(Minghui.org) Ketika saya menjadi praktisi Falun Dafa, saya merasa kecewa, pesimis, dan depresi, semua dikarenakan oleh keterikatan nafsu birahi. Bahkan Xiulian saya tidak begitu banyak kemajuannya meski pikiran saya berusaha menghentikan keterikatan ini.
Saya sering kali bertanya pada diri sendiri: “Apakah kamu masih pengikut Dafa? Apakah kamu masih berkultivasi? Apa yang seharusnya saya lakukan?”
Kemudian saya mendiskusikannya pada praktisi lain di dalam kelompok belajar Fa, bagaimana caranya agar saya bisa menghilangkan nafsu birahi ini. Bukannya menolong, praktisi itu hanya tersenyum.
Suatu pagi, saya terbangun dan tiba-tiba menyadari bagaimana praktisi ini mampu melepaskan diri dari nafsu birahi. Caranya adalah dengan mengikuti prinsip Fa dan mengorek keluar akar keterikatan nafsu birahi. Sebenarnya, akar dari nafsu birahi saya berasal dari kepuasan jasmani. Hal itu bersumber dari konsep dan unsur-unsur buruk sesudah kelahiran, dan saya tidak menyadari bagaimana nafsu itu terus diperkuat.
Keterikatan ini seperti bukan diri saya yang sebenarnya. Ia terbentuk setelah saya lahir dan merupakan semacam unsur, sebuah makhluk, sebuah karma pikiran, seperti roh yang merasuk.
Guru berkata:
“Maka tubuh manusia yang tingkatnya begitu rendah, tanpa suatu kemampuan apapun, jika taraf kondisi pikiran anda sesuai dengan sesuatu, dia niscaya mengendalikan anda. Jadi dengan kata lain, kehidupan pada tingkat berbeda saat menemukan anda menginginkan sesuatu, terikat pada sesuatu, kebetulan sesuai dengannya, maka dia akan berperan, bahkan mengendalikan anda. Di saat seseorang tidak rasional, melampiaskan amarah, maka unsur negatif akan berperan. Segala apapun juga adalah kehidupan, dia memang jahat, dia adalah nafsu keinginan, dia adalah kebencian, dia adalah sesuatu yang lain, maka dengan sendirinya dia akan berperan.” (“Pengikut Dafa Harus Belajar Fa-Ceramah Fa pada Konferensi Fa Washington DC tahun 2011”)
Belajar Fa dengan Rajin
Belajar Fa dengan tenang membuat saya menyadari bahwa nafsu birahi bukan bagian dari diri saya. Saya adalah pengikut Dafa yang datang ke dunia untuk membantu Guru meluruskan Fa. Diri saya yang sejati telah berasimilasi dengan Sejati-Baik-Sabar, begitu suci dan murni. Bagaimana bisa saya diperalat oleh unsur-unsur busuk ini?
Tubuh manusia saya digunakan untuk berkultivasi dan untuk menyelamatkan makhluk hidup, bukan untuk memuaskan fisik dan perasaan emosi. Tubuh manusia ini digunakan oleh diri sejati saya, hanya sebagai media pembawa saat berada di ruang dimensi ini.
Bagaimana diri sejati saya memandang masalah ini seharusnya sama seperti cara pandang seorang Dewa atau Bodhisattva dalam melihat masalah ini. Artinya, melompat keluar dari taraf kondisi manusia. Ketika melihatnya dari tingkat tinggi, tidak akan sulit mengatasi masalah ini dan memperbaikinya.
Saya tercerahkan akan prinsip ini dan berpikir: ”Saya adalah pengikut Dafa. Tubuh manusia saya seharusnya dikendalikan oleh diri sejati saya dan berasimilasi dengan Sejati-Baik-Sabar. Tubuh yang terus mengejar kepuasan, bukan bagian dari saya dan seharusnya dimusnahkan. Saya meminta Guru untuk memperkuat pikiran lurus saya. Saya hanya berjalan di jalur yang diatur oleh Guru.”
Lingkup ruang dimensi saya menjadi lebih murni dan pikiran saya menjadi jernih
Guru berkata:
“Sesungguhnya segala yang tidak sesuai dengan Dafa dan Zheng Nian pengikut Dafa, semuanya juga disebabkan oleh keterlibatan kekuatan lama, termasuk segala unsur yang tidak lurus dari diri sendiri, inilah sebabnya mengapa saya menetapkan pemancaran Zheng Nian sebagai satu di antara tiga hal besar bagi pengikut Dafa untuk dilakukan.” (“Pergolakan yang Ditimbulkan Oleh Sebuah Artikel tentang Fu Yuanshen”)
Kata-kata Guru telah membantu memperkuat pikiran saya, bahwa saya perlu belajar Fa dengan penuh perhatian dan menggunakannya untuk meluruskan setiap pikiran saya.