(Minghui.org) Tian Zhixian telah ditangkap dua kali, dilecehkan, dan diawasi oleh polisi karena berlatih Falun Gong, disiplin spiritual yang dianiaya oleh rezim komunis.
Pada 1 Juli 2008, empat orang masuk ke rumah Tian di Desa Dakanxia, Kota Baoding dan menangkapnya. Mereka menyita Pemutar MP3 dan membawanya ke Divisi No.3 Kriminal Polri Shenxing di Kabupaten Mancheng. Mereka yang berpartisipasi dalam penangkapan termasuk Petugas Liu Dongdong dari Kantor Polisi Kecamatan Bailong dan Guo Zhan dari kecamatan.
Mereka menginterogasi dan menuntut dia agar memberitahu mereka yang memperkenalkannya kepada Falun Gong dan mengancam akan membawanya ke kamp kerja paksa jika dia menolak untuk menulis pernyataan jaminan meninggalkan keyakinannya.
Di bawah tekanan, Tian menandatangani pernyataan itu. Dia dibebaskan pada sore hari. Namun, dia kemudian dilecehkan di rumahnya oleh petugas dari kecamatan, termasuk Li Dadong, Wu Duo, Zhang Shui, dan kader desa Wei Jianguo. Mereka menuntut agar dia tidak meninggalkan desa tanpa persetujuan mereka.
Tian ditangkap lagi pada 16 Agustus 2010. Rumahnya digeledah oleh sekitar 30 orang dari Departemen Kepolisian Kabupaten Mancheng, Divisi Keamanan Domestik lokal, Kantor 610, Kantor Polisi Kecamatan Bailong, Komite Urusan Politik dan Hukum, dan komite desa.
Mereka menangkap Tian dan membawanya ke Pasukan Polisi Divisi Kriminal No.3 Shenxing. Meskipun diancam akan dikirim ke kamp kerja paksa, dia menolak untuk bekerja sama. Dia dibebaskan pada pukul 01:00.
Suami Tian hidup di bawah tekanan besar akibat dari penangkapan dan pelecehan oleh polisi. Dia menderita gangguan mental dan menentang berlatih Falun Gong. Dia memukul dan memarahi Tian, mengganti kunci rumah beberapa kali untuk menghalangi dia masuk, dan mengancamnya dengan perceraian.
Menyingkirkan Kebiasaan Buruk dan memperbaiki Hubungan Setelah Belajar Falun Gong
Tian dulunya menderita kram dan sakit kepala parah sebelum berlatih Falun Gong. Dia juga minum, merokok, dan memiliki temperamen buruk.
Seorang praktisi Falun Gong mengatakan kepada ayahnya tentang latihan ketika ia jatuh sakit pada bulan Desember 2003. Adiknya mulai berlatih Falun Gong dan mendorongnya.
Dia mendengarkan ceramah Falun Gong pada pemutar MP3 dan memahami bahwa kultivasi dapat mengubah karakter seseorang.
Dia segera berhenti merokok dan minum, dan dia belajar untuk lebih memikirkan orang lain dengan mengikuti prinsip-prinsip Falun Gong Sejati-Baik-Sabar.
Dia juga memperbaiki hubungannya dengan mertua. Ketika ayah mertuanya sakit, dia merawatnya. Tergerak oleh kebaikan dan ketulusan menantunya, mertuanya meminta maaf atas perilaku masa lalunya.