ada orang baru masuk belajar, berlatih Falun Gong, orang di arena berlatih kian hari kian banyak, datang agak lambat sedikit saja sudah harus mencari tempat kosong di semak-semak untuk berlatih. Di Tiongkok sebelah utara saat musim dingin cuaca sangat dingin, minus 20. Bila berlatih memakai sarung tangan tebal akan menyentuh baju, maka sarung tangan ditanggalkan dan berniat saat perangkat kedua dipakai kembali, namun setiap sudah mengangkat kedua tangan baru teringat, setiap selesai berlatih dua telapak tangan terasa panas, hanya saja punggung tangan hampir mati rasa karena kedinginan. Tak peduli angin kencang, turun hujan atau salju, berlatih di luar rumah sudah jadi rutinitas, di musim hujan diguyur hujan dan dijemur kering oleh matahari. Yang dibicarakan antarrekan praktisi adalah masalah yang mereka temui dan tidak bisa menyikapi dengan baik, praktisi lain yang mendengarkan juga akan bercerita bagaimana mereka mengultivasi diri jika menjumpai hal itu, satu dengan yang lain saling bertukar pandangan di atas prinsip Fa, hari-hari selama dua tahun itu benar-benar sangat berharga.
20 Juli 1999 setelah Jiang Zemin memulai penganiayaan Falun Gong, banyak praktisi setempat pergi ke Beijing mengajukan permohonan, ada yang ditangkap, ada yang dipukuli. Dari sharing dengan para praktisi, saya merasa harus ke Beijing, maka anak saya titipkan ke orang tua. Setelah janjian dengan beberapa praktisi saya pun berangkat ke Beijing untuk melihat. Saat turun kereta, saya terpisah dengan mereka, lalu pergi sendiri ke Tiananmen. Saat berjalan menuju Jembatan Jinshui, saya melihat ada seorang prajurit muda yang berjaga di sana, air mata tak tertahankan mengalir keluar, saat itu ingin sekali klarifikasi padanya namun hati masih memikirkan praktisi lain. Dengan tangan menutupi mata yang basah, saya dan prajurit muda itu berjalan berpapasan begitu saja, adegan saat itu terukir di benak saya. Kembali dari Beijing mencari ke dalam: Pergi ke Beijing berdiri di Lapangan Tiananmen mengajukan permohonan, hal ini bukan setiap praktisi bisa melakukan, ini adalah pembuktian dari kultivasi nyata dalam Fa, menemukan rasa takut dalam diri, adalah karena rasa takut baru membuat diri ingin pergi melihat dan bukan membuktikan Fa dengan teguh; Juga karena takut ini tidak klarifikasi prajurit muda itu, hal ini juga meninggalkan penyesalan yang sangat mendalam bagi saya.
Suami kembali ke Tiongkok mengunjungi saudara, mengetahui di dalam negeri penganiayaan gila-gilaan, sebelum kembali dia minta agar saya secepatnya ke luar negeri. Saya tidak begitu perhatikan, tidak lama kemudian suami di Jepang sudah mengurus surat saya, saat itu saya merasa jalan Xiulian saya di Tiongkok, tidak ingin ke luar negeri, di atas prinsip Fa saya belum sadar mengapa harus ke luar negeri, setelah sharing dengan praktisi, mereka juga berharap saya ke luar negeri, menjelang akan berangkat mereka semua bertanya: “Kapan kembali?” Saya jawab: “Mungkin satu dua tahun.” Tak disangka begitu pergi, puluhan tahun tak pernah kembali.
1. Menyingkirkan Gangguan Menolong Manusia, Melewati rintangan
Tahun 2003 bibi praktisi diculik, setelah mendengar, hati sangat cemas, namun tidak tahu bisa berbuat apa. Rekan praktisi membantu saya menerbitkan berita penculikan di Koran Dajiyuan, saya mengambil 50 eksemplar koran, mendata alamat serta pimpinan semua departemen yang terkait penculikan, Koran saya kirim via pos, bersamaan saya juga minta bantuan teman praktisi mengirimkan koran itu ke lebih banyak instansi kejahatan, mengungkap partai jahat PKT yang menganiaya praktisi Falun Gong. Saya juga ikut pawai dan rapat umum - menceritakan kerabat yang dianiaya, bersama rekan praktisi mencari anggota DPR Jepang menyuarakan penyelamatan, di tempat kerja mengangkat kasus bibi praktisi yang diculik dan sebisanya mengklarifikasi pada orang-orang di sekeliling fakta tentang Falun Gong.
