(Minghui.org) Ketika seorang wanita Beijing berada dalam penahanan karena keyakinannya, suaminya yang cacat, yang bergantung kepadanya sejak mereka menikah beberapa dekade lalu, ditemukan meninggal pada Hari Tahun Baru Imlek 2017. Kurang dari delapan bulan kemudian, ia dijatuhi hukuman 10 tahun penjara dan hak politik dicabut selama 2 tahun.
Qing Xiuying ditangkap pada tanggal 21 Januari 2016 karena menolak melepaskan Falun Gong, sebuah latihan spiritual yang sedang dianiaya oleh rezim komunis Tiongkok. Suaminya, Yang Wenguang, juga ditahan walaupun tidak pernah berlatih Falun Gong. Lebih dari 50 hari kemudian baru dibebaskan. Ketika berada sendirian di rumah, ia berjuang untuk menghidupi dirinya sendiri.
Qing dianiaya secara brutal di Pusat Penahanan Tongzhou. Seorang petugas pria pernah menendang punggungnya dengan keras. Rekan selnya memaksanya untuk mandi air dingin dan menggunakan celana pendek dan kaos kaki lembap pada musim dingin. Ketika ia menangis karena penyiksaan yang tidak henti-hentinya, beberapa narapidana berusaha untuk membungkamnya.
Qing hadir di pengadilan pada tanggal 30 November 2016. Pengacaranya mengajukan pembelaan tidak bersalah, karena tidak ada hukum di Tiongkok yang memidana Falun Gong. Pengacara menerima pemberitahuan pada tanggal 20 Januari 2017 bahwa jaksa Hei Jiantong meminta penundaan pengumuman keputusan jadi ia bisa mengumpulkan lebih banyak bukti.
Delapan hari hari kemudian pada tanggal 28 Januari (Tahun Baru Imlek), suami Qing, berusia 61 tahun, ditemukan meninggal. Tidak jelas kapan ia meninggal.
Persidangan Qing dilanjutkan pada tanggal 7 September. Jaksa Hei menduga bahwa polisi telah menyita 250 buku Falun Gong dari rumah Qing dan bahwa buku ini adalah setara dengan 1.000 materi Falun Gong. Ia berlanjut dengan “mengonversi” barang sitaan lainnya menjadi 6.000 tambahan materi Falun Gong. Dengan materi Falun Gong “sebanyak itu,” ia menyarankan hukuman 7 hingga 10 tahun penjara.
Hakim ketua menghukum Qing 10 tahun penjara pada tanggal 20 September. Pengacaranya tidak percaya bahwa “konversi” jaksa menjadi dasar hukum untuk vonis bersalah.
Ini bukan pertama kalinya Qing menjadi sasaran karena keyakinannya. Bulan September 2009 lalu, ia ditangkap dan dihukum 2,5 tahun kerja paksa. Ia mengalami banyak penganiayaan di Kamp Kerja Paksa Wanita Beijing dan menderita gangguan jiwa. Beruntung, perlahan-lahan pulih setelah ia kembali berlatih Falun Gong setelah dibebaskan.
Saat Qing menunggu untuk dipindahkan ke penjara pada penangkapannya yang terakhir, temannya menceritakan apa yang mereka ketahui mengenai Qing.
Falun Gong Mengubah Qing Menjadi Orang yang Sama Sekali Berbeda
Menurut temannya, Qing dulu adalah seorang perokok dan peminum berat. Ia juga memiliki sifat yang jelek dan siap berkelahi dengan orang lain. Ia pernah menghancurkan toko musuhnya. Setelah ia mulai berlatih Falun Gong, ia berhenti merokok dan minum, juga menjadi jauh lebih tenang dan ramah.
Ia kemudian menikah dengan Yang Wenquang, seorang pria cacat yang membutuhkan perawatan. Walaupun Yang tidak berlatih Falun Gong, ia mendukung istrinya karena ia tahu bahwa Falun Gong memberikan kekuatan kepada istrinya untuk merawatnya tanpa mengeluh.
Memberi Tahu Orang Lain Tentang Falun Gong
Memiliki pengalaman langsung dengan Falun Gong, Qing selalu menganggap dirinya sebagai praktisi, bahkan setelah penganiayaan Falun Gong dimulai pada tahun 1999.
Suatu hari pada tahun 2000 Qing sedang tinggal di sebuah hotel, ia menemukan sebuah dompet di laci kamarnya. Ia langsung pergi ke resepsionis dan meminta pegawai di sana untuk mencari pemilik dompet tersebut. Pegawai itu tidak percaya ia tidak mencuri dompet itu dan bertanya-tanya apakah ia memiliki kepercayaan. Ia menjawab dengan bangga, “Saya berlatih Falun Gong!” Saat itu penganiayaan terhadap Falun Gong sedang memuncak, tetapi dia tidak ragu menyatakan dirinya adalah praktisi karena ia tahu Falun Gong tidak seperti yang digambarkan oleh propaganda negara.
Pada tahun 2014, ketika Qing menemukan sebuah tas di tempat sampahnya, ia membukanya dan melihat tas itu berisi belasan kartu bank. Ia menelepon pemiliknya yang nomornya tertera di dalam tas dan mengantarkan tas itu ke rumah pemiliknya. Pemilik tas itu ingin memberikan uang tanda terima kasih. Qing menolak tetapi menggunakan kesempatan itu untuk membantunya memahami penganiayaan terhadap Falun Gong yang dilakukan oleh Partai Komunis Tiongkok.
Membantu Praktisi yang Membutuhkan
Yang dan suaminya bekerja keras untuk mencari nafkah. Mereka awalnya membuka restoran dan kemudian memulai usaha berdagang pakaian. Mereka menghasilkan uang yang cukup, yang membuat mereka dapat membeli beberapa properti.
Setelah penganiayaan mulai, Qing menggunakan beberapa rumahnya untuk tempat tinggal praktisi yang terpaksa meninggalkan rumah untuk menghindari penangkapan. Ia juga memberikan dukungan finansial kepada mereka.
Seorang praktisi muda mengatakan, “Saya lulus dari perguruan tinggi bulan Juni 2014 dan membutuhkan tempat tinggal. Qing menyewakan sebuah ruangan untuk saya dengan harga rendah. Ia juga menyiapkan panci dan cerek untuk saya. Setahun kemudian, saya pindah ke rumah lain milik Qing. Karena berdekatan dengan tempat tinggalnya, dia sering mengirimkan makanan buatan sendiri.”
Praktisi lain berencana untuk berimigrasi ke negara lain pada tahun 2015. Ia dulu mempunyai pekerjaan yang bagus namun dipecat setelah penganiayaan Falun Gong dimulai. Qing mendengar rencananya untuk pindah keluar Tiongkok dan memberikannya puluhan ribu yuan untuk menutupi biaya perjalanannya.
Laporan terkait dalam bahasa Inggris:
Su Wei and Qing Xiuying of Beijing Sent to Forced Labor Camp
Ms. Qing Xiuying Develops Mental Disorders Due to Torture at the Beijing Women's Forced Labor Camp
60 Falun Gong Practitioners Sentenced for Their Faith in September 2017