(Minghui.org) Suami saya sering berbicara kepada ibunya dengan tidak hormat, mengatakan hal-hal seperti: "Tidak ada yang akan menghalangi. Mengapa tidak melompat ke sungai dan bunuh diri." Atau "Pikirkan urusan sendiri. Jangan mengganggu saya."
Awalnya, ketika saya melihatnya menangis, saya mencoba untuk meredakan ketegangan dalam hubungan mereka. Tapi dia mulai membenci saya, karena putranya dianggap masih bayi. Pada saat itu, saya mulai terbiasa dengan gaya mereka dan tetap diam untuk menghindari terlibat dalam konflik mereka.
Ibu mertua saya adalah seorang petani biasa. Dia tidak memiliki penghasilan dan buta huruf. Ayah mertua meninggal pada tahun 2011, dan suami saya adalah anak tunggal mereka. Suatu kali, ketika dia dan saya ada konflik kecil, saya selalu mencoba untuk menahan diri. Saya mengalah karena ingin menjaga citra saya. Tapi konflik itu selalu mengganggu saya.
Pada bulan Oktober 2014, saya dan suami mulai berkultivasi Falun Dafa.
Guru Li Hongzhi mengajarkan kita:
"Kita buka mulut berbicara, selalu berbicara sesuai Xinxing praktisi Gong, tidak berbicara menghasut dan menyebar desas-desus, tidak berbicara yang tidak baik. Selaku orang Xiulian harus mengikuti kriteria Fa guna mengukur diri, pantas atau tidak mengucapkan perkataan ini. Bila pantas diucapkan, diukur dengan Fa sesuai dengan kriteria Xinxing praktisi Gong maka tidak jadi masalah." (Zhuan Falun)
Guru Li Hongzhi juga mengatakan dalam Zhuan Falun:
"Sebagai seorang manusia, jika dapat mengikuti Zhen, Shan, Ren karakter alam semesta, itu barulah seorang yang baik; orang yang menyimpang dari karakter ini adalah manusia yang benar-benar jahat."
Dulu saya berpikir bahwa saya adalah seorang istri dan menantu yang baik karena saya diam selama konflik mereka. Saya dulunya berpikir bahwa saya menahan diri adalah kesabaran. Setelah membaca Zhuan Falun, saya menyadari ada kriteria yang lebih tinggi untuk menilai apakah seseorang itu baik atau buruk.
Saya menyadari tidak memiliki belas kasih dalam cara saya menangani konflik antara suami dan ibunya. Saya tidak benar-benar ingin meredakan ketegangan. Sebaliknya, kadang-kadang, saya ingin melihat mereka bertengkar. Karena saya merasa dia mengganggu saya, kadang-kadang ingin melihat ibu mertua kalah. Kadang-kadang, saya mengatakan hal-hal buruk tentang dirinya kepada suami di belakangnya, yang membuat hubungan mereka semakin buruk.
Perilaku dan sikap terhadap ibu mertua sama sekali tidak selaras dengan prinsip-prinsip Sejati-Baik-Sabar. Saya terkejut menyadari bahwa saya orang yang mengerikan.
Setelah menyadari kekurangan saya, saya berhenti mengeluh tentang dirinya kepada suami. Saya meminta maaf atas perilaku saya di masa lalu dan berjanji akan memperlakukan dia dengan belas kasih.
Suami saya juga berubah. Tidak hanya dia berhenti bersikap kejam terhadap ibunya, tetapi juga ketika ia dikritik, dia tidak membantah.
Ibu mertua melihat kami berubah. Dia berhenti mengeluh dan memuji Falun Dafa yang telah mengubah kami.
Suami saya mengatakan bahwa ia dibesarkan di lingkungan di mana anggota keluarganya akan bertengkar setiap hari. Karena Falun Dafa, keluarga kami sekarang bahagia dan damai.
Saya dulunya sangat pemilih. Saya tahu bagaimana memilih barang yang terbaik dan sering mengajarkan orang lain untuk memilih yang segar, buah-buahan dan sayuran berkualitas tinggi di pasar.
Guru Li Hongzhi mengajarkan kita untuk memikirkan orang lain. Sekarang saya melihat betapa menderitanya para pedagang. Mereka bangun sekitar pukul 04:00 setiap pagi, sepanjang tahun, dan tidak pernah beristirahat. Jadi saya berhenti pilih-pilih dan membayar apa pun yang pertama saya ambil. Kadang-kadang, yang saya ambil adalah sayuran yang daunnya telah dikelupas pelanggan lain, tapi saya tetap membayarnya.
Suatu hari, pedagang berkata kepada saya: "Saya tidak bisa menahan lagi. Saya sudah memperhatikan anda untuk waktu yang lama. Tidak bisakah anda memilih sesuatu yang segar dan bagus? Kenapa anda selalu membayar hal-hal seperti ini? Saya tak tahan jika orang-orang baik dimanfaatkan." Dia mengambilkan saya beberapa kentang yang besar, bersih, dan utuh.
Seorang penjual buah berkata kepada saya: "Saya senang melihat anda di pasar. Anda selalu tersenyum." Saya mengatakan kepada pedagang bahwa alasan saya senang karena saya mengikuti prinsip Sejati-Baik-Sabar.
Sekarang saya melakukan latihan setiap hari dan mencari ke dalam untuk masalah saya sendiri selama konflik. Hati saya, yang kosong, gelisah, memendam kebencian, dan merengek-rengek, telah menjadi penuh damai, bahagia, puas, dan perhatian.
Saya ingin memberitahu semua orang bahwa kita memerlukan Sejati-Baik-Sabar sehingga kita bisa kembali ke diri kita yang sejati.