Kemudian, ada telepon dari rumah yang memberi tahu saya: Kamu sudah tidak bisa kembali ke Tiongkok, Biro Keamanan Nasional datang ke rumah, mengatakan: “Mereka tahu segala yang kamu lakukan di luar negeri, asalkan kamu menginjakkan kaki di Tiongkok mereka akan menangkapmu, cepatlah kamu hentikan, jangan melakukan apa-apa.” Saya memberi tahu keluarga tentang penyebaran Falun Gong di luar negeri, fakta dari rekayasa bakar diri di Tiananmen dan lain-lain, anggota Biro Keamanan Nasional mengancam keluarga saya, mereka mengatakan: “Lengan tidak bisa memilin paha.”
Dari upaya penyelamatan ini lalu menjalin hubungan dengan komite penyelamatan global praktisi Falun Gong yang teraniaya. Menyadari peran penyelamatan via telpon sangat besar, lalu meminta bantuan praktisi Taiwan. Ketika sedang sepenuh tenaga melakukan penyelamatan, keluarga mendapat ancaman lebih serius, anak kakak yang SMA diberi tahu tidak boleh ikut ujian masuk universitas karena saya, mendengarkan suara tangis kakak, saya sedih, dia adalah kakak terdekat, namun antara menolong manusia dan Qing (ikatan emosi) keluarga saya masih tetap memilih menolong manusia, benar-benar satu rintangan baru saja lewat datang lagi kesulitan lain, kakak yang lain diancam akan di-phk, anggota Biro Keamanan Nasional datang ke tempat kerja kakak mengacau, membuat kakak jadi gunjingan rekan kerjanya: diduga telah berbuat jahat dan lainnya, beberapa hari kemudian mendapatkan kabar lagi: dokumen ke luar negeri anak saya dihentikan, mendengar kabar ini suami langsung minta cerai, saat itu tidak tahu harus bagaimana, datang telpon dari keluarga lagi yang mengatakan akan menerbitkan surat pernyataan putus hubungan dengan saya di koran dan mengatakan saya sangat egois, hanya memikirkan diri sendiri, berlatih Falun Gong dan tidak memedulikan hidup mati mereka, menghadapi sederetan masalah, dalam hati ada sedikit tidak mengerti, setiap hari bertanya pada diri sendiri harus bagaimana? Saya harus bagaimana berkultivasi? Teringat hari itu saya pergi supermarket di seberang rumah untuk membayar biaya listrik, di perjalanan sekali lagi bertanya pada diri sendiri: “Berkultivasi apakah salah? Tidak salah. Menolong manusia apakah salah? Tidak salah. Maukah terus berkultivasi?” Jawaban dalam hati sangat jelas: Apa pun boleh tidak ada, namun Dafa harus ada, manusia juga tetap harus ditolong, setelah lubuk hati terdalam saya memberikan jawaban pasti, saya sudah tahu bagaimana harus melakukan, saya berkata kepada suami: “Jika kamu merasa bercerai bisa memberimu kelegaan maka kamu putuskan, kamu bertanya mau memilihmu atau Dafa, sebenarnya saya ingin hidup selamanya denganmu, namun Dafa juga mutlak tidak boleh dicampakkan. Ketika saya mengucapkan kata-kata ini yang muncul dalam benak saya adalah ceramah Shifu: ”Dalam berlatih Gong kami menuntut kalian semua: Anda berlatih Gong, pasangan Anda mungkin tidak berlatih, karena berlatih Gong membuat berdua ingin bercerai, ini tidak dibenarkan.” . Saya juga tidak karena belenggu dari saudara-saudara, lalu berhenti lakukan penyelamatan.
Setelah beberapa saat, kabar baik datang silih berganti, dokumen ke luar negeri anak sudah keluar, keluarga juga tidak berteriak akan memutuskan hubungan, sebaliknya mereka memberi tahu saya harus hati-hati; Suami juga tidak mengajukan perceraian. Melalui peristiwa tersebut saya memahami: Qing saya terhadap anak, keluarga dan suami sudah saya pandang hambar. “Zheng Nian begitu kuat benar-benar seperti Dewa tenaganya bisa membelah gunung, satu kilas pikiran sudah bisa membelah gunung, kalau begitu coba Anda lihat apakah kekuatan lama berani atau tidak melakukan sesuatu.” .
