Artikel ini pertama kali dipublikasikan pada Mei 2001.
(Minghui.org) Belum lama ini, perwakilan HAM Tiongkok memberikan kepada Komisi HAM PBB gulungan panjang yang berisi sejuta tanda tangan yang menentang Falun Gong. Gulungan itu seberat dua ton. Mereka menggunakan gulungan tersebut dalam upaya gagal mereka untuk menunjukkan kebencian mendalam rakyat Tiongkok terhadap Falun Gong, dan sebagai pembenaran kebijakan pemerintah untuk memusnahkan Falun Gong. Mereka juga menunjukkan rekaman TV dari orang-orang yang secara jijik melepaskan Falun Gong atau bersikap demikian ketika mereka menandatangani formulir yang menentang Falun Gong. Mereka membuatnya sedemikian rupa seolah-olah penindasan Falun Gong memiliki “alasan, proses dan akibat.” Penganiayaan politis terhadap praktisi Falun Gong di Tiongkok masih belum mencapai puncaknya saat itu.
Sebagai jawaban atas kegiatan tersebut, praktisi Falun Gong hendak mengungkap fakta di balik kegiatan tanda tangan tersebut. Kegiatan ini terjadi di sebuah sekolah dasar di pegunungan sebelah barat dari Liao Ning. Dengan harapan, contoh ini dapat membantu mengklarifikasi fakta di balik pengumpulan “sejuta tanda tangan”.
Beberapa hari setelah semester baru dimulai pada Maret 2001, lebih dari 1000 siswa menerima brosur merah dari sekolah berjudul “Pengumuman.” Para siswa diminta untuk menunjukkannya pada orang tua mereka. Brosur berisi enam poin” “Menegakkan Ilmu Pengetahuan, Menolak Brosur (yang mengklarifikasi fakta Falun Gong)” dan lain-lain. Tiga hari kemudian, di pagi hari, sekolah menghentikan kelas dan memulai pengumpulan tanda tangan yang menentang Falun Gong. Mereka menyiapkan empat meja di halaman bermain dan para pemimpin sekolah maupun guru mulai mengumpulkan tanda tangan. Seorang guru bersimpati pada praktisi Falun Gong dan menolak untuk menandatangani formulir. Namun, teman baiknya takut guru itu akan terkena masalah, maka dia diam-diam menandatangani formulir untuknya.
Seluruh siswa diminta berbaris. Setelah mereka dihitung, siswa kemudian diminta berjalan ke meja dan menandatangani formulir dengan nama mereka. Pada saat yang sama, tujuh atau delapan guru berdiri di sisi meja mengawasi mereka. Itu seperti “tanda tangan atau jika tidak …” Seorang siswa kelas lima yang praktisi juga dipaksa untuk tandatangan. Setelah dia tandatangan, seorang guru memintanya untuk menceritakan kepada seluruh siswa dan guru apa baiknya Falun Gong. Dia berkata, “Falun Gong memang baik.” “Bagaimana dengan bakar diri di Tiananmen?” mereka kembali bertanya. Siswa itu berkata, “Itu adalah kebohongan.” Pada akhirnya, semua guru dan murid bersumpah untuk “belajar dengan giat dan menegakkan ilmu pengetahuan.” Namun, praktisi kecil itu dikeluarkan dari kelas karena sikapnya terhadap kegiatan tandatangan tersebut. Dia juga diminta berdiri di ruang guru untuk “dididik kembali”. Sekolah akhirnya mendendanya 500 yuan (sekitar 60 dollar AS).
Para siswa itu secara tidak jelas telah berpartisipasi dalam kegiatan menentang Falun Gong bahkan tanpa tahu apa yang tengah mereka lakukan. Bahkan siswa taman kanak-kanak usia enam atau tujuh tahun mencoretkan nama mereka, meskipun baru saja belajar bagaimana menulis nama mereka. Dengan cara ini, pemerintah komunis Tiongkok mencoba menunjukkan kepada dunia betapa rakyat Tiongkok membenci Falun Gong. Tetapi mereka melupakan bahwa anak-anak belum mampu menentukan pilihan yang dipolitisir sedemikian rupa. Sekolah ini ambil bagian dalam apa yang disebut “Sejuta Tanda Tangan.” Demikian pula banyak sekolah lainnya. Siapa yang berani menimbulkan kesulitan dengan tidak menandatanganinya? Tiongkok punya berapa juta orang? Demi agenda politik mereka, Partai Komunis Tiongkok (PKT) bahkan dapat membuat daftar sejuta tandatangan, tetapi apakah itu mewakili?
Di masa lalu, PKT telah menyebarkan desas-desus, menipu rakyat Tiongkok semaunya. Sekarang, mereka telah menyebarkan tipuan yang sama kepada dunia. Mereka telah melobi dan mengelabui orang-orang di dunia, bahkan di PBB.
Saya tidak akan ragu untuk bertanya, “Siapa yang tengah menipu dunia, dan siapa yang tengah menentang kemanusiaan?”
15 April 2001