(Minghui.org) Baru-baru ini, orang-orang di universitas Maastricht mendapat kesempatan belajar Falun Gong dan menandatangani petisi yang memprotes pengambilan organ tubuh oleh negara dari praktisi Falun Gong yang masih hidup di Tiongkok.
Pada tanggal 7 Oktober 2017, praktisi Falun Gong di Belanda pergi ke Maastricht, untuk memperagakan latihan dan memperkenalkan latihan tersebut, fakta bahwa latihan itu dilarang oleh partai komunis di Tiongkok dan untuk mengumpulkan tanda tangan pada sebuah petisi meminta mengakhiri penganiayaan, terutama pengambilan paksa organ hidup-hidup.
Praktisi Falun Gong di Belanda memperkenalkan latihan kepada pejalan
Seorang wanita berseru, "Ketika saya mendengar musik anda, saya tergerak hingga menangis. Saya tidak tahu kenapa, tapi saya bisa merasakan energi yang sangat kuat. Penganiayaan itu mengerikan! Saya ingin menandatangani petisi untuk memprotes pengambilan paksa organ. Pelanggaran hak asasi manusia semacam itu luar biasa!"
Seorang dokter spesialis yang khusus melakukan transplantasi organ mengatakan kepada seorang praktisi bahwa dia tertegun mendengar tentang penganiayaan tersebut. Dia menandatangani petisi tanpa ragu-ragu.
Banyak orang memberi semangat kepada praktisi untuk meneruskan pekerjaan yang baik ini dan beberapa di antaranya tertarik untuk belajar Falun Gong. Seorang wanita mengatakan bahwa dia dan teman-temannya ingin belajar. Dia memperoleh kontak informasi untuk membuat janji di hari lain.
Seorang turis dari Tiongkok mengatakan kepada seorang praktisi, "Apa yang anda lakukan itu benar. Penindasan harus dihentikan! Itu jahat! Keadaan sedang berubah di Tiongkok. Beberapa petugas polisi tidak akan menangkap praktisi Falun Gong, namun anda tetap harus memperhatikan keselamatan anda jika anda secara terbuka membicarakannya."
Beberapa turis dari Tiongkok membawa brosur dan video kegiatan Falun Gong. Mereka berencana untuk membawa informasi tersebut kembali ke Tiongkok. Seorang turis mengatakan, "Saya telah melihat aktivitas anda di Cologne. Saya tidak tahu kalau di Maastricht juga ada!"