Saya terus mengirim materi klarifikasi via pos ke instansi-instansi penganiaya di Tiongkok, membaginya jadi tiga bagian, yakni: dukungan semua negara terhadap Falun Gong, penyebaran Falun Gong di luar negeri serta “baik dan jahat ada balasannya,” agar keamanan publik, kejaksaan dan hakim memahami fakta dan situasi di luar negeri lebih baik. Begitu amplop siap dikirim saya FZN, esoknya baru dikirim. Setiap tahun baru saya mengirim kartu ucapan ke praktisi Dafa yang ditahan. Mereka akan membalas, salah satunya menulis: Suami saya dihukum secara ilegal 5 tahun, hukumannya berat, saat membaca kartu Anda, hatinya sangat tersentuh, belasan orang juga membacanya bergilir. Dia meminta saya membalas surat Anda, salam Anda memberinya semangat sangat besar, dia akan meneguhkan pikiran lurus, keluar penjara dan berkumpul dengan keluarga. Mengirim materi klarifikasi dan kartu ucapan berlanjut hingga bertahun-tahun. Untuk menambah kekuatan dalam penyelamatan, saya mulai menulis naskah untuk Xiao Bangshou dan Fax, kadang ini perlu waktu sangat lama, setelah perekaman transkrip segera melakukan penyiaran dalam skala besar dan melakukan penyelamatan dalam banyak aspek.
cabang Jepang resmi didirikan pada 2006, saya berpikir, pengikut Dafa di Jepang juga bisa klarifikasi via telpon untuk menolong manusia, maka saya mencari rekan praktisi yang bisa melakukan panggilan untuk mendirikan kelompok penyelamatan via telpon, awalnya mengutamakan penyelamatan keluarga rekan praktisi Jepang yang teraniaya di Tiongkok, di antaranya ada yang dari kamp kerja paksa Heizuizi di Changchun yang terselamatkan berkat terus-menerus ditelpon selama 2 tahun, ada juga yang diselamatkan setelah melakukan penelusuran selama 6 tahun; juga ada praktisi yang diselamatkan dari kamp kerja paksa Masanjia setelah terus-menerus dilacak. Para praktisi yang terselamatkan itu berkata: "Jika tidak ada pertolongan dari luar negeri, saya tidak mungkin bisa keluar lebih awal dan lancar, di dalam sana masih banyak pengikut Dafa, mereka semua ingin keluar, kalian jangan sampai berhenti." Saya jawab: "Tidak akan, kami akan terus mengerjakan." Beberapa tahun lalu, kami mulai menyelamatkan kasus penganiayaan yang dilaporkan Minghui hingga saat ini. Sudah ada 800 lebih pengikut Dafa kembali ke rumah dengan selamat, di sini, saya berterima kasih kepada praktisi di Platform Penyelamatan Jepang yang telah memberikan bantuan dan kerjasama selama bertahun-tahun ini, saat saya berhalangan.
2. Misi dan Tanggung Jawab dalam Arus Besar Gugatan kepada Jiang Zemin
Jawaban Shifu kepada pengikut tentang gugatan Jiang Zemin di Ceramah New York 2015, selalu berputar dalam benak, dalam hati mengerti Zheng Fa sudah berjalan sampai tahap ini, gugatan kepada Jiang adalah perubahan fenomena, namun tidak tahu cara menuliskan surat gugatannya, maka setiap hari saya lihat situs Minghui, berharap dari Minghui bisa menemukan selembar surat gugatan kepada Jiang yang utuh, satu minggu telah lewat, tidak menemukan, saat itu mendadak terpikir, banyak praktisi yang keluar dari Tiongkok hampir semuanya mengalami penganiayaan, berdasarkan fakta bukankah mudah untuk menulis, berembuk dengan rekan praktisi, dengan cepat dia memberikan data dirinya yang pernah dianiaya, setelah surat gugatan Jiang Zemin yang pertama selesai, saya bawa ke rekan praktisi yang pengacara untuk direvisi. Dengan sangat teliti saya melihat bagian-bagian yang direvisi, saya mengerti, kelak jika ada penganiayaan yang mirip sudah tahu caranya. Tapi saya bergerak seorang diri tidak benar, menggugat Jiang Zemin adalah fenomena alam membutuhkan lebih banyak orang untuk bergerak, ketika belajar Fa di kelompok besar berdiskusi di atas prinsip Fa, melalui Himpunan mengirimkan e-mail berdiskusi dengan seluruh praktisi, berangsur-angsur para praktisi mulai menaruh perhatian pada gugatan Jiang Zemin.
