(Minghui.org)
Belajar Fa bersama para pembimbing se-Bali diadakan di Kota Denpasar dari tanggal 1-3 Desember 2017. Sekitar 70 praktisi pembimbing tempat latihan menghadiri kegiatan selama tiga hari tersebut. Kegiatan yang berlangsung dari pukul 05.00 sampai pukul 00.10 membuat para praktisi bisa merasakan lingkungan kultivasi yang benar-benar serius dan ketat.
Kegiatan dibagi dalam kelompok kecil dan besar. Kelompok kecil dimaksud untuk memberi kesempatan kepada setiap pembimbing agar berperan sebagai pendorong belajar Fa bersama serta berbagi pengalaman.
Berlatih Gong
Pada hari ketiga -- praktisi berlatih Gong bersama di lapangan Puputan Margarana Renon Denpasar.
Sebagian besar peserta mengungkapkan bahwa kegiatan ini membantu mereka dalam kultivasi dan memberi dorongan agar lebih gigih maju. Berikut beberapa pengalaman peserta:
Mayun: “Terima kasih Shifu. Saya mendapat sangat banyak manfaat dalam peningkatan Xinxing (kualitas moral) dan merasa ditampar dari segala arah oleh karena segudang keterikatan yang selama ini masih membelenggu tubuh dan pikiran yang belum bisa dilepas. Kelihatan di permukaan sepertinya sudah melepas tapi di hati masih dipegang erat dan akhirnya terkuak semua setelah mengikuti belajar Fa tiga hari ini. Sebagai pengikut Dafa bukankah harus terus-menerus menyingkirkan keterikatan hati.”
Juli: “Saya merasa Xiulian seperti awal mula, …”
Artawa: “Kaki sakit bersila berjam-jam tapi badan terasa ringan. Banyak kalimat dalam Zhuan Falun baru saya sadari lebih jauh seperti "memaksa anda untuk berkultivasi, itu sama dengan berbuat kejahatan” (Zhuan Falun), sungguh membuat saya terkaget karena keterikatan saya suka memaksa anak, istri juga orang tua agar berkultivasi.”
Pageh: “Akhir belajar Fa tiga hari baru sadar ternyata Xiulian saya selama ini jauh dari serius.”
Cahyadi: “Saya juga setelah belajar Fa, mendengar cerita teman-teman -- memahami Dafa ini lebih mendalam. Banyak keterikatan hati dan nafsu keinginan terungkap. Terima kasih Shifu, terima kasih teman-teman.”
Dewi: “Saya juga merasa banyak ditampar. Saya belum melakukan apa-apa. Selama ini banyak membuang-buang waktu, mencari kenyamanan, mencari ke luar, mentalitas pamer dan banyak yang lainnya... Tidak mematut diri sebagai seorang praktisi.”
Arum: “Walau pun dengan keterbatasan yang ada akhirnya saya bisa juga ikut belajar tiga hari di Bali. Perjalanan darat dari Jogja ke Bali hampir memakan waktu 28 jam, anehnya tidak lelah (mungkin juga karena belajar Zhuan Falun di bus). Manfaat yang saya dapatkan sangat banyak sesuai tema meningkatkan Xinxing, salah satunya adalah: ‘Oleh karena saya satu kamar dengan meme Satri yang kondisinya sudah sepuh, berjalan lambat dan sangat pelupa. Ini merasa harus lebih bersabar dan toleransi, …, terakhir waktu habis latihan Gong saya teringat ibu di kampung yang sudah sakit-sakitan, saya merasa harus lebih bersabar.’ Banyak lagi sebetulnya. Sampai Jogja seharusnya saya menerapkan ini untuk keluarga di rumah, lebih toleran, bersabar, belas kasih. Terima kasih Shifu, terima kasih teman-teman.”
Amik: “Ketika tadi saya tiba di rumah setelah belajar Fa 3 hari, saya merasa ada yang kurang pada diri saya, ternyata saya ingin belajar Fa bersama lagi, karena merasakan benar-benar digembleng dan dicuci pikiran dengan belajar Fa.”
Darsana: “Terima kasih Shifu, saya merasa Xinxing saya benar-benar diuji. Pada saat memandu belajar bersama kelompok kecil di hari pertama, saya rasa tidak terlalu berat karena saat membaca semua bersuara dan intonasinya hampir sama. Pada hari kedua saya benar-benar dibuat menata hati agar tetap tenang, saya sadar untuk mengharmoniskan cara membaca Fa dengan beberapa teman dari lingkungan yang berbeda perlu waktu, sampai ada teman menawarkan diri agar dia jadi patokan, syukurlah teman-teman bisa mengharmoniskan walaupun ada beberapa yang kurang pas. Juga saat itu ada telepon yang mengganggu, mengatakan pekerjaan saya di rumah ada masalah tapi saya tetap tenang dan memandang ringan. Kondisi saya selama tiga hari itu kaki terasa sakit sekali di saat belajar tapi merasa ringan di saat meditasi. Di hari ketiga saya merasa tubuh sangat ringan seperti habis mandi dan segar.”
Sunarta merasa diingatkan kembali akan pentingnya belajar Fa bersama dalam melakukan proyek Dafa -- setelah membaca kutipan Fa berikut: “Saya telah melihat keseriusan masalah ini, maka saya beri tahu anda sekalian, kita sebaiknya tetap bergabung dalam belajar Fa setempat. Tak peduli bagaimanapun, tidak boleh mengendurkan diri dalam belajar Fa, ini adalah masalah yang paling besar, masalah pokok.” (Pengikut Dafa Harus Belajar Fa dari Ceramah Fa di Berbagai tempat 11)
Dewa: “Menyadari arti konsep manusia biasa, makna pikiran sekilas dan ego yang terselubung. Saat mengikuti kelas kecil dan belajar secara maraton, tubuh saya ( kaki, paha, daerah bokong sampai ke punggung dan perut, terasa sangat sakit, begitu juga teman lainnya mengeluhkan hal yang serupa, tetapi saya berusaha mengabaikan rasa tidak enak setelah selesai belajar, berusaha melakukan aktivitas selanjutnya dengan tetap berusaha mengabaikan rasa tidak enak di badan, termasuk saat berangkat dan kembali dari kamar ke ruang makan, saya berusaha dengan tegar melangkah agak panjang badan ditegakkan, saat mengikuti agenda selanjutnya di kelas besar, semua perasaan yang tidak enak di badan sudah tidak terasa lagi. Sampai di rumah saya baru dapat menyadari mungkin itu yang dimaksud Shifu harus menghilangkan konsep manusia biasa.”
“Saat latihan Falun Gong hari ketiga, saya ... datang terlambat dan pilihan tempat yang ada hanya di depan. Saat melakukan perangkat pertama antara gerakan kedua atau ketiga, saya mungkin lewat lagi satu gerakan, lucunya saat melirik teman sebelah saya kira dia yang salah, dan saya baru menyadari, bahwa sebenarnya saya yang salah, setelah diingatkan praktisi lain secara halus. Lagi-lagi sampai di rumah berusaha mencari ke dalam, saya temukan mungkin itu … ego yang terselubung.”