Tidak lama kemudian mendengar kegiatan bersama negara-negara Asia yang diprakarsai oleh pengacara, ide awalnya adalah bagaimana melakukan lebih baik masalah gugatan terhadap Jiang Zemin, ketika saya menghadiri rapat baru tahu itu bukan sharing biasa, merasa diri terlalu lancang, ingin mundur. Saya diskusikan dengan teman praktisi, katanya: “Anda ingin melarikan diri dari tanggung jawab.” Kata-kata ini segera menyusup ke hati, menenangkan diri mencari ke dalam, mendapatkan dalam lubuk ada sifat ingin melindungi diri, takut dilukai, sebab ada beberapa masalah sebelumnya, merasa diri sendiri mengalami luka yang sangat besar, tadinya mengira sudah melewati rintangan ini, namun menemukan dalam lubuk terdalam sedang berkembang biak hati ingin melindungi diri, ditelusuri lagi menemukan di baliknya masih tersembunyi keterikatan akan nama dan kepentingan, setelah menemukan semua ini terasa tubuh ringan.
3. Berurusan dengan Polisi Menghilangkan Hati Melakukan Pekerjaan
Sebelumnya dengan berbagai alasan, polisi menolak memberikan izin kepada kami, hal ini telah berselang beberapa tahun, saya pikir polisi juga objek yang harus kita selamatkan, jika mereka terus memiliki antipati pada kita, bukankah sama dengan mendorong orang keluar, namun bagi saya yang selama ini tidak pernah berhubungan dengan polisi, tidak tahu bagaimana sebaiknya dilakukan, merenungkan kembali sikap polisi terhadap kami dalam beberapa tahun ini dan pendekatan kami: Mungkin masyarakat Jepang tidak bisa menerima cara kerja kami, mereka mempunyai cara kerja mereka sendiri, kalau kami sesuai dengan cara kerja mereka apakah bisa menolong orang, saat itu jawaban lubuk hati saya sangat jelas: Bisa. Namun juga merasa tidak begitu mudah, saat itu muncul Fa Shifu dalam benak: “Pengikut Dafa ingin menyelamatkan makhluk hidup di tengah alam semesta, ingin menyelamatkan makhluk hidup di dalam lingkungan masyarakat yang kompleks pada masa terakhir ini, coba anda pikirkan betapa sulitnya? Seandainya kalian telah melihat, benar-benar telah melihat, itu adalah terlampau menakutkan. Akan tetapi, asalkan menuruti Dafa, menuruti apa yang Shifu beri tahu pada kalian, kalian ada jalur kalian untuk ditempuh, siapa pun tidak dapat mengusiknya, namun jalur ini sangatlah sempit, sebegitu sempitnya hingga anda harus berjalan dengan sangat lurus baru akan berhasil, baru dapat menyelamatkan manusia. Anda berjalan dengan sangat lurus, anda barulah tidak akan timbul masalah.” Setelah sharing dengan rekan praktisi yang berpengalaman, dengan cepat mencapai kesepakatan, serta mengajak rekan praktisi ke kantor polisi, polisi masih ingat peristiwa lalu tidak memberikan kami ijin, serta berkata kami adalah organisasi protes, dengan sabar rekan praktisi bercerita bagaimana Falun Gong dianiaya di Tiongkok, serta alasan mengapa kita mengadakan petisi menggugat Jiang di Jepang, tak peduli bagaimana sikap polisi itu terhadap kita, hanya mempunyai hati mau menyelamatkan manusia, bercakap-cakap dengan polisi selama kira-kira dua setengah jam, dalam proses ini polisi memahami kita benar-benar ingin bekerjasama dengan mereka, dan bukan menambahkan kerunyaman kepada mereka, serta bercerita kepada polisi bagaimana sikap negara-negara di dunia terhadap Falun Gong, juga kami jelaskan kami adalah kelompok yang dianiaya bukan organisasi protes. Pada akhirnya permohonan izin kami diterima dan dia memberitahukan surat izin diambil di hari saat kami melakukan petisi menggugat Jiang Zemin. Belakangan baru tahu, polisi yang selalu berinteraksi dengan kami adalah kepala unit, dia jugalah yang memberikan surat ijin kepada kami.
Karena baru pertama berhubungan dengan polisi, data yang disediakan tidak lengkap, baru paham karena profesinya polisi maka dia akan cek sumber dari isi yang kami katakan, setelah pulang saya mencari data di internet, ketika artikel saya print-out, huruf artikel agak kecil sedangkan polisi itu memakai kaca mata, jadi tulisan artikel saya perbesar baru saya print lagi, setiap artikel saya staples, ketika print pernyataan dukungan polisi AS terhadap Falun Gong dan foto bersama praktisi, dalam hati saya berpikir, Amerika adalah polisi internasional, dukungan polisi dalam kepolisian internasional terhadap kita telah menjadi teladan bagi dunia polisi, apakah di demensi lain polisi adalah satu kelompok? Di dunia manusia dia seharusnya mewakili keadilan, kalau begitu kami seharusnya melalui perilaku kami mengerjakan lebih baik baru benar. Keesokan hari ketika saya mengantarkan materi kepada kepala unit, dia bertanya: “Ini semua untuk saya?” Saya menjawab: “Benar, semua ini untuk Anda.” Dengan sangat serius dia berkata: “Terima Kasih.”
Melalui peristiwa ini telah melenyapkan banyak budaya partai dalam diri, misalnya: Bekerja asal-asalan, tidak serius, tidak memikirkan orang lain dan lainnya, dari rekan praktisi juga telah belajar banyak.
Sejak tempat menggugat Jiang berdiri, bukan semua berjalan mulus, polisi juga pernah menolak untuk memberikan izin, Pikiran pertama adalah apakah diri sendiri ada kebocoran yang disusupi sehingga menimbulkan gangguan ini, mencari ke dalam menemukan saya terlalu mementingkan izin, namun masih merasa aneh, bersama rekan praktisi ke kantor polisi menanyakan apakah kami telah melanggar aturan, masih kepala unit itu, dengan sikap sangat keras berkata: “Tidak ada!” Saat minta dia menulis dua alasan mengapa menolak memberikan izin, untuk kami tanyakan kantor pusat, dia berkata dengan sangat marah: “Tidak bisa!” Melihat dia tanpa alasan apa pun menolak memberikan izin, saya lalu memancarkan pikiran lurus dan berkata dalam hati: “Hal ini bukan Anda yang tentukan, adalah Shifu yang tentukan.” Sebab tidak mau saling mengalah, datang polisi lain menengahi, akhirnya permohonan kami dikabulkan. Belakangan baru tahu alasannya, sebab KTT G7 akan diadakan di Jepang, seluruh Tokyo berada dalam kondisi siaga 1, polisi tidak ingin terjadi hal-hal di luar dugaan maka tidak memberi izin. Dari peristiwa ini saya paham kapan kita harus mengalah dan kapan harus bertahan. Saat malam belajar Fa mendadak nampak keterikatan saya dalam melakukan sesuatu. Munculnya kapan? Berhubungan dengan polisi adalah demi agar tempat menggugat Jiang Zemin tidak diganggu, dan bukan lagi hati semula yang murni ingin menolong manusia, tidak heran kalau polisi begitu marah. Tidak ada masalah kecil dalam Xiulian, masalah dan orang yang berhubungan dengan kita pasti ada unsur Xiulian diri sendiri di dalamnya, saya secara mendalam menyadari: Mencari ke dalam adalah pusaka Fa.
Kontak dengan kordinator dari berbagai tempat, kami sharing bagaimana melakukan dengan baik menggugat Jiang Zemin, agar semua orang bisa bergerak, ada tempat yang melakukan dengan sangat baik, ada yang agak kendur, maka kami hubungi satu per satu praktisi berbagai tempat, dari individu hingga mendorong keseluruhan berputar, dewasa ini daerah yang melakukan dengan baik sudah bertanggung jawab atas daerah lain di sekitarnya, namun juga ada daerah yang tidak sesuai harapan, dalam proses menggugat Jiang demi agar proyek yang lain tidak terpengaruh, sebisanya membiarkan rekan praktisi yang beberapa tahun ini baru keluar dari daratan dan praktisi muda ikut berpartisipasi, pertama adalah agar praktisi yang keluar dari daratan bisa langsung berjalan di garis paling depan menolong orang, mengenal lebih banyak masyarakat Jepang, secepatnya menyingkirkan budaya partai pada dirinya, kedua adalah menyediakan kesempatan bagi praktisi baru dalam penyelamatan manusia, dalam proses itu saling berbanding dan belajar, membentuk tubuh kesatuan.
Di permukaan saya adalah koordinator, sebenarnya ada banyak hal yang bisa dilakukan dengan baik berkat saling kerjasama antar praktisi, semua adalah pengaturan Shifu yang cermat, hal yang dilakukan dengan baik adalah karena belas kasih Shifu yang memberi penguatan, juga dorongan dan bantuan dari rekan praktisi. Sedangkan saya hanya yang menyuarakan dan seorang pesuruh saja.
Dalam xiulian saya masih banyak kekurangan, Qing terhadap keluarga sepertinya muncul lagi, pikiran belum bisa selalu di dalam Fa, kerjasama dengan rekan praktisi masih harus ditingkatkan, sekali lagi bersujud kepada Shifu, berterima kasih pada Shifu yang telah memberikan tugas ini kepada kami pengikut Dafa di masa pelurusan Fa.
Terima kasih Shifu!
Terima kasih semuanya!
(Artikel Konferensi Berbagi Pengalaman Kultivasi Falun Dafa se-Asia 2016 di Denpasar)